Cerpen : 2045 : Secercah Harapan
2045 : Secercah Harapan
27
tahun yang lalu , Perang Dunia 3 tak terelakan. Korea Utara dengan Rudal nuklir
nya berhasil membumi hanguskan bagian Barat USA. Amerika Serikat langsung
membalas dari Yellowstone sebagai balasan, tetapi Korea Utara berhasil menahan
rudal dan jatuh di perairan Pasifik. Mengakibatkan hancurnya Kepulauan dan
menewaskan 50.000 jiwa. Di waktu yang sama , tempat Konferensi G-20 di
Australia menjadi sasaran utama dari seluruh rencana Dzalim Korea Utara. Negara
macam Indonesia dan Selandia Baru terdampak radiasi tingkat sedang yang cukup
menewaskan 3/10 seluruh penduduk. Semua Presiden di KTT G20 pun tewas,
terkecuali Presiden dari Negara Muslim. Karena ada KTT OKI di waktu bersamaan,
Negara muslim tersebut hanya mengirimkan menteri. KTT OKI pun dibatalkan secara
mendadak usai Rudal Nuklir, para presiden kembali ke hotel masing masing. Dunia
menjadi kalang kabut. NATO melalui USA langsung mengirimkan Rudal balasannya ke
Pyongyang usai kematian Presidennya. Korea Utara mengirimkan Rudal ke Eropa ,
Jepang , Korsel (dengan rudal yang lebih kecil) , Argentina , dan tentunya
Amerika Serikat. Negara Negara berkembang menjadi terdampak radiasi sedang.
Pemerintah Indonesia , langsung membuat pengumuman untuk mengevakuasi penduduk
sebanyak banyaknya.
Pada
saat itu,aku masih berumur 17 tahun. Melihat dunia hancur , aku tidak bias
berbuat apa apa. Aku hanya mengikuti arah yang dimaksud pengumuman. Orang Tua
ku meninggal karena sedang ada pertemuan di Jepang yang tidak lain menjadi
target rudal Korut. Jepang luluhlantak , dari pemberitaan tinggal sepersepuluh
penduduk di Jepang. Disini hanya tinggal Aku dan sepupuku , Dipta. Kami sudah
sampai di Semarang , namun jalan menuju bandara sangat macet. Dengan terpaksa ,
kami lari meninggalkan motor kami. Badai radiasi akan dating ke Indonesia dalam
waktu 30 menit. Di Bandara , kami bersesak sesakan. Aku kehilangan seorang
sepupuku satu satunya. Remaja berpakaian Casual itu menghilang entah kemana. “ Dipta … DIpta….!!!!!! “, ada kira kira ribuan orang
yang memadati Bandara Ahmad Yani. Waktu tersisa 20 menit, seluruh orang
digiring menuju beberapa pesawat yang siap mengudara. Terdapat 20 jenis pesawat
Hercules berkapasitas 100-an orang yang akan mengantarkan kami ke suatu tempat.
Aku yang hanya membawa tas berisikan alat survival seadanya dan benda penting lainnya.
Aku menaiki salah satu pesawat dipandu oleh petugas Bandara dengan cepat.
Tersisa waktu 10 menit , satu persatu pesawat landas menuju tempat yang kami
ketahui. Langit dipenuhi Hercules, kami menjauhi radiasi yang dating dari
selatan. Di langit , kami melihat rakyat yang bingung mau kemana . Mereka hanya
ingin selamat , namun tidak ada waktu lagi untuk mereka. Pada saat kami berada
di Langit Bandung , kami mendengar berita kalau seluruh rakyat yang masih di
Yogyakarta dan sekitarnya, mati. Akhirnya kami mendarat di anak Gunung Salak
yang terdapat landasan pacu menuju ke dalam gunung. Terdapat sekitar 50 pesawat
yang ada di sekitar gunung , kami langsung disuruh masuk ke dalam “ Bunker “ itu. Kami ditempatkan di dalam
Aula Kemerdekaan yang mampu menampung total dari kami. Di Aula itu , aku merasa
bingung harus melakukan apa , memang kami disuruh berdiam disitu karena badai
radiasi akan datang dalam waktu sebentar lagi. Setelah seluruh orang yang
selamat berada di aula. Datanglah Pak Wakil Presiden Yusuf, “ Maafkan kami, Kami tidak bisa
mengangkut seluruh warga yang ada di tempat evakuasi. Karena Badai radiasi yang
akan datang tidak lama lagi, disini kalian bisa selamat setidaknya sampai 30-40
tahun mendatang. Kalian akan mendapatkan perlindungan dari apa saja , Negara
ini membutuhkan kalian untuk tetap Hidup. Kami bersikap Netral dalam Perang ini
, kami tidak ingin jatuh korban yang lebih banyak lagi.Kita berdoa untuk
keluarga kita yang telah tiada dan untuk keamanan kita. Berdoa mulai …. Sekian”. Sambutan Pak Yusuf mendapat
sorakan dan tangisan dari semua orang disini, Karena mereka kehilangan keluarga
dan mungkin segalanya.Di Bunker besar ini, terdapat ratusan kamar yang cukup
menampung kami semua. Seketika, Lampu padam banyak orang yang panik “ Mohon tenang, Badai tidak akan
menghancurkan gunung ini , Kalian akan aman disini , SAYA JAMIN !“
“kriiinggggg” Alarmku berbunyi, jam menunjukkan pukul 04.15 tanda
Shalat Subuh. Aku bergegas mengambil sarung dan pergi menuju Ruang ibadah,
Iqomah telah dilantunkan dan mulailah Shalat Subuh berjamaah. Assalamualaikum
Warahmatullah , Assalamualaikum Warahmatullah . Usai shalat , aku berlari pagi
mengelilingi bunker ini. “ Seperti
biasanya kamu dapat 20 putaran “ , ucap Dipta , “Bagaimana denganmu ? kau kan Pemimpin Tertinggi
Tentara di sini.”balasku ,
“ Ah..
mungkin itu Cuma keberuntunganku” kata dipta ,” Ada yang bisa aku bantu tuan tuan ? “ Celetuk Fatimah , “ Ehem… Dokter baru nih ..” , “ Bisa saja kau Ali ! “ , “ lulusan terbaik pula ! “ , “ Bisa aja kamu Dipta”, “ Sudah ya aku dan ali mau pergi
tugas “ , “ Silahkan tuan tuan “ canda Fatimah. Kami
meninggalkan Fatimah dan segera bersiap siap untuk bertugas. “ Bersiaplah Ali , Akan ada
rapat besar pada hari ini ,”.
“ Semua Prajurit , Kalian akan ditempatkan disekitar
area Eksekutif demi kenyamanan para Dewan dan Presiden Thamrin. Komando
tertinggi saat saya sedang rapat saya serahkan ke Robin. Sekian “. Semua prajurit melaksanakan
tugasnya termasuk aku. Aku ditempatkan di pintu ruang Eksekutif. Jam 10.00 para
Dewan berdatangan, Presiden Thamrin pun masuk terakhir. “ Bagaimana Harimu Ali ? “ ,ucapnya “ Baik Pak “.Rapat berlangsung selama 6 jam itu akhirnya selesai.
Semua Dewan kembali ke urusannya masing- masing. “ Semoga beruntung Ali “ Kata Pak Presiden kepadaku. “Semua Prajurit berkumpul di
markas pukul 18.00 sekarang kalian dapat beristirahat terlebih dahulu” , “ Baik Pak !”. Akhirnya, aku beristirahat di
kamarku sambil membersihkan badan. “ Bagaimana harimu ? apakah letih setelah berdiri 6 jam
? “,kata
Dipta “ ah , itu
biasa kak“ balasku,
“ ini
hampir jam 6 , ayo sholat dulu sebelum ke markas “ saran Dipta, “ OK “.
“ Ini akan menjadi perjalanan panjang bagi kalian, aku
harap 25 orang terpilih ini , tidak memandang remeh tugas ini , karena kita
akan pergi keluar , Saatnya merasakan udara segar !“ Ucap Kapten Dipta. Semua
prajurit yang berjumlah 100 orang tertegun mendengar pernyataan sang kapten. “ Apa yang kamu maksud adalah
kita akan keluar ? ke permukaaan ? “ Tanya Prajurit David.” Benar, prajurit . waktu kita untuk melaksanakan tugas
satu minggu dari sekarang dan aku yang akan memilih siapa yang akan bersamaku !”.” Misi kita adalah menyalakan Generator Listrik dan
Tower Radio di Jatiluhur , disana kita akan mencoba , apakah aman atau tidak
untuk membuat pemukiman . sesuai prediksi ini waktu yang tepat! “ kata Sang Kapten.
SATU
MINGGU KEMUDIAN.
Satu
minggu hampir berlalu. Kapten Dipta mengumumkan siapa saja yang ikut. “ Yang akan melaksanakan tugas
antaralain Sersan Robin , Sersan Ali , Sersan Dwi , Prajurit Alwi , Prajurit
David , Prajurit Allen , Prajurit Kwan , Prajurit Ren , Prajurit Tio , Prajurit
Finn , Prajurit Andi , Prajurit Wahyu , Prajurit Victor , Prajurit Dean ,
Prajurit Husni ,Prajurit Kalla, Prajurit Ivan ,Prajurit Yudhi, Prajurit Setyo
,dan Prajurit Ignis Selesai , Kita akan berangkat besok dengan kekuatan penuh.
Kita akan membuat pemukiman diatas sana ! “ kata Kapten Dipta. “ Kita masuk Robin ! “ , “ Ya , semoga kita berhasil “ .
“ Kalian akan melewati rintangan yang besar , demi umat
manusia disini , demi keluarga kalian yang meninggal di medan perang , dan demi
kalian sendiri . Dengan mengucap bismillah , saya lepas kalian ke alam luar
untuk kehidupan umat !” ucap Pak
Presiden. “ Kita
Bisa !!!!!!” tambah
kapten. “ YAAAAA…. “ sorak semua prajurit “ Semangat Menolak Menyerah !!!”. “ AYO !!! “. Semua Orang yang tinggal di
Bunker menyaksikan sebuah sejarah Manusia di Ruang Bebas . Disana mereka
tentunya ingin menjadi salah satu dari kita . Ya , itulah yang saat ini
kurasakan . Di alam luar ini , tentunya kami ingin yang terbaik untuk bangsa
ini. “ Semua
prajurit , bersiap sekarang ! “ Ucap Kapten Dipta yang disaksikan ribuan orang di
Bunker Gunung Salak. “
Bismillah “
Pintu
1 terbuka , kalian diperkenankan keluar semoga perjalanan kalian menyenangkan …. ( Suara speaker pengumuman )
“Kita harus cepat !, kita tidak tau apa yang terjadi
pada malam hari di luar , bersiaplah beberapa langkah lagi kita akan melihat
dunia “ Kata
Kapten Dipta. Sinar matahari terlihat sedikit demi sedikit . “ wow , sudah lama aku tidak
melihat sinar matahari yang menghangatkan ini “ Kata Sersan Dwi. “ Dunia tampak jauh berbeda dengan apa yang kita lihat
terakhir “ balas
Prajurit Alwi. “ Tuan ,
aku tidak mau merusak nostalgia anda , tapi kita tidak tau apa yang ada disini “ , Kata Prajurit Yudhi .” Benar kata Prajurit Yudhi ,
dulu ada seseorang tewas karena memaksa untuk keluar bunker dan akhirnya
diterkam hewan raksasa “ balas
Sersan Robin , “ Kita
harus tetap bergerak ke Jatiluhur secepatnya “ Sambungku. Kita berjalan dengan membentuk formasi. “ lihat , ada kuda disana “ Kata Ignis , “ Astaqfirullah , dia berkepala
dua “ kataku ,
“ perlukah
menembaknya Komandan ?” Tanya
Ignis. “ Tidak
usah prajurit , kita harus menghemat senjata kita , selama dia tidak menyerang” kata Kapten Dipta.” Dipta kepada Bunker Dipta
kepada Bunker masuk … “ , “ Bunker kepada Dipta masuk.. “ , “ Sudah 3 jam kami diluar dan
belum ada tanda tanda penyakit radiasi “ Kata Dipta ke WalkieTalkie , “ Pertanda bagus , tapi kalian
akan kehilangan komunikasi setelah beberapa mil dari sini.” , “ Baik , kami sudah siap pak !” kata Kapten Dipta. Komunikasi
pun berhenti. “ Kalian
semua pasti mendengarnya kan ? Komunikasi kita akan terputus , jadi kita harus
bersiap menghadapi segala kemungkinan” kata Kapten kepada kami, “ Siap !!”.
“ Sudah Maghrib , disana ada ada bangunan , kita
istirahat disana saja. “ Kata
Kapten Dipta. Kami berjalan dengan waspada , mungkin saja disana ada hewan buas
, atau makhluk aneh. “ Prajurit
Alwi dan Ignis kalian menyisir area barat bangunan ini , Prajurit Yudhi dan
Setyo , kalian Utara , Prajurit Wahyu dan Victor Selatan , Prajurit Husni dan
Andi bagian timur , sisanya membantu mempersiapkan Tempat Istirahat dan
beribadah , Mengerti ? …” , “ Siap Komandan !!”. Akupun mempersiapkan api
unggun untuk menghangatkan diri dibantu Finn dan Dean. Kami mengumpulkan kayu
yang ada disekitar. “ Kapten
Dipta , kami baru saja terhubung dengan bunker, seperti yang anda tugaskan , “ Terima kasih Prajurit Tio.”. “ Dipta kepada Bunker masuk…” , “ Bun….. ….da ….ta mas… , bagai…. Ma…. Kal…. ? “ , “ Kami masih bertahan “, “ Syu…..lah”. “ Kami akan menghubungi bunker jika membutuhkan sekian “.” Ba….laa…hhh”. “Setelah melaksanakan tugas , kalian dapat beristirahat
dan jaga selama 2 jam ".
Esok
pun menyongsong kami. "Setelah Shalat Subuh , kalian harus bersiap siap
melanjutkan perjalanan , mengerti ? " , tanya kapten , "Siap Mengerti
! ". Kami pun berusaha membersihkan area bangunan. Setelah semua siap ,
perjalanan dilanjutkan. Dengan perbekalan yang masih cukup , kami melanjutkan
perjalanan. "Bagaimana cuaca hari ini , Yudha ? "tanya ku basa basi
ke yudha "baik saja "jawabnya murung , "ada apa yudha ? Kau
tampak murung ? "tanyaku kembali. "sudahlah dia mungkin teringat
ayahnya "celetuk Ignis. "Jangan begitu ignis"jawabku , "aku
melihat sesosok misterius membawa anak panah di punggungnya , dia sangat cepat
dan mungkin itulah yang membunuh ayahku "ucap yudha , "Apa benar
Setyo , kalau ada sosok itu ? "tanya Sersan robin . "Benar Sersan ,
dia tampak mengerikan "jawabnya , "kita harus mewasdainya kapten
"usul robin , "bukankah kita memang harus wqspada ? "Balas
Dipta.
Ngggiiiiieeeetttt
, crottt . "aaaaaaaahhhhhhhhh ", "ada apa sersan Robin ?
"tanya Kapten Dipta , “Ada anak panah dari arah sana !!!!!!!! "jawab Dwi , "Pasukan bertahan !!, lindungi robin dan kembali dengan perlahan ke
bangunan sebelumnya !!!, sebelum kita menjadi target
mereka , jika ada kesempatan serang balik dengan senapan
kita , cepat !!!!!! Moveee moveee !!!!!! "perintang Sang kapten. Jujur aku
kaget dengan apa yang terjadi , apakah masih ada orang yang hidup setelah
terkena radiasi ? entahlah , aku harus fokus. Dengan
formasi bertahan kami kembali ke bangunan yang kami gunakan. "kalian akan
terbentuk 5 tim untuk melindungi bangunan ini ! 1 untuk medis , cepat !
Lindungi markas ini ! Moveeeee moveeee ! ", gegas sang kapten setelah berhasil masuk ke bangunan. Aku ,
Yudha , dan Wahyu berusaha melindungi markas di sisi
selatan. "mereka menghilang ! ", "Dimana mereka ? " ,
"Perhatikan pohon pohon disekitar kalian ! "perintahku ke yudha dan
wahyu. Doooorrrrr , suara tembakan mengenai musuh yang berada di pohon.” Hati hati , kita tidak tahu berurusan dengan siapa kita “, kataku. Musuh pun
terjatuh
karena peluru panas mengenai tangannya , walaupun sudah tertembak , aku belum bisa memastikan itu siapa karena ia mengenakan penutup kepala.
Selama
6 jam , belum ada penyerangan dari musuh yang membahayakan markas. Akhirnya aku mengambil tubuh musuh yang
tergeletak karena tembakan tadi . "Dipta , timku berhasil menembak satu musuh ",jawabku
saat pergantian penjagaan. "Taruh dia di ruangan sana , ikatkan di dinding
, dia masih hidup ", suruhnya.Aku ikat dan lepas
penutup yang ada di kepalanya.
"ternyata , ada manusia yang hidup selain kita "ucapku terheran heran , "mungkin dia memiliki suku
suku sendiri , kita harus waspada ,oh ya , keadaan Robin membaik , Alwi melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai medis "kata
Dipta , "Oh Syukurlah , kita juga harus bersiap menghadapi apa yang
terjadi esok hari "kataku. "kita masih ada banyak granat , dan kita
bisa tanam ranjau, itu semua sudah kuperintahkan ke pasukan "ucapnya. "panggilkan Kalla dan Victor untuk menjaga
orang asing ini, jika ia bangun panggil aku.",pungkas dipta.
"OK ".
Malam
yang dinginpun terlewati dengan adanya orang
asing di kamp. Kami
juga menjalankan tugas shift jaga guna mengawasi markas ini. "Lapor , kami sudah menanamkan
ranjau sampai perbatasan sana, mungkin ini bisa memperlambat musuh. "kata Kwan. "Kerja bagus , sekarang kamu
boleh beristirahat , panggil Prajurit David guna menggantikanmu jaga. "kata Kapten.” Bagaimana keadaan ranjau ? “ tanyaku. “ Dengan
adanya ranjau mungkin cukup mengalahkan mereka yang masih menggunakan senjata
primitif.” Kata Kapten. “Mereka mungkin suku yang sangat terlatih dalam peradaban
manusia , kau bisa lihatkan mengapa mereka masih ada ? padahal kita membutuhkan
bunker setebal beberapa ratus meter , sedangkan mereka mungkin hanya bertahan
di goa-goa .“ Jelas Kapten. “ Ayo bergegas shalat Subuh Ali , ini sudah waktunya “.
Matahari perlahan menyinari kami , dalam pukul
05.00 keadaan sangat sunyi disini , berbeda dengan keramaian bunker yang ramai
dengan lantunan ayat ayat Suci Al-Qur’an.”Mengingatkanmu pada bunker Ali ?”, tanya Kapten kepadaku. “Iya , aku rindu dengan anakku “. Tiba-tiba Victor datang melapor."Komandan lapor , ada berita buruk. Kami melihat banyak obor yang menuju kesini , ada
sekitar 200 pasukan yang kami lihat.! "."kita harus bergegas ,pasukan bersiap ! seluruh prajurit pada posisi masing masing ! "perintah sang kapten lewat WalkieTalkie.
Ternyata
banyak musuh yang membawa kuda dan pasukan panah , namun satu
persatu tumbang karena ada ranjau tanam. "tetap tembak semua !!!!! "kataku ketimku ,” bagaimana keadaan di atas David ? “ , “
terkendali Kapten “. “ Kapten , orang asing yang tertangkap kemarin sudah sadar
!!. “ , kata Prajurit Kalla ke Kapten.
“ Bawa aku ke ruang bawah sekarang
!”. "musuh mendekat jarak tinggal 300m !!!!!
" , "Pakai Granat !!!!! "dooorrrdd , duaaaaar , "semua
berhasil kena komandan !!!! " , “"awas anak
panah berapi
!!!!!!! " , “
Prajurit David , lindungi kami dari atas !!!” kataku lewat WT. “ Roger “ , “ Wahyu , Yudha , perhatikan musuh baik baik , mereka
mungkin akan beradu fisik denganmu !!! “. “ Gawat , mereka masih banyak ,
ranjaunya sudah habis !!!” , kata
prajurit Wahyu. “ Mundur kedalam bangunan , cepat
!!” kataku. “ Sersan Ali , gunakan granat yang tersisa untuk membuat
bom besar , kita akan berlindung dibawah
!!.”Perintah Kapten Dipta kepadaku. “ Oke , lindungilah aku ,!!!.”. Aku membuat bom besar bersama Yudha dengan secepatnya. “ kita tidak bisa menahan lagi kapten , Pasukan musuh
masih banyak ! “ kata Prajurit Husni sebagai
Sniper dengan David. “ Bom sebentar lagi jadi ,
lindungilah pasukan ke ruang bawah tanah !!! “ Kata Kapten.” Kapten
orang asing itu bicara apa ? “
tanyaku menyempatkan. “ nanti akan kuberitahu ,
aku harus fokus melindungimu , cepat bagaimana bom nya ? .“ tanya Kapten kepadaku. “ sudah jadi , aku akan pasang disekitar sini !!” kataku. “ Tio ,
Kwan , Ignis , dan Sersan Dwi lindungilah Ali dan Yudha untuk memasang bom !!!”, “ Roger
that !!”. Setelah kupasang bom
disekitarnya tinggal kupencet tombolnya.
“ Awas panah Kapten!!!!!” , “Arrrrgggghhhhh”, "Kapten
Dipta....!!!!! " , "Medis cepat " , Kapten Terkena anak panah di dadanya. "kaaapltttteeeennn !!!!! ",
"musuh mendekat tersisa sedikit , cepat bawa masuk kapten
dan masuk semuanya !, diluar sudah kupasangi bom akan kuhabisi mereka
!"kataku . musuh tersisa berhasil masuk ke depan markas dan tidak ada waktu lagi untuk ke bawah. “ Semua aman dibawah sini , segera pencet tombolnya Ali !.”Ini , pencet tombolnya sekarang ! , aku membantu Alwi
untuk selamatkan nyawa Kapten !”.Alhasil
dipencetlah tombol oleh Sersan Dwi. Seketika suara bergemuruh datang dari atas.
Kami terlindungi berkat lapisan beton diatas. Setelah 10 menit tidak ada suara
perlawanan lagi , kami keluar dengan keadaan Kapten yang berbaring lemah.
Ledakan itu menghanguskan puluhan orang. “ Bagaimana keadaan Kapten Dipta dan Sersan Robin ? .” tanyaku ke Alwi. “ mereka cukup kuat sampai kita kembali ke Bunker. “ Mungkin kita masih bermalam disini , dan kita kehabisan
stok senjata, bagaimana pendapatmu ? “, tanya Sersan Dwi kepadaku. “ Kita
akan bermalam disini , terlalu berisiko untuk bermalam di luar sana. Disini
kita juga akan mengungkap , siapa mereka dengan menanyai Orang asing itu.”, jelasku. “
sebelum malam tiba , kalian dapat berburu makanan atau mencari sumber air
disekitar sini , waktu kalian tinggal 2 jam untuk melaksanakan tugas , ini. Aku
,Sersan Dwi, serta Tim 1 bertugas mengawasi dan menanyai Orang asing itu , Tim
2,3,4,dan 5 melaksanakan tugas !.”, “Siap !!!”.
Kami bergegas menanyai orang asing itu. “ Mengapa kalian menyerang kami pada kemarin ?. “,kataku. “ Apakah
dia bisa berbicara Indonesia Prajurit Kalla ?.” , tanya Sersan Dwi. “ Tidak , kemarin dia berbicara bahasa aneh , hanya Kapten
Dipta yang mengerti apa yang ia katakan.”. “ Bagaimana kalau kita tawan
sampai ke Bunker ? “, “ ide bagus Sersan Ali , tapi bagaimana kalau ada serangan
balasan yang lebih besar dari ini ?”. “ Mungkin saja , tapi dibunker kita memiliki armada yang
kuat , apakah mereka memiliki F-16 ? “,” Bukan itu yang kutakutkan Sersan
Ali , bisa saja mereka memiliki hubungan dengan CERN yang menyerang sistem
pertahanan kita beberapa waktu lalu ? “.” Kita tawan sampai bunker dulu”.
Malam usai perang terlewati dengan kesunyian yang
sangat mendalam. Dinginnya udara pada saat ini membuatku rindu dengan bunker
kembali. Aku sudah mempersiapkan jadwal shift guna mengawasi malam lagi. Tanpa Sersan
Robin dan Kapten Dipta yang masih terbaring menunggu datangnya esok hari.
Perang
singkat itu usai , terjadi banyak hal pada kemarin , kami memutuskan kembali ke Bunker guna menyampaikan
hasil operasi ini , Kapten Dipta tidak bisa bertahan lama lama tanpa adanya
medis bunker. Dalam perjalanan kembali yang kupimpin terasa sunyi karena dua senior masih terkapar. Perjalanan menuju bunker memangkas
waktu 6 – 8 jam. Komunikasi dengan
bunkerpun perlahan normal. Kami mengabarkan seluruh kejadian yang kami alami.
Bunker pun bersyukur kami masih selamat dan memperbolehkan membawa tawanan.
Sesampinya di bunker , aku mewakili tentara untuk berbicara
didepan dewan dan Pak Presiden. "Ada secercah harapan untuk kita dalam membangun kehidupan di permukaaan luar , kita harus memperjuangkan nasib kita ,
dengan pengorbanan kedua senior kami yang masih kritis, mereka
berjuang untuk negara ini jadi jangan sia siakan jasa mereka !. ",
jelasku ke dewan rapat. Aku juga menjelaskan kalau masih ada suku suku lain di permukaan. Mereka
pun siap jika ada halangan. “ Dengan ini aku memutuskan
untuk membangun pemukiman di permukaan dan bersiap menghadapi musuh apapun yang
terjadi , setelah itu perlahan kita membangun lagi kekuatan Negara kita !.”, Jelas Presiden Thamrin.
Akhirnya
Rapat menyetujui untuk membangun pemukiman di sekitar bunker terlebih dahulu.
Dalam waktu 6 bulan kami sudah membersihkan area sekitar gunung untuk dibuat
pemukiman. Dan Kapten Dipta meninggal 2
bulan setelah perang karena sakit akibat perang dan mewasiatkan aku agar Husein
( anaknya ) dirawat menjadi anak yang pemberani seperti ibunya yang hilang. Dan
Sersan Robin-lah yang menggantikan Kapten Dipta. Dipta , mungkin kita harus
bersiap berpisah semenjak Peranh Nuklir 27 tahun lalu.
Post a Comment for "Cerpen : 2045 : Secercah Harapan"
Post a Comment