Deskripsi Moda Transportasi di Kabupaten Pati

Moda Transportasi di Kabupaten Pati

Kabupaten Pati berada di Jalur Pantura Pulau Jawa yang menghubungkan Kota Semarang dan Kota Surabaya. Kota Semarang menjadi simpul jasa dan distribusi yang akan terus berkembang bagi Kabupaten Pati. Kawasan Kabupaten Pati meliputi 31 desa/kelurahan di sebagian besar Kecamatan Pati dan Kecamatan Margorejo, dimana kawasan ini merupakan salah satu Kawasan Strategis Pusat Pertumbuhan Ekonomi dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kabupaten Pati, sehingga kawasan ini menjadi tempat bekerja, tidak hanya penduduk Kabupaten Pati tetapi juga para pekerja yang datang dari kecamatan lain di Kabupaten Pati.

Jaringan transportasi umum yang melayani tujuan ke Kabupaten Pati meliputi rute antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan dalam kabupaten (baik Kabupaten maupun perdesaan). Seluruh jaringan transportasi umum menghubungkan Kabupaten Pati dengan seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Pati.

Peta Kabupaten Pati dan Jaringan Transportasi Umum (RDTR Kabupaten Pati, 2014, RUJTJ Kab.Pati, 2015)

Moda transportasi AKDP menggunakan bus, minibus, serta angkutan dalam kabupaten menggunakan mikro bus umum (MBU) dan mobil penumpang umum (MPU). Rute/trayek yang tersedia meliputi 11 trayek MBU dan 5 trayek MPU. Pemberhentian kendaraan umum biasanya digunakan untuk keperluan naik dan turun penumpang dan penumpang melakukan perpindahan moda. Namun penumpang transportasi umum di Kabupaten Pati dapat naik dan turun di sembarang tempat dalam jaringan rute/trayek, sebagaimana layanan transportasi yang belum tertata dengan baik.

Pemberhentian utama transportasi umum di Kabupaten Pati adalah di Terminal Kembangjoyo/Sleko, Terminal Juwana, dan Terminal Tayu dan Sub-terminal Pasar Puri serta beberapa halte yang disediakan baik di Kabupaten maupun di luar Kabupaten. Terminal Sleko saat memiliki fasilitas dan kualitas pelayanan sudah tidak layak. Fasilitasnya pun telah jauh dari standar yang ada dan telah tidak cukup dalam menampung penumpang yang ada. Kualitas bangunan yang ada di Terminal Sleko juga sudah tidak baik lagi dan banyak yang sudah rusak. Selain itu luas lahan Terminal Sleko yang hanya 8.025 m2 tidak memenuhi syarat sebagai terminal type B sehingga terminal ini tidak akan mudah bila ingin dikembangkan atau direnovasi.

Proyek pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Pati sepanjang 12,38 Km yang dibangun selama 13 tahun ini dan baru rampung sekitar tahun 2019 setidaknya dapat menjadi solusi dalam mengurai keramaian dan kemacetan di beberapa titik lokasi dalam kota seperti pusat kuliner, alun-alun kota maupun tempat perbelanjaan selain itu juga dapat mengurangi potensi rusaknya jalanan provinsi karena menerima beban kendaraan berat. Adanya jalan lingkar ini, Pemerintah Kabupaten Pati punya rencana untuk membangun terminal baru di jalur lingkar selatan dan terminal tersebut bertipe A sesuai dengan tuntutan kebutuhan transportasi masyarakat Kabupaten Pati. Terminal ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan transportasi di kabupaten Pati yang bertujuan untuk menciptakan sistem transportasi di Kabupaten Pati yang efektif, efisien, dan terkendali ke semua arah, dapat mengurangi konsentrasi/kepadatan perjalanan/arus lalu lintas di pusat kota, menjamin kelancaran dan kenyamanan pergerakan manusia atau barang antar wilayah, baik menggunakan intra moda maupun antarmoda dalam kawasan kota dan daerah sekitarnya .

Penggunaan transportasi umum di Kabupaten Pati masih sangat rendah, yaitu sebesar 8%, dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, yaitu : sepeda motor (73%), mobil pribadi (9%), sepeda 6%, dan berjalan kaki 4%. Tingkat operasi kendaraan umum pada masing-masing trayek sebenarnya cukup baik, yaitu sebagian besar di atas 75% (RUJTJ Kab. Pati, 2015). Meskipun tingkat operasi kendaraan umum cukup tinggi, namun faktor muat (load factor) kendaraan umum di Kabupaten Pati sangat rendah, yaitu hanya berkisar antara 20-40%. Jika dilihat pada aspek keterhubungan jaringan transportasi umum, konektivitas jaringan transportasi belum baik.