Kulkas Alami Pot In Pot Mengatasi Pemanasan Global
Kulkas Alami Pot In Pot
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Pelajaran Fisika
Disusun oleh :
1.
Angga
Bayu ( 02 )
2.
Hengky
Dwi P. ( 11 )
3.
Krisnanti
Meilian ( 13 )
4.
Luluk
Nur F. ( 16 )
5.
Maylia
Restu M. ( 17 )
6.
Meicelly
Sabrina ( 18 )
SMA NEGERI 1 PATI
TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proyek fisika “Kulkas Alami
Pot In Pot”. Laporan ini di susun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Laporan ini mengambil dari hasil proyek
kulkas alaim pot in pot yang kami lakukan bersama kelompok kami.
Terima
kasih kepada bu Wagiyartini S.pd selaku guru fisika kami, yang telah
membantu kami.
Laporan ini membantu untuk lebih jauh mengetahui, bagaimana
proses pembuatan kulkas alami yang kami lakukan sebagai produk mengurangan
dampak global warming. Demikian pula dengan makalah ini tentu masih mempunyai
banyak kekurangan dan kesalahan karena itu kepada para pembaca khususnya guru
mata pelajaran ini di mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
bertambahnya wawasan kami di bidang proyek kulkas alami ini.
Pati, 17 Mei 2018
Tim
penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kulkas dipakai setiap hari untuk mendinginkan minuman
ataupun makanan agar tidak mudah rusak. Kulkas yang banyak beredar di
masyarakat menggunakan freon sebagai bahan pendinginnya dan listrik sebagai
sumber energi utamanya yang bersumber dari PLN dimana sebagian besar berasal
dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan listrik di
Jawa Timur mencapai 24 juta KWH dengan konsumsi rumah tangga yang mencapai
lebih dari 7 juta pelanggan dengan energi terjual mencapai 9 juta KWH (Kementrian Keuangan
Republik Indonesia, 2012). Freon pada kulkas memiliki harga indeks Global
Warming Potential (GWP) 510 kali lebih besar daripada Karbondioksida (𝐶𝑂2 ), yakni sebesar 4.800 yang artinya
bilamana 1 Kg Freon (R-22) terlepas ke udara maka akan menimbulkan efek
pemanasan global setara dengan terbuangnya 4.800 kg gas 𝐶𝑂2 di udara (Maulana, 2010). Fakta tersebut
melatar belakangi inovasi teknologi yang mampu menghemat penggunaan listrik dan
mengurangi penggunaan freon untuk keselamatan bumi. Mohammed Bah Abba dari Nigeria membuat
teknologi pendingin makanan tanpa listrik dan freon dari dua pot tanah liat
berbeda ukuran, pasir, dan air sehingga berhasil memenangkan kompetisi Rolex
dalam menciptakan inovasi pendingin alami yang bernama teknologi pot in pot (Vemale,
2014). Prinsip kerja dari teknologi pot in pot, adalah Evaporative Cooling
(pendinginan melalui penguapan) dimana dalam pasir mengalami evaporasi,
sehingga efeknya akan mendinginkan ruangan di dalam pot mencapai suhu 19,4° C
dalam waktu 13 jam (Bapemas, 2014). Teknologi ini sangat sederhana dan ramah
lingkungan tetapi faktanya teknologi pot in pot belum dikembangkan oleh
masyarakat khususnya daerah Jember yang mayoritas penduduknya bertani
hortikultura. Seiring dengan
berkembangnya teknologi yang mendapatkan banyak inovasi dari kemajuan jaman
memperlihatkan bahwa konsumen memerlukan suatu kenyamanan dan kemudahan dalam
penggunaan teknologi tersebut. Mengembangkan teknologi pot in pot menjadi
kulkas alami dan mengintegrasikan fungsi lainnya dapat memberikan nilai tambah
bagi masyarakat. KALAM adalah kulkas
alami tanpa listrik dan freon yang menggunakan prinsip pot in pot yang didesain
menjadi meja multifungsi, yaitu sebagai meja makan, meja belajar, meja tamu
ataupun meja pada bangku-bangku taman yang dapat dipergunakan ditempat umum
untuk bersantai. Sebuah Meja dengan
desain estetika yang elegan karena bagian dasarnya dari tanah liat yang
berkesan eksotis, dibalut dengan kerangka stainless steel yang kuat serta elegan,
dan diperindah oleh desain daun meja serta vas bunga dipermukaan meja yang
berfungsi sebagai pintu kulkas alami KALAM. Masyarakat sebagai konsumen, akan
memiliki nilai lebih terhadap meja ini karena dua fungsi utama perabot rumah
tangga yang cukup vital dapat dimiliki oleh satu alat yang ramah
lingkungan.
1.2
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka
disusunlah rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah caranya mengaplikasikan desain kulkas
alami tanpa freon dan listrik berbentuk meja multifungsi dengan metode pot in
pot ?
2. Bagaimanakah proses pembuatan KALAM ?
3. Bagaimanakah usaha untuk mendapatkan suhu dingin
dalam KALAM ?
1.3
Tujuan
Tujuan pokok yang hendak dicapai dalam pembuatan KALAM
ini adalah diperoleh kulkas alami tanpa listrik dan freon berbentuk meja
multifungsi.
1.4
Luaran
Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program kreativitas ini
adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya alat KALAM sebagai alternative
pengganti kulkas modern yang saat ini masih menggunakan listrik dan Freon.
2. Makanan yang ada pada KALAM tidak ada perbedaan
kualitas yang signifikan bila di bandingkan dengan makanan yang ada pada kulkas
modern.
3. Publikasi ilmiah Internasional pada jurnal-jurnal
yang bertemakan “teknologi”, “desain produk”, dan “lingkungan”.
4. Mendapatkan hak cipta atau paten atas kulkas alami
tanpa freon dan listrik berbentuk meja multifungsi menggunakan metode pot in
pot.
1.5
Kegunaan
Ada beberapa kegunaan yang diharapkan dari program
kreatifitas ini, yaitu :
1. alat yang dihasilkan sangat bermanfaat dalam
pengembangan teknologi berbasis sumber daya alam lokal yang hemat energi
kedepannya, terutama untuk pengembangan kulkas tanpa listrik dan freon.
2. dapat membantu mengurangi ketergantungan akan
penggunaan sumber energi fosil sebagai pembangkit listrik yang semakin langka
dari waktu kewaktu.
3. dapat membantu mengurangi dampak negatif freon pada
atmosfer yang mengancam pemanasan global.
4. dapat memberikan nilai fungsi tambah dalam aplikasi
kulkas sebagai meja baik di dapur, ruang belajar, ruang tamu, bahkan ditempat
umum baik itu taman ataupun tempat umum lainnya.
5. dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat
Jember dalam menyimpan bahan makanan ataupun hasil pertanian tanpa mengeluarkan
biaya listrik dalam penggunaan teknologi KALAM.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
Listrik dihasilkan dari pusat pembangkit
listrik seperti PLTA, PLTN, PLTU, pembangkit listrk tenaga batubara, dan minyak
fosil. Peran listrik dalam hidup manusia saat ini telah menyentuh segala aspek,
hampir semua peralatan elektronika membutuhkan listrik sebagai energi utamanya,
salah satunya adalah kulkas (Azwar, 2012). CFC pada kulkas dapat melepaskan atom Chlorine
dan dapat merusak lapisan ozon. Penggunaan Freon pada lemari es turut andil
dalam pengrusakan lapisan ozon, karena alat ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC
114 dan HCFC-22 dalam proses kerjanya (Masithah, 2013). Mohammed Bah Abba
membuat teknologi pot in pot sehingga terong tetap segar selama 27 hari. Tomat
dan paprika bertahan sampai 3 minggu. Sistem Potin-Pot bekerja dengan
menempatkan pot tanah liat kecil dalam satu lebih besar. Keduanya dipisahkan
oleh pasir lembab. Penguapan menyebabkan pendinginan mempengaruhi dalam pot
kecil di bagian dalam (Seed, 2006). Dalam
era modern saat ini, di lakukan pengembangan terhadap meja agar efisien dapat
tercapai dalam berbagai aktifitas (Darmayanto, 2014). Meja multifungsi juga
bisa di gunakan sebagai jalan keluar dari ruangan yang terbatas untuk di
tempati perabotan rumah tangga, sehingga dapat di jadikan meja makan, meja
kerja, dan meja tamu. (Reinhard, 2014).
Baja tahan karat dapat dijadikan kerangka
meja. Baja tahan karat merupakan kelompok baja paduan tinggi yang berdasarkan
pada sistem Fe-Cr, Fe-Cr-C, dan Fe-Cr-Ni dengan unsur paduan utama minimal 10,5%
Krom (Cr) dan Nikel (Ni) dengan sedikit unsur paduan lain seperti Molibdenum
(Mo), Tembaga (Cu) dan Mangan (Mn) (Indraswari, 2010) Tanah liat merupakan
bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan gerabah, dimana kegunaannya sangat
menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaiannya
yang sangat luas. Kira-kira 70 % atau 80 % dari kulit bumi terdiri dari batuan
yang merupakan sumber tanah liat.
Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina
dan dalam keadaan murni mempunyai rumus Al2O3 2SiO2 H2O (Simanjutak, 2011).
Kota Jember memiliki kesuburan berkisar di atas 90 cm dengan temperatur
berkisar antara 23ºC - 31ºC. Sampai dengan tahun 1990 sektor kegiatan
perdagangan industri, dan buruh tani merupakan kegiatan yang paling banyak
menyerap tenaga kerja di Kota Jember yakni sebanyak 49.382 orang atau 20,2%
dari total tenaga kerja. Sisanya berada pada sektor pertanian tanaman pangan
maupun holtikultura (Jember, 2012). Sehingga adanya kulkas alami dapat membantu
masyarakat jember untuk menyimpan hasil pertaniannya.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Studi
Literature
Untuk memperkuat ide yang sudah ada maka
kami melakukan study literature. Literatur yang kami gunakan berupa buku-buku,
artikel-artikel baik dari internet maupun jurnal serta data-data penelitian dan
percobaan yang telah dilakukan sebelumnya.
3.2 Pengumpulan Alat Dan Bahan Yang Akan Di
Gunakan Untuk Proses Pembuatan Kalam
Alat dan bahan untuk pembuatan KALAM
dikumpulkan untuk mempermudah kinerja pembuatan alat.
3.3 Perencanaan Dan Pembuatan System
Perancangan arsitektural KALAM membutuhkan
bagan sebagai awal panduan dalam merancang KALAM agar terstruktur. Pada
kenyataannya suatu bagan harus aktif untuk melanjutkan ke bagan lainnya, untuk
itu bagan harus disertakan untuk mengetahui proses kerja perancangan
KALAM.
3.3.1 Membuat Rangka meja multifungsi
Rangka meja multifungsi terbuat dari besi
stainlees berpenampang silinder dengan dimensi tinggi rangka 75 cm jumlah kaki
rangka meja ada 4 buah disertai dengan roda untuk memudahkan proses pemindahan
meja.
3.3.2 Membuat Wadah tempat pendingin
Wadah tempat pendingin terbuat dari bahan
tanah liat yang sudah di bakar menjadi gerabah, terdapat dua buah gerabah
berbentuk tabung dengan dimensi tabung 1 diameter dalam 35 cm dan dimensi
tabung 2 tinggi 50 cm diameter luar 50 cm dan tinggi 50 cm. Terdiri dari dua lapisan
di mana antar lapisan tersebut di beri pasir dan air.
3.3.3 Membuat Penutup tempat pendingin
Penutup tempat pendingin terbuat dari
bahan tanah liat yang sudah di bakar menjadi gerabah. Berbentuk lingkaran
diameter 35 cm yang menempel dengan vas bunga yang ada di atasnya sehingga
memudahkan dalam proses pengambilan. Beberapa keuntungan dalam menggunakan
KALAM adalah sebagai berikut:
1. Biaya penggunaan lebih murah karena
tanpa listrik
2. Ramah terhadap lingkungan karena tanpa
freon
3. Suhu yang dihasilkan dapat mencapai
190C pada suhu luar 250C bahkan di Indonesia dapat mencapai 150C
4. Bentuk desainnya multifungsi yang dapat
diaplikasikan sebagai pendingin dan meja secara bersamaan.
3.4 Membuat Daun Meja
KALAM
Pada proposal yang diajukan, daun meja
didesain dari kaca namun karena mengalami kesulitan pada proses pelubangan dan
karena alasan estetika yang hasilnya lebih eksotis jika menggunakan kayu maka
prototipe daun meja KALAM dibuat menggunakan kayu dengan diameter alas 120 cm
dan memiliki diameter lubang 35 cm.
3.5 Merakitan KALAM
Proses perakitan KALAM antara lain :
1. pemasangan gerabah besar pada rangka
2. pemasangan gerabah kecil di dalam
gerabah besar
3. pemberian pasir dan air di sela-sela
antara gerabah kecil dan besar
4. pemasangan alas meja dan penutup
gerabah kecil.
3.6 Menguji coba alat
KALAM
Pada tahap ini alat diuji coba, apakah
mekanisme berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Apakah hasil dari suhu yang
tercapai pada alat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Pengujian lab
perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas hasil kehigienisan alat. Juga
perbaikan pada sistem yang belum sesuai dilakukan pembenahan pada tahap ini.
3.7 Indikator
Keberhasilan Jangka Pendek (IKJP)
Proses pendinginan makanan di dalam KALAM
ini di katakan berhasil jika suhu yang ada di dalam sistem sesuai dengan
spesifikasi yang di perlukan. Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Jangka Pendek
(IKJP)
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Perancangan arsitektural KALAM
dipergunakan untuk menentukan prosedur kerja pembuatan KALAM agar efektif yang
meliputi : study literasi metode pot in pot dan evaporati cooling untuk
menghasilkan suhu dingin, serta desain meja multyfungsi agar dapat memadukan 2
komponen alat dengan tepat sehingga diperoleh meja mulyfungsi yang memiliki
kemampuan mendinginkan bahan makanan, membuat prosedur kerja pembuatan KALAM,
melaksanakan prosedur kerja yang sudah ditetapkan, melakukan pembenahan pada
sistem yang error, dan diperoleh KALAM yang sudah siap dipakai.
2. Proses Pembuatan KALAM sesuai prosedur
kerja yang sudah ditetapkan selama 4 bulan diantaranya melakukan survei
pembuatan, membuat masingmasing komponen sistem, uji coba alat, perbaikan alat,
dan pelaporan pembuatan KALAM. 3. Suhu dingin dapat dicapai dengan menentukan
perbandingan yang tepat pada ruang berisi pasir yang berfungsi sebagai isolator
panas, dan menambahkan handuk basah pada KALAM .
4.2 Saran
1. Desain Ergonomi berupa rancangan sistem
rak di ruang pendingin untuk mempermudah konsumen dalam pengambilannya. Desain
ergonomi yang baik diharapkan mampu menyempurnakan sistem kerja KALAM.
2. Estetika lanjutan dilakukan dengan pemilihan bahan pembangun KALAM, aplikasi
seni rupa pada kalam baik itu seni pahat, lukis atau tempel. Hal ini akan
meningkatkan nilai jual KALAM. Selain itu desain KALAM dapat disesuaikan dengan
kebutuhan terbesar pemakaiannya, misalnya KALAM yang diaplikasikan didapur
tentu lebih baik didesain dengan memperhatikan nilai kekuatan terhadap resiko
terkena benda dapur lainya, kemudian KALAM yang akan diaplikasikan di bangku
taman akan lebih memperhatikan ketahanan KALAM terhadap suhu yang fluktuatif,
KALAM sebagai meja tamu akan didesain elegan, KALAM sebagai meja rapat dan meja
belajar kelompok dibuat luas, KALAM untuk rumah susun didesain minimalis serta
desaindesain lainnya disesuaikan kebutuhan konsumen.
Post a Comment for "Kulkas Alami Pot In Pot Mengatasi Pemanasan Global"
Post a Comment