Cerpen : Gadis Bertato yang Taubat
Gadis Bertato yang Taubat
Kegelapan
mengitari kehidupannya, seorang gadis yang sejak berusia 19 tahun tengah
mencari jati dirinya. Gadis tersebut bernama Danya Sandiwara, biasa dipanggil
dengan Danya. Ia baru saja menginjak masa remaja menuju dewasa dimana baru
masuk ke perguruan tinggi. Tiap hari ia melakukan sesuatu hal yang diluar batas
kewajaran sebagaimana seorang remaja yang baru menginjak bangku kuliah
disemester pertama. Danya yang dulu soan dan penurut juga rajin, tiba-tiba
berubah 180 derajat. Ia pun seakan tidak peduli dan abai pada nasehat orang tua
dan teman-temannya yang ingin mengembalikan diri Danya seperti dulu.
Dihari pertama sekolah ia sudah
memakai pakaian yang tidak biasa dan membuat teman laki-laki semua memandangnya
heran sekaligus terpancing. Danya yang dulunya mengenakan rok panjang semata
kaki, kemeja berlengan panjang dan berkerudung. Kini ia melepas jilbabnya dan
mengubah model rambutnya seperti model-model iklan shampooo. Tak lupa pula ia
semir rambutnya sedemikian rupa, semiran blonde. Membuat kulit wajah Danya
semakin putih dan mem-bule.
Danya tak peduli.
Danya suka.
Danya kecanduan.
Berjalannya bulan dan waktu, Danya
pun yang memancing hati para lelaki pun terjebak dalam dunia gemerlap, dugem.
Selepas kuliah, ia pun melanjutkan diri untuk beraksi di dalam diskotik. Ia
berdisko, menikmati iringan lagu dan musik. Sesekali ia menuruti permintaan
temannya untuk mencoba mabuk. Danya selama ini belum pernah tahu bagaimana itu
rasa mabuk. Danya penasaran! Danya ingin membuktikan kepada teman-temannya
bahwa ia pun bisa mabuk seperti orang-orang yang dianggapnya keren!
Pada suatu tegukan pertama, ia tidak
merasakan apa-apa. Ditegukan kedua pada sekoci gelas kecil itu, ia agak sedikit
pusing. Dan dihitugan ketiga ia pun mulai sedikit mabuk. Danya meminta temannya
memberikan sebotol minuman wine itu pada dirinya. Ia suka, suka sekali rasanya
yang membuat perutnya sedikit muak. Tidak enak! Tubuh Danya sebenaranya tidak
mau menerima, tapi jiwa Danya merengkuhnya.
Danya teler,
Danya mabuk.
Dan ia pun diantarkan ke sebuah
tempat penginapan. Yang mana keesokan harinya, Danya tidak ingat apa-apa. Danya
pulang dengan kondisi linglung.
Danya masih saja kecanduan dengan
dunia gemerlap. Ada seorang lelaki yang menarik hati Danya. Ia menawari Danya
agar tubuhnya bersedia untuk dilukis. Danya pun menerimanya tanpa berpikir dua
kali. Di sana, lengan Danya pun dilukis sedemikian rupa meski Danya harus
sedikit merintih kesakitan. Dan rupanya Danya merasa tubuhnya terlalu sakit,
sakit dan sakit. Sampai pada akhir ia pun tak sadarkan diri.
Danya di bawa ke rumah sakit dan
masih tidak sadar. Semua teman-temannya pun cemas, apalagi orang tua Danya yang
menangis histeris melihat infeksi di lengan Danya terlihat menyeramkan. Gadis
secantik dan semulus itu bersedia untuk dilukis tato yang menyakitkan. Sejak
kecil Danya tidak kuat menahan sakit, Danya lupa itu. Di dalam mimpinya Danya
pun diperlihatkan sesuatu. Ia merasa dirinya diarahkan pada suatu tempat,
jembatan berkelok yang panjang. Danya berjalan tanpa alas kaki,sedang di sisi
kiri dan kanannya tepian jurang. Gelap. Semua gelap, hanya terlihat secerah
cahaya yang tampak di depannya. Sampai ia pun sampai didepan cahaya tersebut.
Bersinarnya
cahaya itu membuat Danya memicingkan mata dan menundukkan wajahnya, ia tak kuat
menahan silaunya. Namun seketika itu pula ia mencoba untuk mengangkat wajahnya,
tapi tetap tidak bisa. Ia pun diajak bercakap-cakap.
“Danya,
apa kau sudah siap?” tanya sosok tersebut yang entah Danya tidak bisa
mengetahui siapa.
Danya
terdiam menunduk.
“Danya,
ini buku catatan amal baikmu, dan ini catatan dosamu, apa kau sudah siap?”
tanyanya lagi semakin membuat Danya gemetaran. Merinding.
Danya
tetap diam menunduk dan semakin menunduk.
“Siap
kamu diceburkan ke neraka?” tanyanya, Danya pun jatuh pingsan tak sadarkan
diri. Gelap. Gelap dan gelap.
Seketika
ia pun perlahan ia mendengar suara orang-orang di sekeliling yang menangis
terisak-isak. Danya mencoba untuk membuka matanya dan melihat seraut wajah ayah
ibunya yang mana bibir mereka bergetar-getar. Dan seketika setetes air mata
mengenai pipi Danya.
“Syukurlah
kamu sadar, Nak. Ibu takut kalau kamu tidur kebablasan,” ucap sang ibunda
mengelus-elus rambut Danya.
Dan
Danya pun akhirnya menyadari tentang sesuatu. Yaitu kesalahan dalam dirinya
pada kelakuan dan sifatnya yang tidak mengindahkan nasehat dan melupakan agama.
Ia pun menyadari bahwa Tuhan ternyata massih menyayangi Danya dan memintanya
untuk lekas bertaubat, sebelum akhirnya mimpi dihisap itu benar-benar nyata.
“Maafin
Danya, Bu, Ayah, Danya bersalah.”
Akhirnya
ayah dan ibu Danya memaafkan kesalahan anaknya juga menasehati dan berusaha
untuk mendidik Danya agar tidak salah pergaulan seperti itu. Setelah itu Danya
berubah 180 derajat kembali ke diri Danya yang asli.
Senja
di sore hari itu pun menyisakan bayang-bayang dirinya yang kemudian
perlahan-lahan siluet-siluet itu berubah menjadi gelap. Iya, gelap.
Dan
sebenarnya dunia ini gelap. Sedang Tuhan-lah cahaya itu. Yang akan menyinari
setiap kegelapan.
Syania Nur S
Post a Comment for "Cerpen : Gadis Bertato yang Taubat"
Post a Comment