Cerpen : Serangan Kecoak Raksasa
Nama : Haidar Bahalwan
Kelas : XI MIPA 1
No : 10
SERANGAN KECOAK RAKSASA
Di suatu zaman yang tidak diketahui, Umat manusia
hampir punah karena dimangsa makhluk berbentuk kecoak yang sangat besar.
Manusia diserang kecoak raksasa selama bertahun-tahun. Saat manusia sudah
diambang kehancuran datanglah seorang pemuda yang mampu mengalahkan kecoak
raksasa dengan mudah. Pemuda itu membimbing seluruh umat manusia untuk
mengalahkan kecoak raksasa. Pemuda itu disebut sebagai Sang Pelindung. Setelah
berperang selama 3 bulan, akhirnya manusia berhasil melenyapkan seluruh kecoak
raksasa di muka bumi.
300
tahun kemudian
Aku adalah seorang pelajar bernama
Earl yang tinggal di kota Fuyuki.Kedua orang tuaku meninggal sejak aku masih
kecil, jadi aku hidup bersama kakak perempuanku yang bernama Edna. Aku adalah
seorang yang sangat pemalas, hidupku bergantung pada kakakku yang bekerja
sebagai pelayan di sebuah restoran. Kami hidup pas-pasan. Pagi itu aku bangun
agak siang karena hari libur. Aku pun menonton TV dan sambil memakan sarapan.
Saat menonton TV aku melihat berita yang sangat mengejutkanku. Tiba-tiba di
pusat kota terdapat sebuah lubang yang sangat besar dan dalam. Lubang itu tidak
diketahui berasal dari mana dan bagaimana terbentuknya. Aku memanggil kakakku untuk melihat berita
itu.
“Apa-apaan
itu, kenapa bisa ada lubang sebesar itu di kota.” Ujar kakakku.
Kami berdua terus melihat berita yang disiarkan secara
live itu. Di berita itu terlihat banyak warga kota yang berada dipinggir lubang
untuk melihatnya secara langsung dan beberapa polisi yang sedang berjaga. Saat
sedang ramai tiba tiba terdengar suara gemuruh dari dalam lubang. Tidak lama
kemudian muncul sekumpulan monster berbentuk kecoak yang sangat besar. Kecoak
itu langsung memangsa warga kota yang berada disekitarnya dan menghancurkan
bangunan. Dalam sekejap terjadi kepanikan di kota fuyuki. Kami yang sedang
menonton TV juga sangat ketakutan.
“Bagaimana
ini kak, kota kita diserang apa kita harus pergi dari kota ini? “
“Earl
cepat siapkan mobil kita akan pergi dari kota ini!”
Aku menyiapkan mobil sementara itu kakakku mengemasi
barang-barang yang perlu dibawa. Setelah semua siap kami langsung pergi dari
kota Fuyuki dengan cepat. Setelah melakukan perjalanan sekitar 8 jam kami tiba
di sebuah desa yang terletak di lereng gunung, desa itu bernama Batur.
“kak, kenapa kau memilih pergi ke desa ini ?”
“aku memilih desa ini karena tempatnya terisolasi dan
jarang penduduk. Menurutku, monster itu mengincar tempat yang banyak
penduduknya. Selain itu desa ini juga menjadi markas militer, jadi kita akan
aman.”
Di desa ini banyak terdapat rumah kosong yang sudah tidak
terpakai. Aku memutuskan untuk menempati salah satu rumah tersebut. Keesokan
harinya aku berkeling desa, ternyata ada warga fuyuki selain kami yang juga
mengungsi di desa ini. Setelah berbincang-bincang sesame warga fuyuki aku
berjalan menuju pasar tradisional yang ada di desa Batur. Di pasar, tiba-tiba
aku berpapasan dengan seorang berjubah hitam. Orang itu mengatakan sesuatu.
“Apa kau sudah siap nak. “
Aku sangat terkejut mendengar perkataan itu. Saat aku
melihat ke belakang tiba-tiba orang itu sudah hilang. Aku mencoba mencarinya
tetapi tetap tidak ketemu. Malam harinya saat aku tidur aku bermimpi aneh. Aku
bermimpi bertemu orang berjubah hitam yang tadi kutemui di pasar. Orang itu
menceritakan tentang dirinya. Dia adalah seorang kakek yang sudah sangat tua
bernama Barbatos. Ternyata dia adalah orang yang menjadi pahlawan umat manusia
300 tahun lalu. Kakek itu juga bercerita bahwa setiap 300 tahun kecoak raksasa
menyerang bumi untuk memusnahkan umat manusia dan hanya Sang Pelindung yang
bisa menghentikanya.
“Kau adalah orang yang akan menjadi sang pelindung
selanjutnya, apa kau siap?”
“Apa, kenapa kakek berkata seperti itu, kenapa harus
aku dan tidak orang lain saja?”
“Soal itu tidak usah dipikirkan, yang terpenting kau
harus siap untuk menjadi sang pelindung. Mulai besok datanglah ke puncak
gunung, aku akan melatihmu disana. “
Kakek Barbatos memaksaku dan aku tidak bisa
menolaknya. Jadi, mulai sekarang aku bersumpah untuk melenyapkan kecoak raksasa
yang ada di muka bumi. Keesokan harinya aku pergi ke puncak gunung seperti yang
dikatakan kakek barbatos. Ternyata benar, di puncak gunung aku bertemu kakek.
Aku pun duduk dan berbicara dengan kakek.
“siapa disana, cepat keluar? “. Ucap kakek tiba-tiba
“Ada apa kek? “
“ Sepertinya ada yang mengikutimu ke sini”
Akhirnya orang itu keluar. Ternyata orang yang
mengikutiku kemari adalah kakakku. Kakakku khawatir denganku karena aku pergi
sendiri.
“Hmm, jika sudah begini apa boleh buat. Aku juga akan
mengajarkan kakakmu sihir untuk mengalahkan kecoak. “
Karena dipaksa kakek, kakakku ikut beralatih denganku.
Kami berdua berlatih sihir seharian. Kakakku belajar sihir ledakan semantara
aku dilatih menggunakan pedang sihir. Kami melakukan kegiatan ini setiap hari
dipuncak gunung. Kakek Barbatos melatih kami dengan keras. Setelah berlatih
selama sebulan Kakek Barbatos merasa kami sudah siap untuk membunuh kecoak.
Sebelum kami pergi, kakek memberikan sebuah pedang padaku.
“Earl, kurasa kau sudah siap untuk menggunakan pedang
ini”
“Pedang apa itu ? “
“ Ini adalah pedang suci Raigon, pedang yang kugunakan
untuk membunuh monster Kecoak 300 tahun lalu. Sang Pelindung harus memiliki
pedang ini. “
“ Baiklah kek, aku berjanji akan menyelamatkan umat
manusia dengan pedang ini. “
Dengan tekad yang kuat aku dan kakakku pergi ke kota
Fuyuki. Kami sudah bersumpah akan membunuh seluruh kecoak yang ada meskipun
nyawa taruhanya.
Ternyata dugaanku benar, kecoak raksasa itu sudah
menguasai kota di sekitar Fuyuki. Kondisi kota benar-benar mengerikan, seluruh
bangunan hancur dan banyak mayat manusia berserakan. Di kota itu juga ada
beberapa pasukan militer yang mencoba melawan kecoak tetapi selalu kalah. Kami
berdua pun mulai menghabisi kecoak satu persatu bersama dengan pasukan militer.
Latihan kami selama ini tidak sia-sia, kami berdua mampu mengalahkan kecoak
dengan sangat mudah. Setelah mengalahkan beberapa kecoak kami langsung menuju
ke Fuyuki untuk mengalahkan pemimpin kecoak. Kakek Barbatos pernah mengatakan
kepada kami jika kami berhasil membunuh pemimpin kecoak maka kecoak lain akan
ikut mati. Tetapi untuk membunuh pemimpin kecoak sangat sulit karena pemimpin
kecoak dilindungi oleh ribuan kecoak disekelilingnya.
Setelah kami sampai di Fuyuki kami sangat terkejut
karena kecoak yang berada di fuyuki jauh berbeda dengan kecoak yang kami lawan
sebelumnya. Kecoak di fuyuki adalah kecoak kelas 10 meter. Kecoak itu memiliki
kulit sangat keras dan gerakan yang cepat.
“Earl, apakah kau takut ? “
“Tidak, aku justru merasa tertantang. Aku sudah tidak
sabar untuk menghabisi para kecoak sialan itu”
“Aku akan memulainya Earl”
Duarrrr
Kakakku mengeluarkan sihir ledakanya dalam skala besar
dan kecoak itu langsung mati dalam sekejap. Sementara itu aku mencoba untuk
membunuh kecoak yang terbang di udara. Kami berhasil membunuh beberapa kecoak
bersama pasukan militer. Setelah bertarung cukup lama kami beristirahat dan
berbincang dengan orang-orang dari pasukan militer.
“Sebanarnya kekuatan apa yang kalian pakai ?kenapa
kalian bisa sangat kuat? “ Tanya seorang dari pasukan militer.
“ini adalah kekuatan yang akan membimbing umat manusia
menuju kemenangan. “
“Begitu ya, Jangan-jangan kau adalah sang pelindung
sama seperti yang ada di legenda 300 tahun lalu. “
“ ya, kami berjanji akan membunuh seluruh kecoak yang
ada di muka bumi.”
Setelah mengetahui itu, pasukan militer menyebarkanya
melalui siaran langsung. Kedatangan sang pelindung membuat para warga menjadi
bersemangat, mereka sangat senang karena kecoak akan dikalahkan. Setelah
beristirahat cukup lama kami melanjutkan pertarungan kami dengan kecoak
raksasa. Setelah 2 hari bertempur akhirnya kami sampai di dekat lubang. Aku
bisa melihat pemimpin kecoak dari atas reruntuhan gedung. Pemimpin kecoak itu
sangat besar tingginya sekitar 20 meter dan kulitnya berwarna emas. Disekitar
pemimpinya terdapat ribuan kecoak berukuran 10 meter yang mengelilinginya.
Kecoak kecil itu sepertinya melindungi pemimpinya.
“Hei aku akan membukakan jalan untuk kalian, kalian
langsung serang saja pemimpinya. “. Ucap seorang komandan dari pasukan militer.
Pasukan militer menghabisi kecoak kelas 10 meter
dengan ratusan helikopter dan tank. Walaupun banyak yang gugur, mereka tidak
mundur dan teru menyerang kecoak kelas 10 meter. Sementara itu, aku dan kakakku
mencoba menerobos langsung ke tempat pemimpinya. Saat hampir sampai tiba-tiba pemimpin kecoak itu
mengeluarkan asap yang sangat tebal, asap itu mampu merusak mesin helicopter
militer.
“Earl, jangan hirup asap itu jika tidak ingin mati ! “
“Aku tahu, ayo kita langsung serang pemimpinya ! “
“Baiklah, aku akan memulainya “
Duarrrr
Kakakku mengeluarkan sihir ledakan yang sangat besar
tetapi kecoak itu tidak mati dan hanya terluka. Aku dengan cepat bergerak lurus
ke arah kecoak itu dan menebasnya dengan kekuatan penuh dari pedangku. Ternyata
tebasan ku hanya bisa membuat kulit pelindungnya retak. Pemimpin kecoak membalas serangan kami dengan seranganya
yang mematikan. Kami berdua terus menyerang tanpa henti sampai akhirnya
pemimpin kecoak mati. Setelah pemimpin kecoak mati kecoak lainya mati dalam
seketika. Setelah itu hujan turun menandai berakhirnya perang dengan
kecoak.Kemudian aku dan kakakku pingsan
tergeletak di tanah karena tubuh kamikelelahan dan penuh luka.
Saat aku sadar aku sudah berada di rumah sakit bersama
kakakku. kami berdua menjadi terkenal karena berhasil mengalahkan kecoak
raksasa. Kami sering diwawancarai oleh media. Kehidupanku pun berubah, sekarang
aku direkrut oleh pasukan militer, Sedangkan kakakku tetap melakukan
pekerjaanya sebagai pelayan di restoran.
Post a Comment for "Cerpen : Serangan Kecoak Raksasa"
Post a Comment