Cerpen : Berawal Dari Tugas
Berawal Dari Tugas
Betapa menyenangkannya menjadi orang kaya.
Hidup serba berkecukupan. Apapun yang diinginkan akan terpenuhi. Karena semua
sudah tersedia. Seperti halnya Lugas. Seorang anak orang kaya yang menjadi buah
bibir di sekolah barunya. Lugas memiliki seorang sahabat yang sangat setia
menemaninya dalam menghadapi lika liku kehidupan. Tidak jauh dari rumahnya,
Junda sahabat Lugas tinggal di kampung dekat rumah Lugas, hanya saja dipisahkan
oleh RT saja. Junda hanya anak orang sederhana, dia kalau sekolah selalu nebeng
sama Lugas karena tidak mempunyai motor sendiri. Berbeda dengan Lugas yang punya
motor yang keren.
“Mana nih si Lugas kok gak barengin aku
padahal sudah jam segini” ujar Junda. Tidak lama kemudian Lugas sampai ke rumah
Junda. “Sorry Jun agak terlambat, bangun kesiangan” seru Lugas. “Santai aja
kali. Eh ini kan baru pertama kali masuk sekolah baru, gimana perasaan lo” tanya Junda. “Biasa aja sih, paling nanti ada
Masa Orientasi Siswa” jawab Lugas. “Ya pasti lah kalo itu” tegas Junda. “Ayo
berangkat” seru Lugas. Mereka pun langsung menuju ke sekolah.
Sampai sekolah Lugas
datang dengan motor kerennya sambil boncengin si Junda menjadi pusat perhatian
teman-teman barunya. “eh terasa gak kalo kita jadi pusat perhatian” seru Junda.
“terasa lah, palingan kagum sama lu hehe” canda Lugas. “yang bener tuh kagum
sama lo dan motor lo” seru Junda. “sudahlah kita langsung cari kelas kita saja”
ajak Lugas. Junda lihat dari kejauhan ada yang sedang ramai-ramai di
dekat ruang TU. “eh gas itu ada rame-rame kita kesana yok” ajak Junda. Ternyata
udah ada selembaran-selembaran kertas yang berisi nama nama siswa siswi baru, untuk
pembagian kelas selama MOS. “kita satu gugus nih Jun” ternyata mereka satu
gugus di Gugus 5. Junda lalu bertanya ke kakak OSIS yang ada disekitar sana. ”gugus
5 itu di kelas apa ya kak?” tanya Junda. “itu disana di kelas X-S-2” terang
kakak OSIS sambil menunjuk kelasnya.
Mereka jalan ke kelas tersebut dan
masuk, lalu mereka duduk bersampingan. Tidak lama kemudian masuk dua kakak OSIS,
satu perempuan dan satu laki-laki. Mereka akan jadi kakak PJ selama MOS berlangsung. Mereka bernama Lita
dan Fakhri. Kakak PJ yaitu kakak penanggung jawab. “cantik juga ya kak Lita” bisik
Lugas kepada Junda. “kamu mah siapa aja bilang cantik” balas Junda. Lalu ada
kakak OSIS yang masuk lagi, sempat ngomel karena belom ada ketua gugusnya.
“siapa sih itu sok-sok an banget” gerutu Lugas. “dari nametagnya sih namanya
Reno” jawab Junda.
Setelah itu ada pembekalan untuk
mempersiapkan barang-barang bawaan untuk keesokan harinya. Mereka disuruh buat
nametag seperti karikatur orang, topi pantai yang suruh dibuat dari bola bekas,
buat tas dari kaos bekas, dan talinya dari ban dalem yang dikepang, terus
kalung yang dari sedotan yang dibuat bentuk bunga sedotan, makanan-makanan yang
harus dibawa, dengan dikasih nama-nama aneh, kayak chikimall,coklat bakso china
ditempat minuman, teh buah hijau, dan lainnya. “gila banget nih tugasnya” keluh
Lugas. “sudahlah dikerjain aja, toh juga seumur hidup dilakuin sekali aja”
jawab Junda. Akhirnya setelah pembekalan MOS selesai, gugus 5 diberi buku MOS
2017 di dalam buku itu, peserta MOS harus mengisi tanda tangan kakak-kakak
Osisnya, minimal 40 tanda tangan. Sama kakak-kakak PJ. “ini apalagi tugas
gajelas nyari tanda tangan segala, emang mereka itu siapa” gerutu Lugas. “biar
kenal sama kakak kelas juga gas” jawab Junda. Setelah pemberian buku MOS 2017, dan
dijelaskan untuk pembekalan keesokan harinya. Mereka diperbolehkan untuk
kembali kerumah untuk buat dan mempersiapkan buat MOS hari selanjutnya.
Saat sudah di luar kelas tiba-tiba
Lita menghampiri Lugas. “Eh kamu tadi saat dibacain tugas-tugasnya kaya
gaksenang, kenapa?” tanya Lita. “Biyasaaja sih” jawab Lugas dengan cuek. “Awas
ya kalo besok tugasnya gak dikerjain” ancam Lita kemudian langsung pergi. “Kayaknya
Kak Lita merhatiin lo deh gas, atau jangan-jangan Kak Lita suka sama lo” seru
Junda sambil cengengesan. “Lumayan juga sih kalo iya, hehehe” jawab Lugas. Kemudian
mereka menuju parkir motor lalu pulang guna mempersiapkan tugas-tugas yang
harus diselesaikan.
Alarm berbunyi Lugas pun bangun dari
tidurnya. “krinnggg” “duh ngantuk banget, udah jam segini lagi” keluh Lugas
yang semalam habis ngerjain tugasnya. Kemudian Lugas bergegas menyiapkan diri
untuk pergi sekolah. Tak lupa Lugas menghampiri Junda di rumahnya. Sesampai di
rumah Junda. “Gas lo sudah selesai tugasnya” tanya Junda. “Sudah dong, semalam
gue lembur” jawab Lugas. “kalo gue sih dibantu sama ayah gue, jadi gaksampe
lembur” terang Junda. “yok berangkat” ajak Lugas.
Sampai di sekolah, tidak lama sekitar
jam 7 pagi dilasanakan apel pagi, setelah apel mereka masuk kelas gugusnya.
Dikelas, setiap siswa memperkenalakan diri maju ke depan kelas satu per satu
dengan menyebutkan nama, asal sekolah, dan hobi. Tidak lama ada kakak OSIS
datang untuk ngecek atribut yangdipakai setiap siswa benar atau salah. “Ini apa
sabuknya kok gak sabuk sekolah” tegas Kakak OSIS. “Maaf kak sabuk sekolah saya
hilang” jawab Junda. “saya gamautau besok gak ada lagi yang atributnya gak
lengkap” tegas Kakak OSIS ke semua siswa.
Tidak lama kemudian, bel istirahat
berbunyi tanda waktu istirahat. Lugas bergegas mencari Kakak OSIS untuk
dimintai tanda tangannya. Lugas melihat dari kejauhan ada Kak Lita di koridor
atas, Lugas kemudian menghampirinya. “Kak permisi, boleh minta waktunya buat
minta tanda tangan?” tanya Lugas. “Boleh kok, duduk disana aja ya” minta Lita.
Lalu mereka duduk berhadapan. “Nama kamu siapa dari gugus berapa?” tanya Lita. “Nama
saya Lugas Feraldi biasa dipanggil Lugas dari gugus 5 kak.” Jawab Lugas. “Saya
mau tanya, manfaat cari tanda tangan gini buat apa sih?” tanya Lita. “Menurut
saya sih biar kenal sama semua anggota OSIS, biar nanti kalo minta bantuan sama
kakak OSIS udah kenal” jawab Lugas. “Oke juga jawabanmu” jawab Lita sambil
kasih tanda tangan. Setelah ngobrol panjang lebar sama Lita bel masuk berbunyi
dan Lugas menuju kelas.
Sebelum pulang, dilakukan apelsiang
sekaligus apel penutupan kegiatan MOS. Tiba-tiba setelah apel Kak Reno
menghampiri Lugas. “Eh lo tadi minta tanda tangan Lita kok lama banget ngapain
aja” tanya Reno dengan nada tinggi. “Cuma ngobrol biasa aja” jawab Lugas. “awas
ya kalo lo sampe deket-deket sama Lita lagi” ancam Reno kemudian pergi begitu
saja. Datang Junda menghampiri Lugas. “lo tadi habis diapain Kak Reno, kok
mukanya serem banget” tanya Junda. “tadi gue Cuma ngobrol-ngobrol sama Kak
Lita, Kak Reno tidak terima” jawab Lugas. “ya iyalah Kak Reno kan pacarnya Kak
Lita” jawab Junda. “ah masa bodoh” jawab Lugas gak peduli. “saran gue sih
jangan deketin Kak Lita lagi, soalnya denger-denger Kak Reno punya geng yang
brandal, bisa habis lo” terang Junda. “udahlah ayo pulang” jawab Lugas kemudian
mereka pulang.
Keesokan harinya seperti biasa Lugas
dan Junda berangkat bersama. Setelah sampai sekolah Junda melihat ada
ramai-ramai di depan ruang TU. Rupanya ada selembaranpembagian kelas tetap
selama satu tahun. Setelah dicari rupanya Lugas tidak satu kelas sama Junda.
Kemudian mereka menuju kelas masing-masing. Sekolah berjalan seperti biasa.
Bel pulang pun berbunyi. Karena tidak
satu kelas dan Junda ada tugas. Lugas pulang sendirian. Saat sampe parkir
sekolah Lita menghampiri Lugas. “Lugas, boleh gak nebeng pulang bareng?” tanya Lita.
“boleh sih kak, tapi gaada yang marah kan?” tanya Lugas. “gak adadeh” jawab
Lita. “oke ayo kak” ajak Lugas. “btw panggil aja Lita, masa beda setahun
dipanggil kak kaya beda jauh aja” seru Lita. “oke deh” jawab Lugas.
Sesampai di rumahnya Lita bertanya
sama Lugas. “nanti malam ada acara gak?” tanya Lita. “gaada” jawab Lugas. “nanti
malan temenin beli buku bisa gak?” tanya Lita. “bisa kok” jawab Lugas. “oke
makasih ya udah dianter pulang” seru Lita. “sama-sama” jawab Lugas kemudian
pulang.
Malam pun tiba, Lugas kemudian
bergegas menyiapkan diri lalu berangkat menuju ke rumahnya Lita. Sampai di
rumahnya Lita kemudian mereka menuju ke toko buku. Setelah itu mereka makan
bareng di sebuah restoran. Tidak disangka Reno mengetahui bahwa Lita makan
bareng Lugas. Setelah selesai makan Lugas mengantarkan Lita ke rumahnya. Sampai
di rumah Lita mereka sempat ngobrol lumayan lama. Kemudian Lugas pulang. Saat
di perjalanan Lugas dicegat oleh segerombolan orang gak dikenal. Ketika Lugas
turun dari motor orang-orang tersebut kemudian mengeroyok Lugas sampai tewas.
Keesokan harinya Junda mendapat kabar
dari ayah Lugas bahwa Lugas sudah meninggal.Junda kaget tidak percaya kemudian
Junda bergegas pergi ke rumah Lugas. Sesampai di rumah Lugas, Junda tidak kuat
menahan tangisnya karena benar sudah banyak orang melayat di rumah Lugas. Junda
menyesali kenapa Lugas pergi secepat itu. Junda mengikuti semua proses
pemakaman Lugas.
Keesokan harinya Junda pergi ke kantor
polisi untuk mengetahui siapa yang tega mengeroyok Lugas. Tiba di kantor polisi
Junda bertanya ke salah satu polisi yang menangani kasus Lugas. Usut punya usut
ternyata dalang dari kejadian ini adalah Reno. Junda tidak habis pikir hanya
karena tidak terima pacarnya jalan sama Lugas sampe berbuat setega itu. Orang-
orang yang mengeroyok Lugas adalah orang bayaran Reno. Junda hanya bisa berdoa
untuk Lugas supaya diterima semua amal perbuatannya dan untuk Reno semoga
diberi kesadaran supaya tidak terulang kejadian seperti ini.
Post a Comment for "Cerpen : Berawal Dari Tugas"
Post a Comment