Cerpen : Perjuangan Tanpa Batas
Perjuangan Tanpa Batas
Perkenalkan, Reval, Bobby, dan
Zelia. Tiga orang pahlawan kecil yang berjuang menghadapi kerasnya hidup. Tiga
orang pahlawan kecil yang setiap hari turun ke jalanan menerpa teriknya panas
matahari demi memperoleh uang untuk membantu orang tuanya. Tiga orang pahlawan
kecil yang tak pernah mengenal kata menyerah. Meskipun setiap hari sepulang
sekolah mereka turun ke jalanan untuk menjual koran, mereka tak pernah lupa
kewajiban mereka untuk terus belajar demi menggapai impian dan cita - citanya.
Suatu hari di kolong jembatan , mereka
melepas penat sejenak
"Bobby
, kamu besok kalo udah gede mau jadi apa ? " tanya Reval sambil
menggambar.
"Besok
kalo aku udah gede aku mau jadi penulis." Balas Bobby sambil menulis.
" Kalo kamu zel ? Mau jadi apa ? "
tanya Reval kepada Zelia.
"Aku mau jadi penari, terus aku mau buat
sanggar tari. " balasnya sambil
menari.
" Kalo aku mau jadi arsitek " ucap
Reval.
“Kalo
kita udah besar kita harus jadi orang sukses, kalo kita sukses jangan lupa sama
persahabatan kita ya.” Ucap Bobby kepada
Reval dan Zelia.
“Aku nggak mau kalo udah besar jadi orang
susah, aku mau kalo udah besar jadi orang sukses terus bisa bantu orang yang
sukses.” Ucap Zelia kepada Bobby dan Reval.
Tak
terasa sinar matahari perlahan lenyap hingga menyisakan siluet di sore hari
ini. “ Udah ah pulang yuk !” seru Reval dan Zelia. Keceriaan mereka menutup
hari yang keras ini.
Matahari
manampakkan sinar merahnya pagi ini. Kerasnya hidup menyambut mereka seperti
hari hari sebelumnya. Dengan penuh semangat Reval,Bobby, dan Zelia menapakkan
sepatu kumalnya diatas tanah menuju sekolahnya. Waktu terus berjalan hingga
matahari telah berada tepat diatas kepala, bel sekolahnya berbunyi dan mereka
pun siap melawan kerasnya hidup, lagi. Namun kali ini bukan hari yang mereka
harapkan , mendung menutupi sang mentari dan menjatuhkan airnya ke bumi.
”Yahh, hujan deh.” Ucap Zelia dengan raut
wajah kecewa.
“Nggak papa, kata ibuku kita harus selalu
mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan.” Balas Reval.
Sore
ini mereka akhiri dengan raut wajah kecewa. Mereka tidak mendapatkan apapun
hari ini. Mungkin sang Pencipta tak ingin mereka menerjang kerasnya hidup hari
ini.
Pagi
ini matahari seolah tersenyum lebar. Mereka mendapatkan balasan atas semua
kerja keras mereka
“ Yay !! akhirnya kita mendapat beasiswa
!!! “ teriak Reval dengan penuh kegirangan
15
tahun mereka lewati dengan penuh perjuangan, hingga saat ini impian, cita –
cita yang mereka inginkan berbuah manis kali ini. Reval berhasil menjadi
arsitek ternama. Bobby kini menjadi penulis terkenal, hingga telah membuat
puluhan buku karyanya. Dan Zelia kini menjadi penari hingga sampai ke kancah
internasional dan telah mendirikan sanggar tari di berbagai daerah.
“
Tut… tut… tut….” Suara dering telpon dari Reval
“
Hai, Val ada apa ? Tumben nih kamu nelpon aku siang siang gini. “ Ucap Zelia
kepada Reval
“
Enggak, nggak ada apa apa kok. Eh iya nanti malem kamu sibuk nggak ? Kalo
enggak kumpul yuk. “ ajak Reval
“
Emmm, enggak sih. Sama siapa aja ?” Jawab Zelia
“
Yahhh, sok lupa ya ? seperti biasalah. Tapi kamu yang ajak Bobby ya.” Canda
Reval
“
Kamu itu dari dulu nggak pernah berubah ya, tetep aja nggak mau modal. Okelah.
“ Balas Zelia
“
Hahaha, udahlah kamu kan baik. “ Balas Reval
“
Eh tapi dimana ?” Tanya Zelia
“
Ada lah pokoknya, nanti alamatnya aku kirim ya, tempatnya bagus kok. “ ucap
Reval
“
Oke !!!” balas Zelia
“ Hai Zel ! udah lama nih ? ” Tanya
Bobby.
“ Enggak, ini baru nyampe tadi,”
Jawab Zelia
“Terus mana si Reval ?” Tanya Bobby
lagi.
“ Biasalah, dia yang ngajakin dia
juga yang telat,” jawab Zelia
“ Hai Bob ! Hai Zel !” Teriak Reval
dari pintu kafé
“ Yaelah kebiasaan telat lu sih.
Dari dulu nggak pernah berubah,” Canda Bobby
“ Udah lah udah, eh menurut kalian
gimana kafe ini ? Bagus nggak desainnya ?” Tanya
Reval
“Ini kamu yang desain ? Bagus sih,
instagramable gitu,” saut Zelia
“ Makasih ya Zel. Eh gue kepikiran
nih, pernah nggak kalian ngerasa kalo hidup kalian udah stuck gitu aja dititik yang udah kalian inginkan,” Tanya Reval
“Emm iya sih, kadang kadang gua juga
ngerasain gitu,” Saut Bobby
“Iya aku setuju sama kamu bob,
walaupun kita udah sukses sampai seperti ini tapi aku ingin deh seperti dulu,
saat saat kita punya tujuan untuk diperjuangkan,” jawab Zelia
“ Nah, tadi pagi gue lewat jalan
yang dulu kita pas jualan koran. Nah terus ada banyak banget anak kecil yang
jualan koran,” kata Reval
“Eh itu kayak masa masa pas kita
kecil dulu deh,” saut Zelia memotong cerita Reval
“Nah, dari itu gue kepikiran buat
ngebantu anak anak tadi yang dijalanan. Kalo gue sih pengen bangun sekolah
gitu, tapi sekolah ramah lingkungan gitu, rencananya sih di kolongh jembatan.
Ya daripada di kolong jembatan itu kosong kan,” kata Reval melanjut ceritanya
“ Wah bagus banget ide kamu, aku
excited banget deh,” ucap Zelia
“ Eh bukannya itu harus dapet izin
dari pemerintah dulu ya. Setahu gue sih dapet izin dari pemerintah itu susah
banget,” saut Bobby
“Nah itu masalahnya, nanti coba dulu
kita usahain, biar gue buat proposalnya dulu,” Jawab Reval
Tak terasa telah larut malam. Malam
itu berganti pagi. Perjuangan yang berat siap menanti mereka lagi. Setelah
menanti lebih dari 8 hari akhirnya mereka mendapatkan izin dari pemerintah.
“ Eh ada kabar baik nih, akhirnya
kita dapet izin dari pemerintah,” seru Reval sambil video call dengan Bobby dan
Zelia
“Yey akhirnya,” seru Zelia
“Terus kapan nih kita bangunnya ?”
Tanya Bobby
“ besok aja kita langsung ke
tempatnya,” ucap Reval
Keesokan
harinya mereka menuju ke kolong jembatan untuk langsung membangun sekolah ramah
lingkungan. Mereka saling berbagi tugas, Reval yang mendesain sekolah itu,
Bobby menyumbangkan buku buku untuk dibaca anak anak yang ada dijalanan, dan
Zelia yang mengajarkan anak anak menari. Tak terasa 2 minggu telah terlalui. Terlihat senyum lebar
terpampang oleh wajah cerianya melihat kini mereka bisa belajar untuk menggapai
cita cita dan impian.
“Seneng
banget deh liat mereka seneng,” ucap Zelia
“Iya
gue berharap kedepan nggak akan ada anak anak yang seperti kita dulu, mereka
harusnya belajar buat meraih impiannya dan bukan seharusnya mereka menerpa
kerasnya hidup,” Ucap Bobby
“Zel,Bob
kalian ingat foto ini nggak, foto ini tepat diambil di tempat ini, tempat kita
berjuang demi meraih cita cita, dan kini kita mengubah tempat ini untuk membuat
masa depan mereka cerah. Kini gue tahu walaupun kita telah berjuang menggapai
impian kita dan kita telah berhasil mencapai titik imipian itu, kita tetap
harus berjuang, berjuang untuk mewujudkan mimpi orang lain.” Ucap Reval dengan
memeluk Zelia dan Bobby
Penulis Cerpen : Athif Izza M (03)
Post a Comment for "Cerpen : Perjuangan Tanpa Batas"
Post a Comment