Cerpen : Liburan di Rumah Kakek
Nama : Naufal Alif A.
Kelas : XI MIPA 1
No : 22
Liburan
di Rumah Kakek
Pada liburan tahun ini, keluargaku mengajakku pergi ke rumah kakek. Orang tuaku akan menitipkan
aku kepada kakek, karena mereka akan pergi keluar kota. Rumah kakek terletak di
sebuah desa yang jauh dari kota tempat aku tinggal. Setelah sampai di rumah
kakek, aku menurunkan barang bawaanku dari mobil. Setelah itu,kedua orang tuaku
menghampiriku dan berpamitan. Lalu, kedua orang tuaku masuk ke mobil dan segera
pergi .
Kakek keluar
dari rumah dan menyambutku. Kakek membantuku memasukkan barang-barangku ke
kamarku. Kakekku tinggal sendirian di
rumah, karena nenek telah meninggal 2 tahun yang lalu. Setelah barang-barang
dimasukkan ke kamarku, aku segera mengambil air wudhu dan menunaikan sholat
dhuhur. Setelah sholat, aku berbaring di ranjangku dan bermain game di HP. Saat
aku bermain HP, kakek menghampiriku.
“Nak, kakek akan pergi cukup lama, jadi jagalah rumah ini
ya!” kata kakek kepadaku.
Aku hanya
mengangguk dan segera melanjutkan bermain game. Setelah beberapa saat, baterai
HP-ku habis. Kemudian, aku mengambil charger dari tasku lalu megisi baterai
HP-ku. Selagi menunggu baterai HP-ku terisi penuh, aku berkeliling di rumah
kakek. Lalu, aku melihat pintu ruang bawah tanah terbuka. Kakek pernah berpesan
untuk tidak masuk ke ruang bawah tanah, tetapi aku tetap masuk ke ruang bawah
tanah. Di dalam ruang bawah tanah, aku melihat sebuah pintu misterius di pojok
ruangan. Pintu tersebut terbuat dari kayu dan ada sebuah kunci emas bercorak
ular di lubang kuncinya. Karena penasaran, aku segera membuka pintu tersebut
dan memasukinya.
Kemudian, aku menemukan diriku berada di depan sebuah
gubuk di sebuah pemukiman di tengah hutan. Pemukiman tersebut terlihat kosong
seperti tidak ada penduduknya. Lalu, aku menyusuri pemukiman tersebut. Kemudian
aku mendengar suara dari semak-semak. Lalu, aku menghampiri semak-semak
tersebut. Aku melihat seekor harimau sedang mengintaiku. Kemudian aku berlari
dan harimau tersebut mengejarku.
“Tolong tolong” teriakku.
Kemudian aku terpojok dan harimau tersebut siap
menerkamku. Saat aku hampir diterkam, tiba-tiba datanglah seseorang dari atas
sebuah bangunan. Dia melemparkan petasan ke arah harimau. Harimau tersebut
ketakutan dan pergi meninggalkanku. Kemudian,
orang tersebut melompat turun dan menemuiku.
“Terima kasih telah menyelamatkanku” kataku
Lalu, aku melihat wajah orang tersebut. Ternyata orang
tersebut adalah kakek. Kakek tersenyum kepadaku. Kakek terlihat seperti seorang
petualang. Kakek bahagia karena aku menemaninya dalam petualangannya. Kami
meninggalkan pemukiman tersebut dan segera menyusuri hutan.
“Mengapa kamu kemari?” tanya kakek.
“Aku hanya mengelilingi rumah dan menemukan sebuah pintu
di ruang bawah tanah. Karena penasaran, aku memasuki pintu tersebut dan tidak
sengaja bertemu kakek” jawabku. “Sebenarnya ada apa dengan pintu tersebut?”
tanyaku sambil mengikuti kakek.
“Sebenarnya pintu tersebut sudah ada sejak rumah itu
dibangun. Kakek menemukannya saat sedang membersihkan ruang bawah tanah dua
hari yang lalu. Di pintu tersebut terdapat sebuah kunci” kata kakek
“Oh, kunci yang berbercorak ular itukan!” kataku menyela
cerita kakek.
“Ya, kunci itu. Saat pertama kakek membuka pintu tersebut
kakek terkejut karena pintu tersebut membawa kakek ke pemukiman yang tadi.
Pertama kali kakek pergi, pemukiman tersebut terlihat ramai. Kakek menelusuri
pemukiman tersebut dan bertemu seseorang penduduk yang menceritakan tentang
harta karun yang tersembunyi di sebuah kuil di bagian utara hutan. Setelah
mendengar hal itu kakek segera pulang dan bersiap-siap mencari harta tersebut.
Setelah kamu datang ke rumah, kakek segera memasuki pintu tersebut. Kakek
terkejut, karena sebuah pemukiman yang ramai tiba-tiba sepi. Kemudian kakek
berkeliling dan menemukanmu hampir dimangsa harimau”
Setelah perjalanan yang singkat menuju utara, akhirnya
kami menemukan kuil yang diceritakan kakek. Kuil tersebut kini hanyalah sebuah
reruntuhan. Kuil tersebut mungkin telah diterjang sebuah gempa bumi yang
menyebabkan kuil tersebut hancur. Kami segera
memasuki kuil tersebut. Kemudian, kami menemukan sebuah aula yang luas
dengan sebuah air terjun di ujung aula. Terdapat sebuah peti kecil di depan air
terjun. Lalu kami menghampiri peti tersebut. Tiba-tiba, seekor ular raksasa
keluar dari balik air terjun. Lalu, ular itu menyerang kami, kami sempat
menghindar. Kakek menyuruhku untuk megalihkan perhatian ular tersebut.
Sementara itu kakek sedang menyalakan sebuah pertasan yang besar. Setelah
petasan dinyalakan, kakek melempar petasan tersebut ke arahku.
“Tangkap ini!” teriak kakek.
Lalu aku menangkap petasan tersebut dan melemparkannya ke
arah mulut ular yang terbuka. Petasan tersebut ditelan ular dan meledak. Ular
tersebut kemudian pusing dan segera meniggalkan kami. Setelah itu, kami segera
megambil peti tersebut dan membawanya pulang.
Sesampainya di rumah kami segera mengambil air wudhu dan
segera menunaikan sholat ashar. Setelah itu, kami membuka peti tersebut. Di
dalam peti tersebut, kami menemukan sebuah piala yang terbuat dari emas dengan
dihiasi berlian. Lalu, kami menyimpan
piala tersebut di rak di kamar kakek.
“Bagaimana petualangannya, seru kan?” tanya kakek
Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Kemudian, aku menuju
kamarku dan berbaring diatas ranjang.
“Liburan ini akan menjadi seru” pikirku.
Post a Comment for "Cerpen : Liburan di Rumah Kakek"
Post a Comment