Makalah ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara


ASEAN
A.     PENDIRIAN
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, atau ASEAN, didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN (Deklarasi Bangkok) oleh Bapak Pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Brunei Darussalam kemudian bergabung pada tanggal 7 Januari 1984, VietNam pada tanggal 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, dan Kamboja pada tanggal 30 April 1999, yang membentuk apa yang sekarang negara-negara anggota ASEAN sepuluh.
B.     MAKSUD DAN TUJUAN
Sebagaimana tercantum dalam Deklarasi ASEAN, maksud dan tujuan dari ASEAN adalah:
a.       Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan budaya di kawasan melalui upaya bersama dalam semangat kesetaraan dan kemitraan dalam rangka memperkuat landasan bagi masyarakat sejahtera dan damai Bangsa Bangsa Asia Tenggara;
b.      Untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional dengan menghormati keadilan dan supremasi hukum dalam hubungan antara negara-negara dari kawasan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB;
c.       Untuk mempromosikan kerjasama aktif dan saling membantu mengenai masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknis, ilmiah dan administrasi;
d.      Untuk memberikan bantuan satu sama lain dalam bentuk fasilitas pelatihan dan penelitian dalam, bidang pendidikan profesional, teknis dan administratif;
e.       Untuk berkolaborasi dengan lebih efektif untuk lebih memanfaatkan pertanian dan industri, perluasan perdagangan mereka, termasuk studi tentang masalah perdagangan komoditas internasional, peningkatan transportasi dan fasilitas komunikasi dan peningkatan standar hidup masyarakat mereka;
f.        Untuk mempromosikan studi Asia Tenggara, dan
Untuk mempertahankan kerjasama yang erat dan menguntungkan dengan organisasi internasional dan regional yang ada dengan tujuan yang sama dan tujuan, dan mengeksplorasi semua jalan untuk kerjasama yang lebih erat di antara mereka sendiri.



C.     DASAR PRINSIP
Dalam hubungan mereka dengan satu sama lain, Negara-negara Anggota ASEAN telah mengadopsi prinsip-prinsip dasar berikut, sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara (TAC) tahun 1976:
a.       Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas teritorial, dan identitas nasional semua bangsa;
b.      Hak setiap Negara untuk memimpin eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi atau paksaan;
c.       Non-campur tangan dalam urusan internal satu sama lain;
d.      Penyelesaian perbedaan atau sengketa dengan cara damai;
e.       Mencegah ancaman atau penggunaan kekuatan, dan
f.         Efektif kerjasama di antara mereka sendiri.

D.    KOMUNITAS ASEAN
The ASEAN Vision 2020, diadopsi oleh para pemimpin ASEAN pada 30th Anniversary of ASEAN, menyepakati visi bersama ASEAN sebagai bangsa-bangsa Asia Tenggara, outward looking, hidup dalam perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, terikat bersama dalam kemitraan dalam pembangunan yang dinamis dan dalam komunitas masyarakat yang peduli.
Pada KTT ASEAN ke-9 tahun 2003, para pemimpin ASEAN memutuskan bahwa Komunitas ASEAN harus ditetapkan.
Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para pemimpin menegaskan komitmen kuat mereka untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN tahun 2015 dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN 2015.
Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar, yaitu ASEAN Political-Security Community, ASEAN Economic Community dan ASEAN Socio-Cultural Community. Setiap pilar memiliki Blueprint sendiri, dan, bersama-sama dengan Initiative for ASEAN Integration (IAI) Kerangka Strategis dan Rencana Kerja IAI Tahap II (2009-2015), mereka membentuk Roadmap untuk dan Komunitas ASEAN 2009-2015.
E.      ASEAN CHARTER
Piagam ASEAN berfungsi sebagai dasar yang kuat dalam mencapai Komunitas ASEAN dengan memberikan status hukum dan kerangka kelembagaan untuk ASEAN. Hal ini juga codifies ASEAN norma, aturan dan nilai-nilai, menetapkan target yang jelas untuk ASEAN, dan menyajikan akuntabilitas dan kepatuhan. Piagam ASEAN mulai berlaku pada tanggal 15 Desember 2008. Sebuah pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN diselenggarakan di Sekretariat ASEAN di Jakarta untuk menandai kesempatan ini sangat bersejarah bagi ASEAN. Dengan berlakunya Piagam ASEAN, ASEAN selanjutnya akan beroperasi di bawah kerangka hukum baru dan mendirikan sejumlah organ baru untuk meningkatkan pembangunan masyarakat prosesnya. Akibatnya, Piagam ASEAN telah menjadi kesepakatan yang mengikat secara hukum di antara 10 negara anggota ASEAN.

F.      TUJUAN DIBENTUKNYA PIAGAM ASEAN
Tahun 2007 bisa dikatakan bersejarah bagi ASEAN. Kawasan ini memiliki tampilan baru. Ada harapan ASEAN akan terstruktur dan tersistematis. Semua itu ditandai dengan ditandatanginya Piagam ASEAN (ASEAN Charter) sebagai kerangka “konstitusi bersama” ASEAN. Keberadaan sebuah piagam agar bisa lebih mengikat negara-negara anggota sebenarnya sudah cukup lama dikumandangkan di kalangan pemikir ASEAN. Akan tetapi, baru pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2003 di Bali, keinginan ASEAN untuk memiliki sebuah piagam bersama itu mulai dikonkretkan. ibarat sebuah perusahaan yang harus memiliki status hukum yang jelas, apakah itu perseroan terbatas (PT) atau perusahaan dagang (PD), ASEAN sebagai organisasi regional yang sudah berusia 40 tahun ini memang sudah seharusnya punya status hukum. Idealnya, dengan adanya status hukum itu, ASEAN lebih punya keleluasaan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya kalangan pebisnis. Dia (ASEAN) juga bisa memiliki aset, visi, dan misi, serta alat/perangkat untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut.
Piagam ASEAN memang tidak otomatis akan mengubah banyak hal di ASEAN. Malah, piagam itu sesungguhnya makin mengekalkan banyak kebiasaan lama. Misalnya, pengambilan keputusan di ASEAN tetap dengan cara konsensus dan KTT ASEAN menjadi tempat tertinggi untuk pengambilan keputusan jika konsensus tidak tercapai atau jika sengketa di antara anggota terjadi.
Meski demikian, piagam tersebut hadir di saat yang pas, yaitu ketika kawasan Asia Tenggara ini terus berubah dan negara-negara ASEAN semakin memperluas cakupan kerja sama yang lebih kukuh ke Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, dan China), Asia Tengah (India), serta ke selatan (Australia dan Selandia Baru). Juga, KTT Asia Timur yang diselenggarakan beriringan dengan KTT ASEAN.
Tujuan dibentuknya Piagam Asean adalah sebagai berikut:
1.       Permudah kerja sama
Adanya Piagam ASEAN secara organisatoris akan membuat negara anggota ASEAN relatif akan lebih terikat kepada berbagai kesepakatan yang telah dibuat ASEAN. Secara teoretis, piagam itu akan semakin mempermudah kerja sama yang dibuat ASEAN dengan mitra-mitra dialognya. Jika pada masa lalu mitra ASEAN terkadang mengeluh bahwa kesepakatan yang telah dibuat dengan ASEAN ternyata hanya dilaksanakan dan dipatuhi oleh beberapa negara anggota ASEAN, kini kekhawatiran itu bisa dikurangi. Mekanisme kerja yang lebih jelas di ASEAN seperti tertuang dalam Piagam ASEAN itu juga akan mempermudah mitra-mitra atau calon-calon mitra yang ingin berurusan dengan ASEAN. Begitu pula bila di kemudian hari terjadi persengketaan, Piagam ASEAN telah membuat pengaturan umum untuk penyelesaian sengketa itu. Lebih penting lagi secara politis, ASEAN kini menegaskan dirinya sebagai organisasi yang menghormati serta bertekad untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai demokrasi. Piagam meminta ASEAN menghargai HAM. Meski saat ini pelaksanaan kedua hal itu masih jauh dari ideal, setidaknya ASEAN sudah mengakui bahwa penghormatan atas HAM dan demokrasi sebagai nilai-nilai dasar, sama seperti umumnya negara maju. Dengan demikian, hambatan psikologis untuk bekerja sama dengan negara-negara ASEAN seperti sering terdengar selama ini dari beberapa negara maju, setidaknya sudah bisa dikurangi meski hambatan belum sepenuhnya bisa dihapuskan.

2.       Tantangan internal
Keberhasilan ASEAN melahirkan sebuah piagam bersama tidak otomatis bermakna ASEAN yang semakin solid. Tantangan terbesar justru berada di lingkungan internal ASEAN sendiri, khususnya bagaimana agar benar-benar bisa mengimplementasikan piagam itu sehingga ASEAN menjadi kekuatan yang menyatu dan tidak terpecah belah.
Bagaimanapun, kehadiran Piagam ASEAN, yang di dalamnya mengharuskan para anggota mematuhi apa-apa yang sudah diputuskan bersama oleh ASEAN, akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak. Mereka ini sebenarnya menaruh keberatan atas keputusan bersama itu. Meski demikian, Piagam ASEAN memang telah didesain sedemikian rupa sehingga tidak terlalu keras terhadap para anggotanya yang belum bisa menaati kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat.
 Celah-celah untuk kompromi yang sering kali diistilahkan banyak kalangan sebagai cara ASEAN (the ASEAN way) masih banyak diakomodasi di dalam piagam tersebut. Di bidang ekonomi, misalnya, Piagam ASEAN menjamin hak negara-negara anggota untuk berpartisipasi secara fleksibel dalam pelaksanaan komitmen-komitmen ekonomi di ASEAN. Begitu pula dalam pelaksanaan prinsip-prinsip “politik” ASEAN, seperti khususnya demokrasi dan penghormatan dan jaminan atas hak-hak asasi manusia, asas yang fleksibel tetap dipertahankan.
Satu hal penting dalam Piagam ASEAN yang memang sudah selayaknya dilakukan adalah menjadikan organisasi ini sebagai organisasi yang berorientasi pada rakyat atau bukan organisasi birokrat semata. Dengan demikian, dibuka bahkan didorong kesempatan lebih besar kepada warga masyarakat ASEAN untuk berinteraksi satu sama laindengan lebih intens.     
  Pergaulan rakyat ASEAN di kawasan regional dan internasional itu tentu akan berkontribusi positif kepada kerja sama ASEAN dengan mitra-mitranya di seluruh kawasan.
3.       Langkah paling maju
Ada tiga rencana ASEAN yang dituliskan di piagam itu. Tiga hal itu adalah menginginkan lahirnya Komunitas Ekonomi ASEAN, Komunitas Keamanan ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN. Jangan skeptis dulu dengan rencana pembentukan komunitas itu. Atau jangan melihat realitas sekarang jika ingin menilai prospek pembentukan tiga jenis komunitas itu. ASEAN bisa saja tidak terlihat berwibawa, melihat realitas sekarang, dengan mayoritas anggotanya punya masalah tersendiri yang tergolong berat. Beberapa di antaranya bahkan masih tergolong negara paria. Sesungguhnya, rencana pembentukan komunitas itu merupakan refleksi dari tajamnya visi para pemikir ASEAN. Piagam itu disusun para pakar atau figur terkenal di ASEAN. Wakil dari Indonesia adalah mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas.Mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas terkesan jengkel dengan analisis pengamat yang relatif selalu skeptis melihat ASEAN. “Mereka itu kadang genit, ya,” demikian kalimat lucu dari Ali Alatas mengomentari piagam yang disambut dingin oleh pengamat.
4.      Piagam merefleksikan pandangan jauh ke depan. 
Bahkan, piagam secara tersirat akan membuat ASEAN malu jika tidak bisa memenuhinya di kemudian hari. Inilah sumbangsih para pemikir ASEAN. Ini merupakan bukti bahwa para pakar ASEAN tidak dungu, tetapi punya sudut pandang yang strategis menuju masa depan. Hal ini diperkuat lagi dengan rencana pemerintah ASEAN, yang pada November lalu, di Singapura, sudah menandatangani deklarasi pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Bahkan, pada tahun 2008 sudah ada langkah untuk mewujudkan komunitas ekonomi ini. Tujuan akhirnya adalah aliran barang, jasa, warga yang relatif lebih bebas di ASEAN. Ini strategis mengingat contoh empiris, negara kaya di dunia menjadi makmur karena mobilitas itu. Para teknokrat ekonomi dan para figur terkenal ASEAN sudah memberi contoh soal penyusunan langkah ke depan. Sekarang ini, eksekusinya ada di lingkungan pemerintah di ASEAN yang sarat problem, bahkan masih suka menyiksa rakyat.
Apakah junta Myanmar tahu piagam, atau lebih percaya piagam ketimbang paranormal? Ini hanya contoh kecil. Tetapi sudahlah, semoga waktu akan mengubah perangai dan perilaku sebagian pemerintahan di ASEAN, yang juga masih sering sekadar berkomitmen dan tidak bertindak nyata. Setidaknya mereka masih mau menorehkan sejarah baru dengan menandatangani Piagam ASEAN dan juga cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.
5.       Strategis
Piagam itu sendiri dinilai strategis karena akan menjadi landasan hukum yang menjamin integrasi politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan, demokratisasi, perlindungan hak asasi, dan pelestarian lingkungan. Pembuatan piagam merupakan terobosan penting dalam sejarah ASEAN, yang selama 40 tahun lebih bersifat peguyuban. Dalam menghadapi tantangan 40 tahun kedua, ASEAN memang membutuhkan pijakan hukum yang lebih jelas dalam membangun blok politik dan ekonomi.  

G.     SEJARAH ASEAN
Pada tanggal 8 Agustus 1967, lima pemimpin - Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand - duduk bersama di ruang utama Departemen Luar Negeri bangunan di Bangkok, Thailand dan menandatangani dokumen. Berdasarkan dokumen itu, Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lahir. Kelima Menteri Luar Negeri yang menandatanganinya - Adam Malik dari Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khoman Thailand - kemudian akan dipuji sebagai Bapak Pendiri mungkin paling sukses antar-pemerintah organisasi di negara berkembang saat ini. Dan dokumen yang ditandatangani mereka akan dikenal sebagai Deklarasi ASEAN.
Itu sebuah dokumen, pendek hanya-worded mengandung hanya lima artikel. Ini menyatakan pembentukan Asosiasi Kerjasama Regional di antara Negara-negara Asia Tenggara dikenal sebagai Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan terbilang maksud dan tujuan dari Asosiasi itu. Ini maksud dan tujuan adalah tentang kerjasama di bidang budaya, teknis, pendidikan dan lainnya ekonomi, sosial, dan dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional dengan menghormati keadilan dan supremasi hukum dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa Piagam. Ini menetapkan bahwa Asosiasi akan terbuka untuk partisipasi oleh semua Negara di kawasan Asia Tenggara berlangganan tujuan-tujuannya, prinsip-prinsip dan tujuan. Ini menyatakan ASEAN sebagai mewakili "kehendak kolektif bangsa-bangsa Asia Tenggara untuk mengikatkan diri bersama dalam persahabatan dan kerja sama dan, melalui usaha bersama dan pengorbanan, aman bagi masyarakat dan untuk anak cucu berkat-berkat kedamaian, kebebasan dan kemakmuran."
Itu sementara Thailand adalah broker rekonsiliasi di antara Indonesia, Filipina dan Malaysia atas sengketa tertentu yang sadar pada empat negara yang saat ini untuk kerjasama regional telah datang atau masa depan daerah akan tetap tidak menentu. Kenang salah satu dari dua protagonis yang masih hidup dari proses sejarah, Thanat Khoman dari Thailand:. "Pada perjamuan yang menandai rekonsiliasi antara ketiga pihak yang berselisih, saya menyinggung gagasan pembentukan organisasi lain untuk kerjasama regional dengan Adam Malik Malik setuju tanpa ragu-ragu tapi meminta untuk waktu untuk berbicara dengan pemerintah dan juga untuk menormalkan hubungan dengan Malaysia sekarang bahwa konfrontasi telah usai. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Thailand menyiapkan piagam draft lembaga baru Dalam beberapa bulan, semuanya sudah siap.. Karena itu saya mengundang dua mantan anggota Asosiasi Asia Tenggara (ASA), Malaysia dan Filipina, dan Indonesia, kunci anggota, untuk sebuah pertemuan di Bangkok Selain itu,. Singapura dikirim S. Rajaratnam, maka Menteri Luar Negeri, untuk melihat saya tentang bergabung dengan baru set-up Meskipun organisasi baru direncanakan hanya terdiri dari anggota ASA ditambah Indonesia, Singapura permintaan itu dianggap menguntungkan.. "
Dan sehingga pada awal Agustus 1967, lima Menteri Luar Negeri selama empat hari di isolasi relatif dari sebuah resor pantai di Bang Saen, sebuah kota pantai kurang dari seratus kilometer tenggara Bangkok. Di sana mereka melakukan negosiasi atas dokumen yang secara jelas informal yang mereka kemudian akan senang dalam menggambarkan sebagai "olahraga-shirt diplomasi." Namun itu tidak berarti proses yang mudah: setiap orang dibawa ke dalam pertimbangan perspektif sejarah dan politik yang tidak memiliki kemiripan dengan yang salah yang lain. Tetapi dengan goodwill dan humor yang baik, sesering yang mereka meringkuk di meja perundingan, mereka finessed jalan melalui perbedaan-perbedaan mereka ketika mereka berbaris tembakan mereka di lapangan golf dan diperdagangkan wisecracks pada permainan satu sama lain, gaya musyawarah yang akhirnya akan menjadi ASEAN menteri tradisi.
Sekarang, dengan kerasnya negosiasi dan informalities dari Bang Saen di belakang mereka, dengan tanda tangan mereka rapi terpasang ke Deklarasi ASEAN, juga dikenal sebagai Deklarasi Bangkok, sudah waktunya untuk beberapa formalitas. Yang pertama berbicara adalah Sekretaris Filipina Luar Negeri, Narciso Ramos, satu kali wartawan dan lama legislator yang telah memberikan sebuah kesempatan untuk menjadi Ketua Kongres Filipina untuk melayani sebagai salah satu diplomat pertama negaranya. Dia kemudian 66 tahun dan putra satu-satunya, Presiden Fidel V. Ramos masa depan, melayani dengan Action Group Filipina Civic di Vietnam diperangi. Dia teringat tediousness dari negosiasi yang mendahului penandatanganan Deklarasi yang "benar-benar dikenakan pajak niat baik, imajinasi, kesabaran dan pengertian dari lima berpartisipasi Menteri." Bahwa ASEAN didirikan pada semua meskipun kesulitan-kesulitan ini, katanya, berarti bahwa fondasinya telah diletakkan kokoh. Dan dia terkesan pada para penonton dari diplomat, pejabat dan orang-orang media yang telah menyaksikan upacara penandatanganan yang besar rasa urgensi telah mendorong para Menteri harus melalui semua yang kesulitan. Dia berbicara gelap dari pasukan yang tersusun terhadap kelangsungan hidup negara-negara Asia Tenggara di masa-masa tidak menentu dan kritis.
"Ekonomi terfragmentasi Asia Tenggara," katanya, "(dengan) masing-masing negara mengejar tujuan sendiri terbatas dan menghamburkan sumber daya yang sedikit tumpang tindih dalam atau bahkan bertentangan upaya negara adik membawa benih-benih kelemahan dalam ketidakmampuan mereka untuk pertumbuhan danmereka mengabadikan diri ketergantungan pada, negara-negara industri maju. ASEAN, oleh karena itu, bisa marshal potensi masih belum dimanfaatkan wilayah ini kaya melalui tindakan lebih substansial bersatu. "
Ketika tiba gilirannya untuk berbicara, Adam Malik, Presidium Menteri Urusan Politik dan Menteri Luar Negeri Indonesia, mengingat bahwa sekitar setahun sebelumnya, di Bangkok, pada akhir pembicaraan damai antara Indonesia dan Malaysia, ia menjelajahi ide organisasi seperti ASEAN dengan mitranya Malaysia dan Thailand. Salah satu dari "orang-orang muda yang marah" dalam perjuangan negaranya kemerdekaan dua dekade sebelumnya, Adam Malik kemudian 50 tahun dan salah satu dari Presidium lima dipimpin oleh Soeharto Umum yang kemudi Indonesia dari ambang kekacauan ekonomi dan politik. Dia adalah pria titik Presidium dalam upaya Indonesia untuk memperbaiki hubungan dengan negara tetangganya di bangun dari kebijakan malang konfrontasi. Selama tahun lalu, katanya, para Menteri semua bekerja bersama menuju realisasi gagasan ASEAN, "membuat terburu-buru perlahan, dalam rangka membangun sebuah asosiasi baru kerjasama regional."
Adam Malik melanjutkan untuk menjelaskan visi Indonesia dari Asia Tenggara berkembang menjadi "suatu daerah yang dapat berdiri di atas kaki sendiri, cukup kuat untuk mempertahankan diri terhadap pengaruh negatif dari luar daerah." Seperti visi, dia menekankan, bukan angan-angan, jika negara-negara di wilayah secara efektif bekerja sama dengan satu sama lain, mengingat gabungan mereka sumber daya alam dan tenaga kerja. Dia disebut perbedaan pandangan antara negara-negara anggota, tetapi perbedaan-perbedaan, kata dia, akan diatasi melalui maksimum itikad baik dan pengertian, iman dan realisme. Kerja keras, kesabaran dan ketekunan, ia menambahkan, juga akan diperlukan.
Negara-negara Asia Tenggara juga harus bersedia untuk mengambil tanggung jawab atas apa pun yang terjadi pada mereka, menurut Tun Abdul Razak, Wakil Perdana Menteri Malaysia, yang berbicara selanjutnya. Dalam pidatonya, ia menyihir visi ASEAN yang akan mencakup semua negara-negara Asia Tenggara. Tun Abdul Razak kemudian merangkap Menteri negaranya Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional. Ini adalah saat ketika kelangsungan hidup nasional adalah dorong utama dari hubungan Malaysia dengan negara lain dan sebagainya sebagai Menteri Pertahanan, ia bertanggung jawab atas urusan luar negeri negaranya. Dia menekankan bahwa negara-negara di kawasan harus mengakui bahwa kecuali jika mereka menerima tanggung jawab bersama mereka untuk membentuk nasib mereka sendiri dan untuk mencegah intervensi dan campur tangan eksternal, Asia Tenggara akan tetap penuh dengan bahaya dan ketegangan. Dan kecuali jika mereka mengambil tindakan tegas dan kolektif untuk mencegah letusan konflik intra-regional, bangsa-bangsa Asia Tenggara akan tetap rentan terhadap manipulasi, satu terhadap yang lain.
"Kami bangsa-bangsa dan rakyat Asia Tenggara," Tun Abdul Razak mengatakan, "harus berkumpul dan membentuk oleh diri kita sendiri perspektif baru dan kerangka kerja baru untuk wilayah kami Adalah penting bahwa secara individual dan. Bersama-sama kita harus menciptakan kesadaran yang mendalam bahwa kita tidak dapat bertahan lama sebagai masyarakat independen namun terisolasi kecuali kita juga berpikir dan bertindak bersama-sama dan kecuali kami membuktikan dengan perbuatan bahwa kita milik keluarga bangsa-bangsa Asia Tenggara terikat oleh ikatan persahabatan dan niat baik dan dijiwai dengan cita-cita kita sendiri dan aspirasi dan ditentukan untuk membentuk nasib kita sendiri ". Dia menambahkan bahwa, "dengan pendirian ASEAN, kita telah mengambil tegas dan langkah berani di jalan itu".
Sementara itu, S. Rajaratnam, mantan Menteri Kebudayaan multi-budaya Singapura yang, pada saat itu, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pertama nya, mencatat bahwa dua dekade semangat nasionalis tidak memenuhi harapan rakyat Asia Tenggara untuk baik standar hidup. Jika ASEAN akan berhasil, katanya, maka anggotanya harus menikah berpikir nasional dengan pemikiran regional.
"Kita sekarang harus berpikir pada dua tingkat," kata Rajaratnam. "Kita harus berpikir tidak hanya kepentingan nasional kita, tetapi menempatkan mereka terhadap kepentingan daerah: yang merupakan cara baru berpikir tentang masalah kita Dan ini adalah dua hal yang berbeda dan kadang-kadang mereka dapat konflik Kedua, kita juga harus menerima kenyataan, jika.. kita benar-benar serius tentang hal itu, bahwa eksistensi daerah berarti penyesuaian yang menyakitkan bagi mereka praktek dan berpikir di negara kita masing-masing Kita harus membuat penyesuaian yang menyakitkan dan sulit.. Jika kita tidak akan melakukan itu, maka regionalisme tetap utopia. "
S. Rajaratnam mengungkapkan rasa takut, bagaimanapun, bahwa ASEAN akan disalahpahami. "Kami tidak melawan apa pun", katanya, "tidak melawan siapa pun". Dan di sini ia menggunakan istilah yang akan memiliki cincin menyenangkan bahkan sampai hari ini: Balkanisasi. Di Asia Tenggara, seperti di Eropa dan setiap bagian dari dunia, katanya, kekuatan luar memiliki kepentingan di daerah Balkanisasi. "Kami ingin memastikan," katanya, "seorang Tenggara yang stabil di Asia, bukan terbalkanisasi Asia Tenggara Dan negara-negara yang tertarik, benar-benar tertarik,. Dalam stabilitas Asia Tenggara, kemakmuran Asia Tenggara, dan lebih baik ekonomi dan sosial kondisi, akan menyambut negara-negara kecil berkumpul untuk menyatukan sumber daya kolektif mereka dan kebijaksanaan kolektif mereka untuk berkontribusi pada perdamaian dunia. "
Tujuan ASEAN, kemudian, adalah untuk menciptakan, bukan untuk menghancurkan. Ini, Menteri Luar Negeri Thailand, Thanat Khoman, stres saat tiba gilirannya untuk berbicara. Pada saat konflik Vietnam adalah pasukan mengamuk dan Amerika tampak selamanya tertanam di Indocina, ia telah diramalkan penarikan akhirnya mereka dari daerah dan telah sesuai diterapkan diri untuk menyesuaikan kebijakan luar negeri Thailand untuk suatu realitas yang hanya akan menjadi jelas lebih dari setengah dekade nanti. Dia harus memiliki bahwa dalam pikiran ketika, pada kesempatan itu, ia mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara tidak punya pilihan selain untuk menyesuaikan diri dengan keadaan darurat saat itu, untuk bergerak ke arah kerjasama yang lebih erat dan bahkan integrasi. Menjelaskan tujuan ASEAN, dia berbicara tentang "membangun masyarakat baru yang akan responsif terhadap kebutuhan waktu dan efisien dilengkapi untuk membawa, untuk kenikmatan dan materi serta kemajuan spiritual bangsa kita, kondisi stabilitas dan kemajuan Terutama apa jutaan pria dan wanita di bagian kita di dunia inginkan adalah. menghapus konsep lama dan usang dominasi dan penundukan masa lalu dan menggantinya dengan semangat baru memberi dan menerima, kesetaraan dan kemitraan. Lebih dari segalanya lain, mereka ingin menjadi tuan rumah sendiri dan menikmati hak yang melekat untuk memutuskan nasib mereka sendiri ... "
Sementara negara-negara Asia Tenggara mencegah upaya untuk menghalangi mereka dari kebebasan dan kedaulatan, katanya, mereka harus terlebih dahulu membebaskan diri dari hambatan material kebodohan, penyakit dan kelaparan. Masing-masing negara tidak dapat mencapai itu saja, namun dengan bergabung bersama dan bekerja sama dengan mereka yang memiliki aspirasi yang sama, tujuan menjadi lebih mudah untuk mencapai. Kemudian Thanat Khoman menyimpulkan: "Apa yang kami telah memutuskan hari ini hanyalah awal kecil dari apa yang kita harapkan akan menjadi panjang dan berkesinambungan urutan prestasi yang kita sendiri, orang-orang yang akan bergabung dengan kita nanti dan generasi yang akan datang, dapat dibanggakan. Biarkan itu untuk Asia Tenggara, sebuah wilayah yang berpotensi kaya, kaya dalam sejarah, dalam spiritual serta sumber daya materi dan memang untuk benua kuno seluruh Asia, cahaya kebahagiaan dan kesejahteraan yang akan bersinar selama jutaan tak terhitung dari kami berjuang masyarakat
Menteri Luar Negeri Thailand menutup sesi pengukuhan Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dengan menampilkan masing-masing rekan-rekannya dengan kenang-kenangan. Tertulis pada kenang-kenangan disampaikan kepada Menteri Luar Negeri Indonesia, adalah kutipan, "Sebagai penghargaan atas jasa yang diberikan oleh Yang Mulia Adam Malik kepada organisasi ASEAN, nama yang disarankan oleh dia."
Dan itu adalah bagaimana ASEAN dikandung, diberi nama, dan lahir. Sudah hampir 14 bulan sejak Thanat Khoman dibesarkan gagasan ASEAN dalam percakapan dengan rekan-rekannya Malaysia dan Indonesia. Di sekitar tiga minggu lagi, Indonesia akan sepenuhnya memulihkan hubungan diplomatik dengan Malaysia, dan segera setelah itu dengan Singapura. Itu tidak berarti akhir untuk intra-ASEAN perselisihan, karena segera Filipina dan Malaysia akan memiliki jatuh di isu kedaulatan atas Sabah. Banyak perselisihan antara negara-negara ASEAN bertahan sampai hari ini. Tapi semua Negara Anggota sangat berkomitmen untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui cara-cara damai dan dalam semangat saling akomodasi. Setiap sengketa akan memiliki musim yang tepat tetapi tidak akan diizinkan untuk mendapatkan di jalan tugas di tangan. Dan pada waktu itu, tugas penting adalah untuk meletakkan kerangka dialog regional dan kerjasama.
Deklarasi dua halaman Bangkok tidak hanya berisi alasan untuk pembentukan ASEAN dan tujuan spesifik. Ini merupakan modus operandi organisasi membangun langkah-langkah kecil, sukarela, dan pengaturan informal terhadap lebih mengikat perjanjian dan dilembagakan. Semua negara anggota pendiri dan anggota baru telah berdiri teguh pada semangat Deklarasi Bangkok. Selama bertahun-tahun, ASEAN telah semakin masuk ke instrumen formal dan mengikat secara hukum beberapa, seperti Perjanjian 1976 Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara dan Perjanjian 1995 tentang Zona Asia Tenggara Nuklir Bebas Senjata.
Terhadap latar belakang konflik di kemudian Indocina, para Founding Fathers memiliki kejelian membangun komunitas dan untuk semua negara-negara Asia Tenggara. Jadi Deklarasi Bangkok diumumkan bahwa "Asosiasi ini terbuka bagi partisipasi pada semua Negara di kawasan Asia Tenggara berlangganan tujuan tersebut, prinsip-prinsip dan tujuan." Outlook inklusif ASEAN telah membuka jalan bagi pembangunan masyarakat tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di Asia Pasifik yang lebih luas di mana beberapa lainnya antar-pemerintah organisasi sekarang hidup berdampingan.
Logo ASEAN asli disajikan lima berkas gandum coklat batang padi, satu untuk setiap anggota pendiri. Di bawah berkas gandum adalah legenda "ASEAN" dengan warna biru. Ini diatur di lapangan kuning dikelilingi oleh perbatasan biru. Brown singkatan dari kekuatan dan stabilitas, kuning untuk kemakmuran dan biru untuk semangat kebaikan di mana ASEAN urusan dilakukan. Ketika ASEAN merayakan ulang tahun ke-30 pada tahun 1997, berkas-berkas pada logo meningkat sampai sepuluh - mewakili semua sepuluh negara Asia Tenggara dan mencerminkan warna bendera mereka semua. Dalam arti yang sangat nyata, ASEAN dan Asia Tenggara kemudian akan menjadi satu dan sama, seperti para Founding Fathers telah dibayangkan.
Artikel ini didasarkan pada bab pertama ASEAN pada 30, sebuah publikasi dari Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam rangka memperingati HUT ke-30 pada tanggal 8 Agustus 1997, ditulis oleh Jamil Maidan Flores dan Jun Abad.       

H.    MOTTO ASEAN
Semboyan ASEAN adalah"Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas".

I.       BENDERA ASEAN
PEDOMAN PENGGUNAAN BENDERA ASEAN
a.       Bendera ASEAN adalah simbol persatuan Negara-negara Anggota dan dukungan bagi prinsip-prinsipdan usaha ASEANdan merupakan sarana untuk mempromosikan kesadaran ASEAN dan solidaritas.
b.      Bendera ASEAN merupakan, stabil damai, bersatu dan dinamis ASEAN. Warna Bendera-biru, merah, putih dan kuning-mewakili warna utama bendera dari semua negara anggota ASEAN.
c.       Biru melambangkan perdamaian dan stabilitas. Merah menggambarkan keberanian dan dinamisme, putih dan kuning menunjukkan kemurnian kesejahteraan.
d.      Batang-batang padi di tengah Lambang merupakan mimpi Bapak Pendiri ASEAN untuk ASEAN yang beranggotakan seluruh negara-negaradi Asia Tenggara, diikat bersama dalam persahabatan dan solidaritas.
e.       Lingkaran melambangkan kesatuanASEAN.
f.       Bendera ASEAN adalah hak cipta reserved ASEAN.




Martabat Bendera ASEAN
Bendera ASEAN harus diperlakukan dengan hormat dan tidak dikenakan penghinaan apapun.
Penggunaan Bendera ASEAN dengan Negara Anggota ASEAN
     Negara Anggota ASEAN
harus menggunakan Bendera ASEAN dengan cara yang ditentukan dalam pedoman ini yang meliputi:
1.        Bendera ASEAN akan ditampilkan di semua Sekretariat Nasional ASEAN.
2.       BenderaASEAN akan ditampilkan secara permanen di Misi Diplomatik dan Konsuler Negara Anggota  ASEAN bersama bendera nasional.
3.       Bendera ASEAN akan ditampilkan oleh negara-negara anggota ASEAN di negara ketiga yang diakui oleh semua negara anggota ASEAN.


Bendera ASEAN akan ditampilkan selama pertemuan ASEAN, Perayaan Hari ASEAN, upacara dan fungsi yang diselenggarakan di negara-negara anggota.

       

J.        LAMBANG ASEAN
Lambang Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Lambang ASEAN adalah lambang resmi ASEAN yang diresmikan penggunaannya pada Juli 1997[1] bersama dengan Bendera ASEAN. Meskipun lambang ini sudah digunakan bertahun-tahun, panduan resmi gambar dan penggunaan lambang ini ditetapkan pada Pertemuan ke-6 Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council/ACC), di Hanoi, 8 April 2010.
 BentukSepuluh batang padi yang terhimpun terletak di tengah lingkaran merah. Di bawah batang padi ini terdapat tulisan "asean" huruf kecil dengan jenis huruf helvetica berwarna biru. Lingkaran merah ini dibatasi cincin putih dan biru.
Warna lambang:
Skema warna
Biru
Merah
Putih
Kuning
Pantone 286
Pantone Red 032

Pantone Process Yellow
C100-M60-Y0-K6
C0-M91-Y87-K0
C0-M0-Y0-K0
C0-M0-Y100-K0
34-85-158
227-49-49
255-255-255
248-244-0
Makna perlambang
  1. Lambang ASEAN ini digunakan sebagai lambang resmi ASEAN.
  2. Lambang ASEAN melambangkan kemantapan, perdamaian, persatuan, dan dinamika ASEAN. Warna-warna lambang — biru, merah, putih dan kuning — adalah warna-warna yang digunakan dalam berbagai bendera negara-negara anggota ASEAN.
  3. Warna biru melambangkan perdamaian dan kemantapan, merah melambangkan keberanian dan dinamika, putih melambangkan kesucian, dan kuning melambangkan kemakmuran.
  4. Sepuluh batang padi yang terikat melambangkan sepuluh negara anggota ASEAN. hal ini melambangkan harapan para bapak pendiri ASEAN yang memimpikan ASEAN terdiri atas seluruh sepuluh negara-negara Asia Tenggara yang terikat dalam persahabatan dan solidaritas.
  5. Lingkaran melambangkan persatuan ASEAN.
  6. Hak cipta Lambang ASEAN dimiliki oleh
    Pedoman Penggunaan Lambang ASEAN
Lambang ASEAN akan menjadi lambang resmi ASEAN.
1.      Lambang ASEAN merupakan, stabil damai, bersatu dan dinamis ASEAN. Warna Lambang - biru, merah, putih dan kuning - mewakili warna utama dari puncak-puncak negara dari semua negara anggota ASEAN.
2.      Biru melambangkan perdamaian dan stabilitas. Merah menggambarkan keberanian dan dinamisme, putih dan kuning menunjukkan kemurnian kesejahteraan melambangkan.
3.      Batang-batang padi di tengah Lambang merupakan mimpi Bapak Pendiri ASEAN untuk ASEAN yang beranggotakan seluruh negara-negara di Asia Tenggara, diikat bersama dalam persahabatan dan solidaritas.
4.      Lingkaran melambangkan kesatuan ASEAN.

K.     PENGGUNAAN LAMBANG ASEAN
1.      Lambang ASEAN harus digunakan dengan cara yang mempromosikan ASEAN dan tujuan dan prinsip-prinsip. Ini tidak boleh digunakan untuk tujuan politik atau untuk kegiatan yang merugikan martabat ASEAN.
2.      Lambang  ASEAN tidak boleh digunakan untuk tujuan komersial kecuali entitas yang bersangkutan memperoleh persetujuan resmi melalui prosedur yang diatur dalam Pasal.
a.       Penggunaan Lambang ASEAN dengan Negara Anggota ASEAN
a)      Negara Anggota ASEAN didorong untuk menggunakan Emblem ASEAN dalam fungsi resmi yang berhubungan dengan ASEAN.
b)      Emblem ASEAN harus ditempatkan di sebelah kanan Simbol Nasional Negara Anggota ASEAN ', seperti yang terlihat oleh penonton.
b.      Penggunaan Lambang ASEAN oleh Sekretariat ASEAN
Sekretariat ASEAN akan menggunakan Emblem ASEAN dengan cara yang dianggap tepat oleh Sekretaris Jenderal yang mungkin termasuk yang berikut:
a)      Tampilan di gedung Sekretariat dan kediaman Sekretaris Jenderal;
b)      Gunakan dalam korespondensi resmi sebagai kop surat;
c)      Gunakan sebagai segel resmi untuk Sekretariat ASEAN;
d)     Gunakan alat tulis di resmi nya, publikasi dan souvenir;
e)      Tandai atau mengukir pada properti milik Sekretariat ASEAN, dan
f)       Tampilan pada fungsi resmi ASEAN.

L.      PERTEMUAN ASEAN
Ke dua puluh
ASEAN Summit, PhnomPenh, Kamboja, 03-04April 2012
Kesembilan bela
ASEAN Summit, Bali, Indonesia, 14-19 November 2011
XVIII
ASEAN Summit, Jakarta, 7-8 Mei 2011
Ketujuh belas
ASEAN Summit, HaNoi, 28-30 Oktober 2010
Keenambelas
ASEAN Summit, HaNoi, 8-9 April 2010
Kelimabelas
ASEAN Summit, Cha-Am HuaHin, Thailand, 23-25 ​​Oktober 2009
Keempatbelas
ASEAN Summit, Cha-am, Thailand, 26 Februari -1 Maret 2009
Ketigabelas
ASEAN Summit, Singapura, 18-22 November 2007
Keduabelas
ASEAN Summit, Cebu, Filipina, 9-15 Januari 2007
Kesebelas
ASEAN Summit, KualaLumpur, 12-14 Desember 2005
Kesepuluh
ASEAN Summit, Vientiane, 29-30 November 2004
Kesembilan
ASEAN Summit, Bali, 7-8 Oktober 2003
Kedelapan
ASEAN Summit, PhnomPenh, 4-5 November 2002
Ketujuh
ASEAN Summit, Bandar SeriBegawan, 5-6 November 2001
Keempat
Informal Summit, Singapura, 22-25 November 2000
Ketiga
Informal Summit, Manila, 27-28 November 1999
Kedua
Informal Summit, KualaLumpur, 14-16 Desember 1997
Pertama
Informal Summit, Jakarta, 30 November 1996
Kelima
ASEAN Summit, Bangkok, 14-15 Desember 1995
Keempat
ASEAN Summit, Singapura, 27-29 Januari 1992
Ketiga
ASEAN Summit, Manila, 14-15 Desember 1987
Kedua
ASEAN Summit, KualaLumpur, 4-5 Agustus 1977
Pertama
ASEAN Summit, Bali, 23-24 Februari 1976

M.   KEDUDUKAN DAN FUNGSI ASEAN
Dalam perjalanannya hingga empat dekade ASEAN belum memiliki suatu landasan formal yang berkekuatan hukum, mengingat selama ini kerjasama ASEAN cenderung bersifat informal dengan pendekatan musyawarah mufakat. Oleh karena itu, disusunlah ASEAN Charter yang akan menjadi pedoman. Setelah melalui proses panjang, pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-13 di Singapura tahun 2007, negara-negara anggota ASEAN telah menandatangani Piagam ASEAN. Wadah kerjasama negara-negara Asia Tenggara yang berdiri sejak 8 Agustus 1967 itu kini memiliki jati diri baru yaitu sebagai subyek hukum. ASEAN juga menjadi institusi yang memiliki akuntabilitas dan sistem kepatuhan tertentu, dan sebagai komunitas bersama di wilayah ekonomi, politik, keamanan, dan juga sosial kebudayaan.
ASEAN, sebagai wadah negara-negara atau organisasi regional kawasan Asia Tenggara telah memiliki dasar hukum bersama, yaitu melalui Piagam ASEAN yang diberlakukan mulai dari bulan Desember 2009, ini dijadikan sebuah tanggung jawab ASEAN untuk mematuhi peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pada KTT ASEAN.
Adanya Piagam ASEAN secara organisatoris akan membuat negara anggota ASEAN relatif akan lebih terikat kepada berbagai kesepakatan yang telah dibuat ASEAN. Secara teoretis, piagam itu akan semakin mempermudah kerja sama yang dibuat ASEAN dengan mitra-mitra dialognya. Jika pada masa lalu mitra ASEAN terkadang mengeluh bahwa kesepakatan yang telah dibuat dengan ASEAN ternyata hanya dilaksanakan dan dipatuhi oleh beberapa negara anggota ASEAN, kini kekhawatiran itu bisa dikurangi.


Pejabat yang pernah menjadi Sekretariat Jenderal Sekretariat ASEAN adalah sebagai berikut :
- HR. Dharsono Indonesia (1977-1978)
- Umarjani Notowijono Indonesia (1978-1979)
- Datok Ali Bin Abdullah Malaysia (1979-1980)
- Narciso G Reyes Filipina (1980-1982)
- Chan Kai Yu Singapura (1982-1984)
- Pan Wannamethee Thailand (1984-1986)
- Roderick Yong Brunai Darusalam (1986-1989)
- Rusli Noor Indonesia (1989-1993)
- Datok Ajit Singh Malaysia (1993-1998)
- Rodolf Certeza Severio, Jr Filipina (1998-2002)
- Ong Keng Yong Singapura (2003-sekarang)
Tugas dari sekretariat ASEAN pada saat ini adalah selain bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Sidang Tahunan para Menteri Luar Negeri dan Standing Committee juga juga bertugas menyelaraskan, memperlancar serta memonitor kemajuan pelaksanaan kegiatan ASEAN dan bertindak sebagai badan administrative untuk membantu peningkatan implementasi secara efektif proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan ASEAN. Secretariat ASEAN juga berfungsi sebagai jalur komunikasi resmi antara ASEAN dengan organisasi-organisasi regional/Internasional.
Lembaga-lembaga Asean terutama adalah Konferensi Tingkat Tinggi, Konferensi Menteri Luar Negeri, Komite Tetap, Konferensi Menteri Ekonomi dan konferensi-konferensi menteri lainnya, Sekretariat, komite khusus serta lembaga-lembaga non pemerintah dan semi pemerintah. KTT adalah badan pengambil keputusan tertinggi Asean yang bersidang sekali setiap tahun. Konferensi Menteri Luar Negeri adalah badan penyusun kebijakan dasar Asean yang mengadakan sidang secara bergilir setiap tahun di negara-negara anggota. Komite Tetap terutama membahas politik luar negeri Asean dan melaksanakan program kerjasama yang konkret.

N.     HYMNE ASEAN
“The ASEAN Way” adalah himne yang menjadi simbol Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Penciptanya adalah Payom Valaiphatchra, dan aransemen dibuat oleh Kittikhun Sodpraset. Lagu ini terpilih melalui proses seleksi 99 lagu dari seluruh negara anggota ASEAN oleh tim juri beranggotakan 13 orang (sepuluh orang mewakili setiap negara anggota plus tiga orang dari Cina, Jepang, dan Australia) yang ditunjuk oleh Sekretariat Jenderal ASEAN.
Raise our flag high, sky high
Embrace the pride in our heart
ASEAN we are bonded as one
Look’in out to the world
For peace, our goal from the very start
And prosperity to last
We dare to dream we care to share
Together for ASEAN
we dare to dream
we care to share for it’s the way of ASEAN
  • Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN sebagai pengambil keputusan utama, yang akan memberikan policy-guidances. KTT diselenggarakan minimal 2 kali setahun;
  • Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council) yang terdiri dari para Menteri Luar Negeri ASEAN dengan tugas mengkoordinasi Dewan Komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils);
  • Dewan Komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils) dengan  ketiga pilar komunitas ASEAN yakni Dewan Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community Council/ APSCC), Dewan Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC), dan Dewan Komunitas Sosial-Budaya (ASEAN Socio-Cultural Community Council/ASCC).
  • Badan-badan Sektoral tingkat Menteri (ASEAN Sectoral Ministerial Bodies).
  • Komite Wakil Tetap (Committee of Permanent Representatives) yang terdiri dari Wakil Tetap negara ASEAN, pada tingkat Duta Besar dan berkedudukan di Jakarta.
  • Sekretaris Jenderal ASEAN, yang dibantu oleh 4 (empat) orang Wakil Sekretaris Jenderal dan Sekretariat ASEAN.
  • Sekretariat Nasional ASEAN yang dipimpin oleh pejabat senior untuk melakukan koordinasi internal di masing-masing negara ASEAN.
  • ASEAN Human Rights Body,yang akan mendorong perlindungan dan promosi HAM di ASEAN.
  • Yayasan ASEAN (ASEAN Foundation), yang akan membantu Sekjen ASEAN dalam meningkatkan pemahaman mengenai ASEAN, termasuk pembentukan identitas ASEAN.

Post a Comment for "Makalah ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Ad Blocker Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

  1. Click on the AdBlock icon in your browser
    Adblock
  2. Choose, Don't run on pages on this domain
    Adblock
  3. A new window will appear. Click on the "Exclude" button
    Adblock
  4. The browser icon should have turned grey
    Adblock
  5. Refresh the page if it didn't refresh automatically. Thanks!
  1. Click on the AdBlock Plus icon in your browser
    Adblock
  2. Click on "Enabled on this site" position
    Adblock
  3. Once clicked, it should change to "Disabled on this site"
    Adblock
  4. The browser icon should have turned grey
    Adblock
  5. Refresh the page if it didn't refresh automatically. Thanks!