Resensi Buku : Senyum





Resensi Buku : Senyum - halo sobat anggabays, kali ini saya share resensi buku berjudul Senyum. berikut adalah identitas buku dan resensinya

Judul Novel     : Senyum
Pengarang       : Rajul Wachid
Penerbit          : Nuqthoh
Tahun Terbit   : 2004
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tebal               : 198 Halaman






 
Novel Senyum bertema romantisme. Novel ini mengajak pembacanya untuk ikut serta masuk dan menikmati ceritanya. Didalamnya akan ditemukan coretan- coretan indah penulis menggunakan bahasa- bahasa yang tidak semua orang bisa menorehkan. Kisah ini menceritakan perjangan tokoh utama yaitu Dick Muhib dalam mengejar seorang tambatan hati. Dalam cerita, Dick Muhib adalah seorang pemuda laki- laki yang duduk di bangku kuliahan di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Dalam novel Dick Muhib adalah seorang yang sangat ambisius, romantis, alim, dan berakhlakul karimah. Setiap harinya ia selalu di temani dengan sahabat-

sahabatnya dari beberapa daerah baik perempuan maupun laki- laki. Jika biasanya seorang yang berpendirian teguh dalam agama berpikiran untuk tidak memikirkan masalah percintaan jika belum waktunya. Akan tetapi, justru Dick Muhib berusaha maksimal untuk mencari seorang tambatan hati. Ia sudah bosan hidup sendiri tanpa ditemani seorang kekasih. Ya, kekasih dari Muhib bernama Farhiya. Akan tetapi, Allah mempunyai rencana lain yang jauh lebih indah. Farhiya telah dipanggil ke Rahmatullah. Hal ini yang membuat tokoh utama kalut dalam kesedihan. Hinga akhirnya ia bertemu dengan gadis pujaan hatinya, gadis ayu, sholeha, pintar. 

Gadis itu bernama Suwaeda. Sudah lama Muhib menaruh hati dengan Suwaeda, tetapi Muhib tidak ada keberanian untuk berbicara langsung dengan Suwaeda karena diantara mereka ada ikatan sahabat. Singkat cerita, Suwaeda tidak ingin ada hubungan yang melebihi seorang sahabat meskipun Muhib bersikeras berusaha menyampaikan perasaan melalui berbagai cara. Dari mulai menitipkan surat melalui sahabat dekatnya Zelfire Melati hingga menyampaikan secara langsung. Tetap saja, kekuatan hati seorang Sawaeda tidak bisa dilumpuhkan dengan coretan- coretan tangan yang penuh kiasan. Ia menolak mentah permintaan dari Suwaeda. Betapa hancur hati Muhib setelah ditolak cintanya oleh gadis pujaan hati yang telah lama  ia memendam rasa. Sahabat- sahabatnya berusaha membuat dia untuk tidak larut dalam kesedihan dan melupakan sosok Sawaeda. 

Jika dalam cerita- cerita ada pepatah tresna jalaran saka kulina, mungkin demikian yang dialai Muhib. Seorang Muhib telah dibutakan oleh cinta. Terlalu seringnya ia bertemu dan curhat dengan Marsyed Hanna membuatnya jatuh hatti padanya dan ingin memilikinya. Lagi- lagi Muhib ditolak mentah- mentah oleh sahabatnya itu. Lalu ia bertemu degan beberapa wanita lain yaitu ada Fatmah Roelly dan Sane Mariakoh. Muhib berusaha menyampaikan perasaan kepada keduanya. Dan lagi- lagi ia harus menerima jawaban pahit. Hingga akhirnya ia ada rasa kembali kepada Suwaeda dam pada saat itu juga ia menjalin kasih dengan Farhiya. Keduanya adalah teman kelasnya. Ia harus berbagi kasih dengan keduanya secara sembuyi- sembunyi. Takdir berkata lain, Farhiya harus pergi menghadap Illahi. Perasaan  muhib semakin dilanda kekaluatan hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidak berhubungan dengan siapa- siapa karena telah merasa bersalah dan banyak dosa. Ia memilih untuk kembali istiqamah dalam beribadah kepada Allah. Dan iya mengakhiri kisah cinta semunya dengan senyuman ikhlas. 

Novel ini memiliki keunikan yaitu percakapan antar tokoh dipenuhi dengan bahasa- bahasa kiasan yang mana akan melarutkan pembaca ke dalam cerita. Akan tetapi terdapat banyak salah penulisan kata pada novel ini sehingga mempengaruhi kenyamanan pembaca dalam membanya. Novel ini sangat cocot untuk para remaja yang pada umumnya di usia remaja sudah ada ketertarikan lawan jenis yang menggebu- gebu.
Penulis Resensi : -
tunggu update an artikel yang lain ya sob 

Post a Comment for "Resensi Buku : Senyum"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel