Makalah Permainan Bulu Tangkis
PERMAINAN BULU TANGKIS
Disusun
Oleh :
1. Angga
Bayu Saputra (01)
2. Silviana
Yusuf (30)
3. Sindy
Putri Triliana (31)
4. Ulfa
Ainun Khoiriyah (34)
Kelas
: X MIPA 1
SMA NEGERI 1 PATI
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang
karena limpahan dan anugerah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik. Serta shalawat beriring salam junjungan Nabi Muhammad SAW
beserta para sahabatnya.
Adapun makalah ini penulis rangkum
dari beberapa sumber yang dapat dipercaya yang sajiannya penulis sajikan dalam
lembar Daftar Pustaka dengan harapan makalah ini dapat menambah pengetahuan
kita tentang Bulu Tangkis.
Penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun tulisan.
Oleh sebab itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran guna lebih
menyempurnakan penulisan makalah pada masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan kita.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan
Penulisan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bulu Tangkis.......................................................................2
2.2 Sejarah Bulu
Tangkis............................................................................2
2.3 Peraturan
Permainan Bulu Tangkis.......................................................4
2.4 Teknik Dasar
Bermain Bulu Tangkis...................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................15
3.2 Saran.....................................................................................................15
Daftar Pustaka..........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permainan
bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia.
Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat
dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua
orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola
mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di
dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh
karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat.
Di
Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas
dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet
bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam
kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas
Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis
yang diraih bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang
panjang, dan membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan,
hingga pembinaan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari
semua pihak, baik dari pemerintah melalui sekolah, maupun dari masyarakat
sangat diperlukan guna pembinaan dan pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya
melalui perkumpulan atau klub. Dari keduanya diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan olahraga, termasuk bulutangkis.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa
Pengertian Bulu Tangkis?
2. Bagaimana
sejarah permaian bulutangkis?
3. Apa saja
peraturan dalam permainan bulutangkis?
4. Apa saja
teknik dasar dalam bermain bulutangkis?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar lebih memahami tentang bulutangkis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bulu Tangkis
Bulu tangkis
adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan bola
kecil. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas
lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar
tertentu. Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan yang di batasi dengan
garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua sama
besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang
ditanam di pinggir lapangan.
permainan
bulutangkis menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang di pukul melewati
sebuah net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau service, yaitu
memukul bola dari petak service kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga
jalan bola menyilang.
2.2 Sejarah
Bulu Tangkis
Olah
raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000
tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi
yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan
ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa
menggunakan tangan.
Di
Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-anak disebut
dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai dayung/tongkat
(Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika
majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan ini. Penduduk
Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka
mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak- anak di
wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh
petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan
jaring/net dan memainkannya secara bersaingan.
Oleh
sebab itu kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan
tersebut juga dikenali sebagai Poona. Para tentara membawa permainan itu
kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang
sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur
mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” Ini melukiskan
permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke
of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan
peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi
Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya
berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulutangkis
menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan
Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara
Skandinavia. Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada,
Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung
sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim
Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama
memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.
Perkembangan
Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bangsa
Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan kemerdekaan, sampai
dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini. Beberapa orang Belanda
membawa jenis cabang. olahraga ini, serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang
belajar dari luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang olahraga ini digemari
masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok
masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya
setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei
1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota
Bandung. Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam
waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan
merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia Bulutangkis.
Hampir
tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur
karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia
internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti prestasi,
tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik
perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi
bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para
pemain Indonesia mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen
internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya.
Oleh
karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang
akan mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi tersebut diberi nama
“Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia
sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan Bulutangkis
Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953
Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak untuk mengikuti
perandingan-pertandingan Internasional.
2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis
Peraturan
permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton Federation).
Beberapa peraturan tersebut adalah :
1. Ukuran
Lapangan
International Badminton Federation (IBF)
saat ini telah berganti nama menjadi Badminton World Federation (BWF) telah
menetapkan ukuran lapangan badminton yang standar internasional yaitu sebagai
berikut:
Panjang lapangan bulutangkis: 13,40 m
Lebar lapangan bulutangkis: 6,10 m
Jarak garis servis depan dengan garis net:
1,98 m
Jarak garis servis tengah dengan garis
samping lapangan: 3,05 m
Jarak garis servis belakang (untuk
permainan ganda) dengan garis belakang lapangan: 0,76 m
Jarak garis samping permainan tunggal
dengan garis pinggir lapangan: 0,46 m
Tinggi tiang net: 1,55 m
Tinggi net: 1,52 m
Ada perbedaan
penggunaan bidang permainan pada pertandingan tunggal dan pertandingan ganda.
Menurut standar dari BWF, yaitu sebagai berikut:
Bidang Permainan
Pada Pertandingan Tunggal
·
Ukuran bidang permainan
tunggal yaitu:
·
Panjang bidang permainan
13,40 m
·
Panjang bidang penerima
servis 4,72 m
·
Lebar bidang permainan
5,18 m
·
Lebar bidang penerima
servis 2,59 m
Bidang Permainan
untuk Pertandingan Double
·
Ukuran bidang permainan ganda sebagai
berikut:
·
Panjang bidang permainan 13,40 m
·
Panjang bidang penerima servis 3,96 m
·
Lebar bidang permainan 6,10 m
·
Lebar bidang penerima servis 3,05 m
2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari
lantai. Tiang harus kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada
garis batas samping lapangan.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan
dijala dengan jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76
cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan
lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai
tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung
oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram
dan mempunyai 14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang
berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang
menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar
menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat
dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.
5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu
permainan di satu sisi lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua
pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang
mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi
yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua
tim/pemain yang berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis
pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
7. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal
putra, terdiri atas 15 angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya.
Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah
mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game).
Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai awal yang ditentukan
dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai
pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah
11 angka. Jika telah dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu
mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak
yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang
bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan pemenang.
Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan
dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada
setiap akhir suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan
ketika nilai akhir mencapai :
1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri
atas 21 poin. Jika kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce
(yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya
22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka
maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka
pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.
8. Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah
sebagai berikut :
a. Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan
servis pertama pemain di bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah
lawan yang berdiri secara diagonal dihadapannya.
b. Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada
di sisi dalam lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.
c. Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja
yang boleh menerima servis. Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain
pasangannya, pihak yang berada disisi dalam mendapat angka.
d. Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis
permulaan atau pertama dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan
servis tersebut.
e. Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak
pada gilirannya atau dari sisi lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan
servis yang memenangkan reli tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus
diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.
9. Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e
berlaku pada pertandingan tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan
tunggal adalah sebagai berikut:
a. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima
servis dari bidang servis kanan hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau
angka genap
pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari
bidang servis kiri bila nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.
b. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang
servis tempat masing-masing pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
10. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi
dalam lapangan akan menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan
dilakukan oleh pemain yang berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima
servis), maka satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam (sisi
lapangan yang melakukan servis).
11. Kesalahan terjadi jika
a. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat
disentuh raket berada di atas ketinggian pinggang pemain; atau salah satu
bagian dari kepala raket berada pada posisi lebih tinggi dari salah satu
bagian tangan pelaku servis yang memegang raket ketika shuttlecock disentuh
raket.
b. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang
servis yang salah yakni ke sisi yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku
servis; atau jatuh di muka garis servis pendek; atau jatuh dibelakang garis
servis panjang; atau jatuh di luar garis batas samping lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang
servisnya, atau kaki penerima servis tidak berada dalam bidang servisnya yang
terletak bersebarangan diagonal dan bidang servis pelaku servis, sampai pukulan
servis selesai dilakukan.
d. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu
pemain melakukan gerak tipu atau pura-pura atau secara sengaja mengejutkan
lawannya.
e. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh
di luar garis batas lapangan, melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh
langit-langit, menyentuh dinding samping, atau menyentuh tubuh atau pakaian
pemain.
f. Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul
sebelum menyeberang ke sisi lapangan pihak yang melakukan pukulan.
g. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh
jaring atau tiang penyangga dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
h. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan
dilakukan atau shuttlecock dipukul dua kali berurutan.
i. Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh
shuttlecock ketika ia berada di dalam atau di luar batas lapangan.
j. Pemain menghalang-halangi lawan.
12. Umum
a. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga
penerima servis dalam keadaan siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan
gerakan untuk menerima servis yang telah dibayangkan.
b. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam
batas bidang servisnya masing-masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini
harus tetap bersentuhan dengan lantai, dalam posisi diam, hingga shuttlecock
disentuh raket.
c. 1) Jika saat servis atau reli, shuttlecock
menyentuh dan tidak melampui jaring, maka hal itu dianggap tidak sah.
2) jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut
pada net, maka diajukan let.
3) jika penerima servis dinyatakan salah karena
bergerak pada saat servis sedang dilakukan, atau karena tidak berada dalam
batas bidang servis yang seharusnya, sementara pada saat yang sama pelaku
servis juga dinyatakan melakukan kesalahan, maka diajukan let.
4) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis
sejak servis terakhir yang benar, tidak dihitung. Pemain yang baru saja
melakukan servis akan melakukan servis ulang, kecuali jika peraturan lain telah
ditetapkan.
d. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak
mengenai shuttlecock, maka ia dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika
shuttlecock tersentuh raket, servis telah dianggap telah dilakukan.
e. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring
dan tetap tersangkut disana, atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi
pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar lapangan; dan pemain lawan menyentuh
jaring atau shuttlecock dengan raket dan tubuhnya, maka tidak ada pinalti,
sebab shuttlecock dianggap dalam permainan.
f. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke
bawah , ketika berada dekat jaring dengan harapan bahwa shuttlecock akan
terpukul kembali olehnya, hal ini dianggap menghalangi
lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault)
atau let, jika hal tersebut terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain
mengajukan hal tersebut, maka wasit harus memberikan keputusan.
13. Kontinuitas Permainan
Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama
hingga akhir pertandingan, ketika tim menang diputuskan, kecuali:
a. Pada internasional Badminton Championship dan Ladies
Internasional Badminton Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat
(tidak lebih dari 5 menit) yakni antara pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu
istirahat dibutuhkan (maksimal 5 menit), yakni antara pertandingan kedua dan
ketiga, baik untuk tunggal, ganda atau keduanya.
c. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain,
wasit dapat menunda permainan hingga waktu yang menurut pertimbangannya
dibutuhkan.
2.4 Teknik
Dasar Bermain Bulu Tangkis
Dalam
bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar permainan kita
tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena menggunakan teknik
yang tepat. Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu tangkis:
A.)Servis
Forehand Pendek
1.Tujuan dari
servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan.Selain
itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.
2.Variasi arah dan
sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis
3.Kok harus
dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek
4.Pada saat
perkenaan dengan kepala raket dan kok,siku dalam keadaan bengkok,untuk
menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan,dan perhatikan peralihan titik
berat badan anda.
5.Cara melatihnya
adalah dengan menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.
B.)Servis Forehand
Tinggi
1.Jenis servis ini
digunakan terutama dalam permainan tunggal
2.Kok harus
dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh
tegak lurus dibagian belakang garis lapangan lawan.
3.Saat memukul kok
kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa kontak
dengan lantai.
4.Perhatikan
gerakan ayuanan raket kebelakang,kedepan dan setelah melakukan pukulan harus
dilakukan dengan sempurna.Serta diikuti gerak peralihan titik berat badan dari
kaki kebelakang kaki depan yang harus berlangsung kontinue dan harmonis.
5.Biasakan selalu
berkonsentrasi sebelum memukul kok
6.Hanya denga
berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah,kita dapat menguasai
tehnik servis forehand tinggi dengan sebaik-baiknya.
B.)Servis Backhand
Pada umumnya
servis ini arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang pemain
lawan.Kok juga sedapat mungkin melayang relatif dekat diatas jaring net.Oleh
karena itu jenis servis ini sering dilakukan oleh pemain ganda.
1.Sikap berdiri
adalah kaki kanan didepan kaki kiri dengan ujung kaki kanan mengarah kesasaran
yang diinginkan.Kedua kaki terbuka selebar pinggul,lutut dibengkokkan sehingga
dengan sikap seperti ini,titik berat badan berada diantara kedua kaki.Jangan
lupa,sikap badan tetap rileks dan penuh konsentrasi.
2.Ayunan raket
relatif pendek sehingga kok hanya didorong dengan bantuan peralihan berat badan
dari belakang kekaki depan.Dengan irama gerak kontinue dan harmonis.Hindari
menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan karena akan mempengaruhi
arah dan akurasi pukulan.
3.Sebelum
melakukan servis perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan sehingga dapat
mengarahkan kok ke sasaran yang tepat dan sesuai dengan perkiraan.
4.Biasakan
berlatih dengan jumlah kok yang banyak dengan berulang-ulang tanpa mengenal
rasa bosan sampai dapat menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan
utuh baik dan sempurna.
Sikap
berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand:
Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua,
yaitu :
1) Servis forehand dilakukan dengan cara pemain
berdiri di sudut depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter
di belakang garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang,
sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok dipukul, berat
badan pindahkan ke depan.
2) Servis backhand dilakukan dengan cara pemain
berdiri di sudut depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter
di belakang garis pendek. Kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, berat
badan berada di tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan pindahkan ke
depan.
Sikap
berdiri pada saat rally
Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi
pemain, apakah ia melakukan serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan
dari mana arah datangnya kok, apakah dari depan, belakang, di atas kepala, di
samping atau di bawah. Sebagai patokan, sikap berdiri pemain tunggal dianjutkan
untuk selalu berdiri di tengah-tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.
Gerak Kaki (Foot Work)
Gerak kaki
atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang mengatur badan untuk
menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam melakukan gerakan memukul
kok sesuai dengan posisinya.
2.4.2 Teknik Pukulan
1. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
1. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
Pukulan Servis Drive
Tujuan dari servis drive adalah memukul kok dengan
cepat, mendatar, dan setipis mungkin melewati net. Sasarannya adalah sudut
titik-titik perpotongan antara garis belakang dengan garis tengah
lapangan. Cara melakukan pukulan servis ini adalah dengan melemparkan kok
agak jauh dari badan. Lengan bergerak bebas dan leluasa dalam mengayunkan
raket.
Pukulan Servis Pendek
Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis
melewati net. Pukulannya mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis servis
depan dengan garis tengah atau garis servis dan garis tepi. Coba Anda lakukan
servis pendek dengan cara berikut ini.
1. Tangan kanan memegang raket dan
tangan kiri memegang kok.
2. Perpindahan berat badan dimulai
dari kaki belakang ke kaki depan.
3. Ayunkan raket dari belakang
setinggi bahu ke depan.
4. Lepaskan kok dan pukullah kok
dengan penuh atau dipotong.
Pukulan Servis Panjang
Servis panjang bertujuan menerbangkan kok
setinggi-tingginya sehingga jatuh ke garis belakang bidang lapangan lawan. Pada
permainan tunggal, servis panjang dilakukan dengan memukul penuh kok. Untuk
melakukan pukulan servis panjang, Anda dapat melakukan cara berikut.
1. Letakkan kaki kiri ke depan.
2. Titik berat badan berada di antara kedua kaki.
3. Ayunkan tangan yang memegang raket ke belakang
sampai setinggi bahu.
4. Pukullah kok setelah ayunan sampai di depan badan
dengan mencambukkan pergelangan tangan.
Pukulan Servis Cambukan
Servis cambukan menerbangkan kok ke belakang. Hasil
pukulan ini bisa membingungkan lawan sehingga kok jatuh tanpa disadari pihak
lawan. Sasaran servis ini adalah sudut perpotongan garis tepi dengan garis
belakang dan sudut perpotongan garis belakang dengan garis tengah. Servis
ini caranya sama dengan servis biasa. Tetapi, pukulan mendadak dicambukkan saat
raket menyentuh kok.
2. Pukulan Lob
2. Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis
yang bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke
belakang garis lapangan lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
a. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang
dilakukan dari atas kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung ke
arah belakang.
b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang
dilakukan dari bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di bawah badan
dan di lambungkan tinggi ke belakang.
3. Pukulan Smash
3. Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan
dengan tenaga keras dan umumnya ditujukan untuk meraih skor yang mengarah
kebawah lapangan lawan pada olahraga bulutangkis, tenis, dan voli.
A. Berikut
adalah saran untuk melakukan smash pada permainan bulutangkis:
1. Jangan gunakan tenaga yang banyak dulu,
konsentrasikan dulu pemakaian tenaga pergelangan tangan.
2. Percepat gerakan memukul kok dengan memakai tenaga
dari pergelangan tangan.
3. Pembangkitan tenaga saat melakukan smash harus
cepat/seketika dan fokuskan perpindahan tenaga dari kepala raket ke kok.
4. Jangan pergunakan tenaga yang banyak sebelum
tekniknya benar.
B. Posisi
pegangan raket (grip) saat melakukan smash:
1. Pegangan (grip) mesti relax dulu
sebab dengan begitu kita baru bisa memakai tenaga pergelangan tangan secara
keras kebawah.
2. Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing- masing pemain, misalnya bahan yang terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
3. Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash gerakan akan menjadi kaku.
2. Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing- masing pemain, misalnya bahan yang terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
3. Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash gerakan akan menjadi kaku.
4. Sebelum smash pegangan grip mesti
relax, per-erat jari-jari tangan hanya pada saat pemukulan kok saja.
5. Posisi badan, kaki, tangan dan
timing harus juga diperhitungkan.
C. Beberapa
tips untuk melakukan smash yang kuat (powerful smash):
1. Kok harus tinggi dan juga berada
di depan badan si pemain.
2. Pada saat memukul kok,
pergelangan tangan memukul dengan cepat kearah bawah dan ke arah dalam, kepala
raket mengenai kok langsung pada posisi tegak lurus terhadap kok.
3. Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan tangan dan pemakaian tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk menambah ledakan dan mempercepat laju kepala raket.
3. Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan tangan dan pemakaian tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk menambah ledakan dan mempercepat laju kepala raket.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permainan
bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia. Permainan
ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya. Permainan
ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh empat orang.
3.2 Saran
Permainan
bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlit yang
berpotensi. Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini
dalam bermain bulutangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Peraturan Permainan Bulu
Tangkis. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/.
Fourtofour, Aris. 2012. Sejarah
Olahraga Bulu Tangkis (Badminton). Di http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-olahraga-bulu-tangkis-badminton.html?m=1.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Di http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-bulutangkis.html?m=1.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Di http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-bulutangkis.html?m=1.
Post a Comment for "Makalah Permainan Bulu Tangkis"
Post a Comment