Cerpen : SHEILA ANAK YANG BODOH
SHEILA
ANAK YANG BODOH
Seorang gadis duduk
termenung di kursi teras rumahnya.Sudah sekitar 30 menit ia hanya terdiam
disana.Entah apa yang ia pikirkan.Tatapanya kosong.”Sheila ”,tiba-tiba suara
wanita tua dari dalam rumah yang tidak lain adalah ibunya memecahkan
lamunannya.”Apa yang kau lakukan disini?”,tanya ibunya.”Tidak apa-apa
bu”,jawabnya dengan wajah yang lusuh.Dalam benaknya selalu muncul pertanyaan
‘Apakah aku tidak bisa seperti yang lainnya yang bisa merasa bahagia bermain
bersama teman-teman’.
Sejak
duduk di bangku sekolah dasar Sheila memang tidak memiliki teman.Tidak ada yang
mau berteman dengannya.Teman-temanya menjauhinya karena Sheila merupakan anak
yang sangat bodoh.Ia berkali-kali tidak naik kelas.Sampai duduk di bangku SMA
pun Sheila masih belum memiliki teman.Maka dari itu,hari-harinya merasa sepi.Ia
ingin merasakan seperti yang lainnya.Bisa bermain dan berjalan-jalan bersama
teman-teman.
Melihat
hal itu ibunya merasa kasihan pada Sheila.Akhirnya ibunya menawarkan Sheila
untuk pindah sekolah.Sheila pun menyetujuinya.Di sekolah yang baru,ia melihat
pemandangan yang berbeda.Tidak seperti di sekolah sebelumnya,di sekolah yang
baru ini terlihat agak bebas.Setelah masuk ke kelas,ia disambut oleh
teman-teman disana.Ia merasa sangat bahagia karena akhirnya ia memiliki teman.
Hari-harinya
yang sekarang tidak sepi lagi telah berlalu.Tidak terasa sekarang ia sudah naik
kelas 11.Meskipun ia bodoh,ia memiliki cita-cita yang tinggi.Ia bercita-cita
untuk masuk ke perguruan tinggi ternama.Melihat cita-cita Sheila,ibunya sangat
mendukungnya dan selalu memberi semangat pada Sheila.Namun disisi lain,ayahnya
tidak mendukungnya.Sejak dulu,ayahnya memang tidak pernah percaya pada Sheila
karena ia merupakan anak yang bodoh.Ia hanya mementingkan anak laki-lakinya
yang tidak lain adalah adik Sheila.Sejak kecil adiknya memang sudah dilatih dan
didukung oleh ayahnya untuk menjadi pemain bulu tangkis yang hebat.Karena
itulah ayahnya tidak pernah memperdulikan Sheila.Ibunya lah yang selama ini
mendidik dan mengurus Sheila.
Karena
Sheila memiliki cita-cita yang tinggi,ibunya menyarankan Sheila untuk mengikuti
les tambahan.Sheila pun setuju dengan saran ibunya.Ia memiliki semangat yang
tinggi untuk meraih cita-citanya itu.Ia bekerja keras demi mewujudkannya.Ia
tidak ingin mengecewakan ibunya.
Dengan
semangat yang tinggi,ia berangkat untuk les.Les tersebut memang khusus untuk
orang-orang yang memiliki masalah-masalah yang berat.Pertama les,ia bertemu
gurunya.Awalnya ia diberi motivasi oleh gurunya tersebut.”Tidak ada usaha yang
mengkhianati hasil”,ucap gurunya memotivasi Sheila.Ia pun belajar dengan sangat
gigih.Ia mulai belajar dari materi sekolah dasar.Melihat kegigihan Sheila,gurunya
pun semangat untuk mengajarinya.
Di
rumah pun ia terus belajar hingga larut malam.Hal itu membuat ia kurang tidur
dan membuatnya sering tidur di kelas.Hal tersebut membuat Sheila sering ditegur
oleh gurunya.Karena sudah berkali-kali,akhirnya orang tuanya dipanggil.Ibunya
pun menjelaskan pada gurunya bahwa sebenarnya Sheila adalah anak yang baik.Ia
tertidur di kelas karena ia belajar hingga larut malam.Namun gurunya tidak
mempedulikan omongan ibunya.Gurunya akan mengeluarkan Sheila jika hal tersebut
masih terulang lagi.Ibunya pun berjanji untuk menasehati dan mendidik Sheila
dengan baik.
Setiap
hari Sheila belajar hingga larut malam.Setiap ada kesempatan ia pasti
belajar.Bahkan ketika ia bermain dengan teman-temanya ia pun membawa buku dan
mempelajarinya.Teman-temannya juga mendukung dan memberi semangat.Hal itulah
yang membuat Sheila semakin semangat.
Setelah
mengikuti les tambahan sekitar setengah bulan,ibunya tidak memiliki cukup uang
lagi untuk membiayai les tambahan Sheila.Akhirnya ibunya memutuskan untuk mencari
kerja tambahan untuk dapat membiayai les Sheila.Ayahnya tidak mau membiayai
kebutuhan Sheila.Karena urusan Sheila adalah urusan ibunya dan urusan adik
laki-lakinya adalah urusan ayahnya.Akhirnya ibunya bekerja disuatu
pabrik.Ibunya sangat bekerja keras.Ia rela
melakukan apa saja demi membahagiakan Sheila.
Tidak
terasa 1 tahun telah berlalu,Sheila sekarang telah beranjak ke kelas
12.Mendekati ujian ia semakin belajar dengan tekun.Namun,hasil ulangan Sheila
masih buruk.Ia merasa putus asa.Ia lalu berhenti les dan tidak mau belajar
lagi.Ia merasa kerja kerasnya selama dua tahun tidak menghasilkan apa-apa.Ia
juga tidak ingin masuk sekolah.Ia berpikir bahwa sekolah tidak berguna bagi
orang bodoh sepertinya.Terlebih lagi ayahnya juga tidak mendukungnya sama
sekali.Sheila pun semakin terpuruk.
Melihat
hal tersebut,ibunya sangat sedih.Ibunya berusaha memberi semangat pada Sheila.Namun
Sheila tetap saja tidak mau kembali seperti biasanya.Ia juga sangat benci pada
ayahnya.Ia pun bertanya pada ibunya”Mengapa ibu mau menikah dengan ayah yang
seperti itu?”.Ibunya menjawab dengan tersenyum,”Ia tidak seperti yang kamu
lihat,ia sebenarnya adalah orang yang baik.Ia suka menolong orang lain yang
sedang kesusahan walaupun ia kehilangan
sesuatu miiknya.Ia dulu bercita-cita menjadi pemain bulu tangkis yang
terkenal.Namun ia gagal.Maka dari itu,ia ingin adik bisa menjadi seperti apa
yang dia inginkan.Ayahmu dulu juga ingin masuk di perguruan tinggi yang kamu
inginkan.Tapi sayangnya ia tidak diterima.”Mendengar penjelasan sang Ibu,ia pun
bersemangat lagi untuk sekolah dan les tambahan.Sekarang ia juga ingin
membuktikan pada ayahnya bahwa ia bisa meraih cita-citanya.
Ia
pun kembali seperti biasanya.Guru lesnya pun sangat senang karena Sheila
kembali lagi.Ia pun belajar dengan keras.Mendekati ujian nasional,ia berlatih
soal-soal yang diberikan oleh guru lesnya.Ia pun terus dimotivasi dan diberi
semangat.
Agar
tidak jenuh ia juga berjalan-jalan dengan temannya itupun ia masih membawa buku
untuk belajar.Saat akan pulang,Sheila diajak teman-temanya pergi ke suatu
tempat.Mereka ingin membicarakan sesuatu.”Kami tidak ingin bermain lagi
denganmu”,ucap salah satu temannya.Hal tersebut mengejutkan Sheila.”Kenapa
kalian begitu?”,tanya Sheila dengan wajah yang sedih.”Kita ingin kamu belajar
dengan sungguh-sungguh,kamu tidak usah selalu bermain dengan kita,kita mengerti
kok,belajarlah sungguh-sungguh dan raihlah cita-citamu,kita akan selalu
mendukungmu.”ucap teman yang lainnya.Mendengar hal tersebut ia menangis
terharu.Ia pun berpelukan dengan teman-temannya.”Terima kasih,kalian memang
sahabat terbaik.Aku janji jika aku nanti telah meraih cita-citaku ,aku akan
kembali lagi untuk bermain dan berjalan-berjalan dengan kalian ”,ucap Sheila
sambil mengusap air matanya yang mengalir di pipi.
Sejak
saat itu,ia semakin bersemangat untuk belajar.Ia sangat bersemangat karena
dukungan dari ibunya dan teman-temannya.Ia akan membuktikan pada ayahnya bahwa
tidak selamanya ia menjadi anak yang bodoh.
Hal
pertama yang ia harus lakukan untuk meraih cita-citanya adalah dengan
mendapatkan nilai yang baik pada ujian nasional nanti.Ia semakin giat untuk
belajar.Mendekati ujian nasional,banyak uji coba yang harus dilakukan.Hal
tersebut membuat Sheila harus les tambahan hingga larut malam.Biaya untuk les
tambahan pun juga akan semakin mahal.Saat itu ibunya sudah tidak memiliki uang
yang cukup.Akhirnya ibunya mencoba meminta bantuaan pada ayahnya Sheila.Ia
memohon agar mau membiayai les tambahan Sheila.Tapi ia menolak dengan sangat
keras.”Aku tidak mau mengurusi anak itu.Tidak ada gunanya aku membiayai les
tambahan untuk dia.Dia anak yang bodoh akan tetap menjadi anak bodoh.Ia tidak
akan menjadi anak yang pintar.Uangku hanya akan sia-sia hanya untuk membiayai
les anak bodoh itu”.Mendengar hal tersebut ibunya sangat marah dan tidak
terima.Meskipun Sheila anak yang bodoh,ia juga anaknyadan tidak sepantasnya
ayahnya berkata seperti itu.Akhirnya orang tua Sheila bertengkar.Mereka sampai
akan bercerai.
Saat
itu Sheila melihat kejadian tersebut.Ia hanya bisa menangis dari balik pintu.Ia sekarang harus membuktikan pada
ayahnya agar ayahnya tidak bercerai dengan ibunya dan tidak mengecewakan ibunya
yang telah bekerja keras untuk membiayai les tambahanmya.
Hari
demi hari telah berlalu.Uji coba yang pertama akan dilaksanakan senin depan.Ia
belajar dengan giat.Ibunya pun mencari pekerjaan tambahan untuk biaya les
tambahan Sheila.Ia selalu mengingat motivasi dari gurunya.”Tidak ada usaha yang
mengkhianati hasil”.Kalimat tersebutlah yang membuat ia selalu semangat dan
tidak pernah putus asa.
Hari
Senin telah tiba.Ia bersiap-siap untuk berangkat sekolah.Sebelum berangkat,ia
berdoa dan meminta restu pada Ibunya agar dia dapat mendapatkan nilai yang
bagus.Ia pun berangkat nnaik bis.Sesampainya di sekolah,ia kemudian belajar
lagi untuk mengingat hal-hal yang penting.Setelah bel masuk berbunyi,ia masuk
ruangan lalu mengerjakan uji coba yang pertama.Ia mengerjakannya dengan sangat
hati-hati dan teliti.Setelah 2 jam,bel tanda berakhir berbunyi.Ia merasa lega
karena telah melaksanakan uji coba yang pertama.Tapi ia merasa khawatir dengan
hasilnya.
Setelah
satu minggu berlalu,hasil untuk uji coba yang pertama telah ditempel di papan
pengumuman.Semua anak kelas 12 kemudian berlari dan mengerumuni papan ujian
tersebut.Begitupun dengan Sheila.Ia mencari namanya di papan pengumuman dan
melihat hasilnya.Ternyata hasilnya tidak seperti yang diharapkan.Nilainya kurang
memuaskan.Ia pun pulang dengan kecewa.Ia memberitahu hal tersebut pada
Ibunya.Ibunya tidak marah pada Sheila karena ibunya tau bahwa Sheila telah
bekerja keras.”Tidak apa-apa nak,kamu telah melakukan yang terbaik.Masih ada
kesempatan untuk memperbaikinya”,ucap Ibu Sheila.Sheila pun berjanji akan
melakukan lebih baik lagi pada uji coba yang kedua dan ketiga.
Untuk
memperbaiki nilai sebelumnya ia belajar lebih giat lagi.Uji coba kedua akan
segera dilaksanakan.Ia pun mempersiapkan dirinya.Ia berharap agar nilainya bisa
lebih bagus dari nilai sebelumnya.Dan hasil dari uji coba yang kedua ternyata
memang lebih bagus dari sebelumnya meskipun belum maksimal.Tetapi setidaknya
bisa lebih baik dari sebelumnya.
Pada
hasil uji coba yang ketiga,nilainya jauh lebih bagus dari uji coba
sebelumnya.Ia kemudian memberitahu Ibunya dengan wajah yang sangat
gembira.Ibunya pun sangat bangga pada Sheila.Ia sangat yakin bahwa ia akan
lulus dengan nilai yang memuaskan dan dapat diterima di perguruan tinggi yang
ia inginkan.
Sebelum
ujian nasional,ibunya mengajak Sheila mengunjungi perguruan tinggi yang
diinginkan Sheila.Mereka disana berkeliling melihat keadaan perguruan tinggi
itu.Sheila semakin ingin untuk diterima di perguruan tinggi itu.Ia pun sangat
bersemangat agar dapat diterima di perguruan tinggi tersebut.
Tidak
terasa ujian nasional kurang 3 hari lagi.Sheila pun semakin giat belajar dan
mempersiapkan semuannya.Ia akan melakukannya dengan sangat baik.Ia akan membuat
bangga ibunya dan membuat ayahnya percaya.
Hari
itu telah tiba.Sheila sangat gugup untuk menghadapi ujian nasional.Tapi ia
berusaha agar tetap tenang.Kemudian ia memasuki ruangan dan melaksanakan ujian
nasional.Setelah melaksanakan ujian nasional ia merasa sangat lega.Ia menunngu
hasil ujian nasional tersebut.Ia terus berdoa pada Tuhan agar ia mendapat nilai
yang memuaskan.
Setelah
berminggu-minggu menunggu dengan cemas,akhirnya pengumuman kelulusan telah
diumumkan.Ia sangat takut untuk melihat hasilnya.Tapi ia berusaha memberanikan
dirinya.Lalu hasilnya tidak seperti yang ia bayangkan.Ia mendapatkan nilai yang sempurna dan menjadi
peringkat pertama di sekolahnya.Ia pun hampir tidak percaya dengan hal itu.Ia
pun ingin segera pulang untuk memberitahu ayah dan ibunya.Tapi sebelum
pulang,ia datang dulu ke rumah guru lesnya.Ia sangat berterima kasih karena
telah sabar mengajarkan Sheila dari awal hingga dapat meraih peringkat pertama.
Sesampainya
dirumah,ia sangat terkejut karena ayahnya sedang memarahi adiknya.Ternyata
ayahnya sangat marah karena adiknya keluar dari klub bulu tangkis dan tidak mau
bermain bulu tangkis lagi.Adiknya ingin mencari impiannya sendiri,ia tidak mau
dipaksa oleh ayahnya.Ayahnyapun tidak akan memaksa adiknya lagi.Ia sekarang
dibebaskan.Tapi adiknya bingung ia harus apa karena sejak kecil yang ia tau
hanyalah bulu tangkis.Sheila pun mendekati adiknya dan berkata ”Berusahalah,aku
dulu memulai semuanya dari nol hingga bisa sejauh ini.Aku yakin kamu pasti bisa
menemukan impianmu”.Kemudian ia mengeluarkan kertas dari dalam tasnya dan menunjukkan
kertas tersebut pada ayah dan ibunya.Ayahnya tidak menyangka kalau Sheila bisa
mendapatkan peringkat satu.Ayahnya kemudian langsung memeluk Sheila dan meminta
maaf pada Sheila karena selama ini ayahnya tidak pernah percaya pada
Sheila.Hari itu merupakan hari yang sangat bersejarah baginya karena setelah
bertahun-tahun akhirnya ayahnya bisa
percaya pada Sheila.
Setelah
lulus dari SMA Ia akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi yang ia impikan
selama ini.Ia pun mendaftar ke perguruan tinggi tersebut.Saat akan
mendaftar,hujan turun sangat deras.Ia pun kesulitan untuk naik angkutan menuju
perguruan tinggi.Lalu ayahnya secara tiba-tiba keluar dari kamar dan akan
mengantar Sheila.Sheila pun terkejut akan hal itu tapi ia sangat bahagia karena untuk pertama kalinya ia diantar
ayahnya.Setelah sampai di perguruan tinggi.Ia pun diberi semangat oleh ayahnya.
Setelah
menunggu hasil pengumuman,akhinya Sheila diterima di perguruan tinggi yang ia
cita-citakan.Ia pun sangat bahagia karena hidupnya sekarang telah berubah.Ia
yakin itu semua berkat kerja kerasnya selama ini.
Tsabita Azzahra
Post a Comment for "Cerpen : SHEILA ANAK YANG BODOH"
Post a Comment