Organisasi Internasional Konferensi Asia Afrika (KAA)
Organisasi Internasional Konferensi Asia Afrika (KAA).
Sejarah
organisasi internasional
Organization dalam kata
international organization sering menjadi permasalahan dengan bentuk
tunggalnya (singular) yaitu organization. Dalam hal ini
dijelaskan bahwa Organization adalah suatu proses sedangkan
international organization adalah aspek-aspek representatif dari suatu
fase dalam proses tersebut yang telah dicapai dalam suatu waktu tertentu.
Hubungan Internasional antara pemerintah, kelompok individu, tidaklah bersifat
acak tetapi bersifat terorganisir. Suatu bentuk dari hubungan internasional
tersebut adalah institusi yaitu bentuk kolektif atau struktur dasar dari suatu
organisasi sosial yang dibentuk dasar hukum atau tradisi manusia yang dapat
berupa pertukaran, perdagangan, diplomasi, konferensi, atau organisasi
internasional.
Organisasi Internasional
didefinisikan sebagai pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan
didasari struktur organisasi jelas dan lengkap serta dihadapkan atau
diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara
berkesinambungan dan berlembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan
yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan
pemerintah maupun antara sesama kelompok non-pemerintah pada negara yang
berbeda.
A Leroy Bennet menyatakan organisasi
internasional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Organisasi tetap untuk melaksanakan fungsi yang berkelanjutan.
2. Keanggotaan
yang bersifat sukarela dari peserta yang memenuhi syarat.
3. Instrumen dasar
yang menyatakan tujuan, struktur dan metode operasional.
4. Badan
pertemuan perwakilan konsultatif yang luas.
Sekertariat tetap untuk melanjutkan
fungsi administrasi, penelitian dan informasi secara berkelanjutan.
Konferensi Asia-Afrika (KAA)
1)
Awal Mula KAA
Berakhirnya Perang Dunia I membawa pengaruh terhadap
bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk memperoleh kemerdekaan dan mempertahankan
kemerdekaan. Di samping itu juga ditandai dengan munculnya dua kekuatan
ideologis, politis, dan militer termasuk pengembangan senjata nuklir. Negara
Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara
selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan
kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan
yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik
luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga
harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Indonesia mencetuskan gagasannya untuk
menggalang kerja sama dan solidaritas antarbangsa dengan menyelenggarakan KAA.
2)
Latar Belakang Pelaksanaan KAA
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif.
Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok yang ada di
dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara mana pun asal
tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia
mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktifberarti
bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian
dunia. Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah
Perang Dunia II berakhir di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang
saling berhadapan, yaitu negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat
memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni
Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan
perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia
dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada umumnya pernah menderita
karena penindasan imperialis Barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia
kawan. Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara di Asia dan Afrika yang
berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina,
Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih
banyak pula negara yang berada di kawasan Asia dan Afrika belum dapat mencapai
kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak
melupakan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan.
Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum
merdeka. Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika.
Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha
untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai
arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun
dunia pada umumnya. Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika
dikemukakan pertama kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang
kemudian mendapat dukungan dari negara India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma
(Myanmar) dalam Konferensi Colombo.
3)
Konferensi Pendahuluan
Sebelum Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih
dahulu diadakan konferensi pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi
pendahuluan tersebut, antara lain sebagai berikut.
a.
Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di
Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi
dihadiri oleh lima orang perdana menteri dari negara sebagai berikut.
· Perdana
Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
· Perdana
Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
· Perdana
Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
· Perdana
Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
· Perdana
Menteri India : Jawaharlal Nehru.
Konferensi Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai
persiapan untuk menghadapi Konferensi di Jenewa. Di samping itu Konferensi
Kolombo secara aklamasi memutuskan akan mengadakan Konferensi Asia Afrika dan
pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggaranya. Kelima negara yang
wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo kemudian dikenal dengan nama
Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara sponsor. Konferensi
Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara I.
b.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di
Bogor pada tanggal 22–29 Desember 1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh
perdana menteri negara-negara peserta Konferensi Kolombo. Konferensi Bogor
memutuskan hal-hal sebagai berikut.
· Konferensi
Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
· Penetapan
tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta
Konferensi Asia Afrika.
· Hal-hal yang
akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.
· Pemberian
dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.
4)
Pelaksanaan KAA
Sesuai
dengan rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal
18–24 April 1955. Kon-ferensi Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29
negara yang terdiri atas negara pengundang dan negara yang diundang.
· Negara pengundang meliputi Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma
(Myanmar).
· Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara
meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara,
Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah),
Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia,
Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang
diundang, tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah
Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika
Tengah masih dilanda pertikaian dalam negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris.
Semua persidangan Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka,
Bandung.
Latar
belakang dan dasar pertimbangan diadakan KAA adalah sebagai berikut.
· Kenangan kejayaan masa lampau dari beberapa negara di kawasan Asia-Afrika.
· Perasaan senasib sepenanggungan karena sama-sama merasakan masa penjajahan
dan penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
· Meningkatnya kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan elite
nasional/terpelajar dan intelektual.
· Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
· Memiliki pokok-pokok yang kuat dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
· Secara geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.
5) Tujuan
Diadakannya KAA
Tujuan
diadakannya KAA adalah sebagai berikut.
· Memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial,
ekonomi, dan kebudayaan;
· Memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
· Memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta
mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
· Bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
· Membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama
seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi
Asia Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama
negara-negara di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan,
serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Kerja sama ekonomi dalam
lingkungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dilakukan dengan saling memberikan
bantuan teknik dan tenaga ahli. Konferensi berpendapat bahwa negara-negara di
Asia dan Afrika perlu memperluas perdagangan dan pertukaran delegasi dagang.
Dalam konferensi tersebut ditegaskan juga pentingnya masalah perhubungan
antarnegara karena kelancaran perhubungan dapat memajukan ekonomi. Konferensi
juga menyetujui penggunaan beberapa organisasi internasional yang telah ada
untuk memajukan ekonomi. Konferensi Asia Afrika menyokong sepenuhnya prinsip
dasar hak asasi manusia yang tercantum dalam Piagam PBB.
Oleh karena
itu, sangat disesalkan masih adanya rasialisme dan diskriminasi warna kulit di
beberapa negara. Konferensi mendukung usaha untuk melenyapkan rasialisme dan
diskriminasi warna kulit di mana pun di dunia ini. Konferensi juga menyatakan
bahwa kolonialisme dalam segala bentuk harus diakhiri dan setiap perjuangan
kemer-dekaan harus dibantu sampai berhasil. Demi perdamaian dunia, konferensi
mendukung adanya perlucutan senjata. Juga diserukan agar percobaan senjata
nuklir dihentikan dan masalah perdamaian juga merupakan masalah yang sangat
penting dalam pergaulan internasional. Oleh karena itu, semua bangsa di dunia
hendaknya menjalankan toleransi dan hidup berdampingan secara damai. Demi
perdamaian pula, konferensi menganjurkan agar negara yang memenuhi syarat
segera dapat diterima menjadi anggota PBB.
Konferensi
setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara
Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya, segera mengambil
beberapa keputusan penting, antara lain:
a. Memajukan
kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
b. Menuntut
kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
c. Mendukung
tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;
d. Menentang
diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
e. Aktif
mengusahakan perdamaian dunia.
Selain
menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia
untuk menjalankan beberapa prinsip bersama, seperti:
a. Menghormati
hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;
b. Menghormati
kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
c. Mengakui
persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa
kecil;
d. Melakukan
intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain;
e. Menghormati
hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian maupun
secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
f. Tidak
menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus salah satu negara besar; b) tidak melakukan tekanan terhadap
negara lain;
g. Tidak
melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap
integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;
h. Menyelesaikan
segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;
i. Memajukan
kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
j. Menghormati
hukum dan kewajiban internasional lainnya.
Kesepuluh
prinsip yang dinyatakan dalam Konferensi Asia Afrika itu dikenal dengan nama
Dasasila Bandung atau Bandung Declaration.
6) Pengaruh
Konferensi Asia Afrika bagi Solidaritas dan Perjuangan Kemerdekaan Bangsa di
Asia dan Afrika
Konferensi
Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan
bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah sebagai
berikut.
· Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak
untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan
secara damai.
· Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk
menggalang persatuan.
· Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
· Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di
Asia dan Afrika khususnya.
· Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia
dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
· Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi
anggota PBB.
Selain
membawa pengaruh bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan
Afrika, Konferensi Asia Afrika juga menimbulkan dampak yang penting dalam
perkembangan dunia pada umumnya. Pengaruh atau dampak itu, antara lain sebagai
berikut.
· Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling
berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/détenteakibat Perang Dingin dan
mencegah terjadinya perang terbuka.
· Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan
dalam Gerakan Non Blok.
· Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan
Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk
Blok Timur ataupun Blok Barat.
· Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam
Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya
Irian Barat ke pangkuan RI.
· Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras
di negaranya.
Konferensi
Asia Afrika dan pengaruhnya terhadap solidaritas antarbangsa tidak hanya
berdampak pada negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh
dunia.
Post a Comment for "Organisasi Internasional Konferensi Asia Afrika (KAA)"
Post a Comment