Makalah ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
ASEAN
A.
PENDIRIAN
Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, atau ASEAN, didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967
di Bangkok, Thailand, dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN (Deklarasi
Bangkok) oleh Bapak Pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand.
Brunei
Darussalam kemudian bergabung pada tanggal 7 Januari 1984, VietNam pada tanggal
28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, dan Kamboja pada
tanggal 30 April 1999, yang membentuk apa yang sekarang negara-negara anggota
ASEAN sepuluh.
B.
MAKSUD DAN TUJUAN
Sebagaimana
tercantum dalam Deklarasi ASEAN, maksud dan tujuan dari ASEAN adalah:
a. Untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan budaya di kawasan melalui upaya
bersama dalam semangat kesetaraan dan kemitraan dalam rangka memperkuat
landasan bagi masyarakat sejahtera dan damai Bangsa Bangsa Asia Tenggara;
b. Untuk mempromosikan perdamaian
dan stabilitas regional dengan menghormati keadilan dan supremasi hukum dalam
hubungan antara negara-negara dari kawasan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
Piagam PBB;
c. Untuk mempromosikan kerjasama
aktif dan saling membantu mengenai masalah-masalah yang menjadi kepentingan
bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknis, ilmiah dan administrasi;
d. Untuk memberikan bantuan satu
sama lain dalam bentuk fasilitas pelatihan dan penelitian dalam, bidang
pendidikan profesional, teknis dan administratif;
e. Untuk berkolaborasi dengan lebih
efektif untuk lebih memanfaatkan pertanian dan industri, perluasan perdagangan
mereka, termasuk studi tentang masalah perdagangan komoditas internasional,
peningkatan transportasi dan fasilitas komunikasi dan peningkatan standar hidup
masyarakat mereka;
f.
Untuk
mempromosikan studi Asia Tenggara, dan
Untuk mempertahankan kerjasama yang erat dan menguntungkan
dengan organisasi internasional dan regional yang ada dengan tujuan yang sama
dan tujuan, dan mengeksplorasi semua jalan untuk kerjasama yang lebih erat di
antara mereka sendiri.
C.
DASAR PRINSIP
Dalam hubungan
mereka dengan satu sama lain, Negara-negara Anggota ASEAN telah mengadopsi prinsip-prinsip dasar
berikut, sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia
Tenggara (TAC) tahun 1976:
a.
Saling
menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas teritorial, dan
identitas nasional semua bangsa;
b.
Hak
setiap Negara untuk memimpin eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan
eksternal, subversi atau paksaan;
c.
Non-campur
tangan dalam urusan internal satu sama lain;
d.
Penyelesaian
perbedaan atau sengketa dengan cara damai;
e.
Mencegah
ancaman atau penggunaan kekuatan, dan
f.
Efektif
kerjasama di antara mereka sendiri.
D.
KOMUNITAS ASEAN
The
ASEAN Vision 2020, diadopsi oleh para pemimpin ASEAN pada 30th Anniversary of
ASEAN, menyepakati visi bersama ASEAN sebagai bangsa-bangsa Asia Tenggara,
outward looking, hidup dalam perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, terikat
bersama dalam kemitraan dalam pembangunan yang dinamis dan dalam komunitas
masyarakat yang peduli.
Pada
KTT ASEAN ke-9 tahun 2003, para pemimpin ASEAN memutuskan bahwa Komunitas ASEAN
harus ditetapkan.
Pada
KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para pemimpin menegaskan komitmen kuat
mereka untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN tahun 2015 dan
menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN
2015.
Komunitas
ASEAN terdiri dari tiga pilar, yaitu ASEAN Political-Security Community, ASEAN
Economic Community dan ASEAN Socio-Cultural Community. Setiap pilar memiliki
Blueprint sendiri, dan, bersama-sama dengan Initiative for ASEAN Integration
(IAI) Kerangka Strategis dan Rencana Kerja IAI Tahap II (2009-2015), mereka
membentuk Roadmap untuk dan Komunitas ASEAN 2009-2015.
E.
ASEAN CHARTER
Piagam ASEAN berfungsi sebagai dasar
yang kuat dalam mencapai Komunitas ASEAN dengan memberikan status hukum dan
kerangka kelembagaan untuk ASEAN. Hal ini juga codifies ASEAN norma, aturan dan
nilai-nilai, menetapkan target yang jelas untuk ASEAN, dan menyajikan
akuntabilitas dan kepatuhan. Piagam ASEAN mulai berlaku pada tanggal 15
Desember 2008. Sebuah pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN diselenggarakan di
Sekretariat ASEAN di Jakarta untuk menandai kesempatan ini sangat bersejarah
bagi ASEAN. Dengan berlakunya Piagam ASEAN, ASEAN selanjutnya akan beroperasi
di bawah kerangka hukum baru dan mendirikan sejumlah organ baru untuk
meningkatkan pembangunan masyarakat prosesnya. Akibatnya, Piagam ASEAN telah
menjadi kesepakatan yang mengikat secara hukum di antara 10 negara anggota
ASEAN.
F.
TUJUAN DIBENTUKNYA PIAGAM ASEAN
Tahun 2007 bisa dikatakan bersejarah
bagi ASEAN. Kawasan ini memiliki tampilan baru. Ada harapan ASEAN akan terstruktur
dan tersistematis. Semua itu ditandai dengan ditandatanginya Piagam ASEAN (ASEAN
Charter) sebagai kerangka “konstitusi bersama” ASEAN. Keberadaan sebuah piagam
agar bisa lebih mengikat negara-negara anggota sebenarnya sudah cukup lama
dikumandangkan di kalangan pemikir ASEAN. Akan tetapi, baru pada Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2003 di Bali, keinginan ASEAN untuk memiliki
sebuah piagam bersama itu mulai dikonkretkan. ibarat sebuah perusahaan yang
harus memiliki status hukum yang jelas, apakah itu perseroan terbatas (PT) atau
perusahaan dagang (PD), ASEAN sebagai organisasi regional yang sudah berusia 40
tahun ini memang sudah seharusnya punya status hukum. Idealnya, dengan adanya
status hukum itu, ASEAN lebih punya keleluasaan untuk bekerja sama dengan
berbagai pihak, khususnya kalangan pebisnis. Dia (ASEAN) juga bisa memiliki
aset, visi, dan misi, serta alat/perangkat untuk mewujudkan visi dan misinya
tersebut.
Piagam ASEAN memang tidak otomatis akan
mengubah banyak hal di ASEAN. Malah, piagam itu sesungguhnya makin mengekalkan
banyak kebiasaan lama. Misalnya, pengambilan keputusan di ASEAN tetap dengan
cara konsensus dan KTT ASEAN menjadi tempat tertinggi untuk pengambilan
keputusan jika konsensus tidak tercapai atau jika sengketa di antara anggota
terjadi.
Meski demikian, piagam tersebut hadir di
saat yang pas, yaitu ketika kawasan Asia Tenggara ini terus berubah dan
negara-negara ASEAN semakin memperluas cakupan kerja sama yang lebih kukuh ke
Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, dan China), Asia Tengah (India), serta ke
selatan (Australia dan Selandia Baru). Juga, KTT Asia Timur yang
diselenggarakan beriringan dengan KTT ASEAN.
Tujuan dibentuknya Piagam Asean adalah
sebagai berikut:
1.
Permudah kerja sama
Adanya Piagam ASEAN secara organisatoris
akan membuat negara anggota ASEAN relatif akan lebih terikat kepada berbagai
kesepakatan yang telah dibuat ASEAN. Secara teoretis, piagam itu akan semakin
mempermudah kerja sama yang dibuat ASEAN dengan mitra-mitra dialognya. Jika
pada masa lalu mitra ASEAN terkadang mengeluh bahwa kesepakatan yang telah
dibuat dengan ASEAN ternyata hanya dilaksanakan dan dipatuhi oleh beberapa
negara anggota ASEAN, kini kekhawatiran itu bisa dikurangi. Mekanisme kerja
yang lebih jelas di ASEAN seperti tertuang dalam Piagam ASEAN itu juga akan
mempermudah mitra-mitra atau calon-calon mitra yang ingin berurusan dengan
ASEAN. Begitu pula bila di kemudian hari terjadi persengketaan, Piagam ASEAN
telah membuat pengaturan umum untuk penyelesaian sengketa itu. Lebih penting
lagi secara politis, ASEAN kini menegaskan dirinya sebagai organisasi yang
menghormati serta bertekad untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) dan
nilai-nilai demokrasi. Piagam meminta ASEAN menghargai HAM. Meski saat ini
pelaksanaan kedua hal itu masih jauh dari ideal, setidaknya ASEAN sudah
mengakui bahwa penghormatan atas HAM dan demokrasi sebagai nilai-nilai dasar,
sama seperti umumnya negara maju. Dengan demikian, hambatan psikologis untuk
bekerja sama dengan negara-negara ASEAN seperti sering terdengar selama ini
dari beberapa negara maju, setidaknya sudah bisa dikurangi meski hambatan belum
sepenuhnya bisa dihapuskan.
2.
Tantangan internal
Keberhasilan ASEAN melahirkan sebuah
piagam bersama tidak otomatis bermakna ASEAN yang semakin solid. Tantangan
terbesar justru berada di lingkungan internal ASEAN sendiri, khususnya bagaimana
agar benar-benar bisa mengimplementasikan piagam itu sehingga ASEAN menjadi
kekuatan yang menyatu dan tidak terpecah belah.
Bagaimanapun, kehadiran Piagam ASEAN,
yang di dalamnya mengharuskan para anggota mematuhi apa-apa yang sudah
diputuskan bersama oleh ASEAN, akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa
pihak. Mereka ini sebenarnya menaruh keberatan atas keputusan bersama itu.
Meski demikian, Piagam ASEAN memang telah didesain sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu keras terhadap para anggotanya yang belum bisa menaati
kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat.
Celah-celah untuk kompromi yang sering kali
diistilahkan banyak kalangan sebagai cara ASEAN (the ASEAN way) masih banyak
diakomodasi di dalam piagam tersebut. Di bidang ekonomi, misalnya, Piagam ASEAN
menjamin hak negara-negara anggota untuk berpartisipasi secara fleksibel dalam
pelaksanaan komitmen-komitmen ekonomi di ASEAN. Begitu pula dalam pelaksanaan
prinsip-prinsip “politik” ASEAN, seperti khususnya demokrasi dan penghormatan
dan jaminan atas hak-hak asasi manusia, asas yang fleksibel tetap dipertahankan.
Satu hal penting dalam Piagam ASEAN yang
memang sudah selayaknya dilakukan adalah menjadikan organisasi ini sebagai
organisasi yang berorientasi pada rakyat atau bukan organisasi birokrat semata.
Dengan demikian, dibuka bahkan didorong kesempatan lebih besar kepada warga
masyarakat ASEAN untuk berinteraksi satu sama laindengan lebih intens.
Pergaulan rakyat ASEAN di kawasan regional dan internasional itu tentu akan berkontribusi positif kepada kerja sama ASEAN dengan mitra-mitranya di seluruh kawasan.
Pergaulan rakyat ASEAN di kawasan regional dan internasional itu tentu akan berkontribusi positif kepada kerja sama ASEAN dengan mitra-mitranya di seluruh kawasan.
3.
Langkah paling maju
Ada tiga rencana ASEAN yang dituliskan
di piagam itu. Tiga hal itu adalah menginginkan lahirnya Komunitas Ekonomi
ASEAN, Komunitas Keamanan ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN. Jangan
skeptis dulu dengan rencana pembentukan komunitas itu. Atau jangan melihat
realitas sekarang jika ingin menilai prospek pembentukan tiga jenis komunitas
itu. ASEAN bisa saja tidak terlihat berwibawa, melihat realitas sekarang,
dengan mayoritas anggotanya punya masalah tersendiri yang tergolong berat.
Beberapa di antaranya bahkan masih tergolong negara paria. Sesungguhnya,
rencana pembentukan komunitas itu merupakan refleksi dari tajamnya visi para
pemikir ASEAN. Piagam itu disusun para pakar atau figur terkenal di ASEAN.
Wakil dari Indonesia adalah mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas.Mantan
Menteri Luar Negeri Ali Alatas terkesan jengkel dengan analisis pengamat yang
relatif selalu skeptis melihat ASEAN. “Mereka itu kadang genit, ya,” demikian
kalimat lucu dari Ali Alatas mengomentari piagam yang disambut dingin oleh
pengamat.
4.
Piagam merefleksikan pandangan
jauh ke depan.
Bahkan, piagam secara tersirat akan
membuat ASEAN malu jika tidak bisa memenuhinya di kemudian hari. Inilah
sumbangsih para pemikir ASEAN. Ini merupakan bukti bahwa para pakar ASEAN tidak
dungu, tetapi punya sudut pandang yang strategis menuju masa depan. Hal ini
diperkuat lagi dengan rencana pemerintah ASEAN, yang pada November lalu, di
Singapura, sudah menandatangani deklarasi pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN
pada tahun 2015. Bahkan, pada tahun 2008 sudah ada langkah untuk mewujudkan
komunitas ekonomi ini. Tujuan akhirnya adalah aliran barang, jasa, warga yang relatif
lebih bebas di ASEAN. Ini strategis mengingat contoh empiris, negara kaya di
dunia menjadi makmur karena mobilitas itu. Para teknokrat ekonomi dan para
figur terkenal ASEAN sudah memberi contoh soal penyusunan langkah ke depan.
Sekarang ini, eksekusinya ada di lingkungan pemerintah di ASEAN yang sarat
problem, bahkan masih suka menyiksa rakyat.
Apakah junta Myanmar tahu piagam, atau
lebih percaya piagam ketimbang paranormal? Ini hanya contoh kecil. Tetapi
sudahlah, semoga waktu akan mengubah perangai dan perilaku sebagian
pemerintahan di ASEAN, yang juga masih sering sekadar berkomitmen dan tidak
bertindak nyata. Setidaknya mereka masih mau menorehkan sejarah baru dengan
menandatangani Piagam ASEAN dan juga cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.
5.
Strategis
Piagam itu sendiri dinilai strategis karena akan menjadi
landasan hukum yang menjamin integrasi politik, sosial, ekonomi, budaya,
keamanan, demokratisasi, perlindungan hak asasi, dan pelestarian lingkungan. Pembuatan
piagam merupakan terobosan penting dalam sejarah ASEAN, yang selama 40 tahun
lebih bersifat peguyuban. Dalam menghadapi tantangan 40 tahun kedua, ASEAN
memang membutuhkan pijakan hukum yang lebih jelas dalam membangun blok politik
dan ekonomi.
G. SEJARAH ASEAN
Pada
tanggal 8 Agustus 1967, lima pemimpin - Menteri Luar Negeri Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand - duduk bersama di ruang utama
Departemen Luar Negeri bangunan di Bangkok, Thailand dan menandatangani
dokumen. Berdasarkan dokumen itu, Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)
lahir. Kelima Menteri Luar Negeri yang menandatanganinya - Adam Malik dari
Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S.
Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khoman Thailand - kemudian akan dipuji
sebagai Bapak Pendiri mungkin paling sukses antar-pemerintah organisasi di
negara berkembang saat ini. Dan dokumen yang ditandatangani mereka akan dikenal
sebagai Deklarasi ASEAN.
Itu sebuah
dokumen, pendek hanya-worded mengandung hanya lima artikel. Ini menyatakan
pembentukan Asosiasi Kerjasama Regional di antara Negara-negara Asia Tenggara
dikenal sebagai Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan terbilang
maksud dan tujuan dari Asosiasi itu. Ini maksud dan tujuan adalah tentang
kerjasama di bidang budaya, teknis, pendidikan dan lainnya ekonomi, sosial, dan
dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional dengan menghormati
keadilan dan supremasi hukum dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
Perserikatan Bangsa-Bangsa Piagam. Ini menetapkan bahwa Asosiasi akan terbuka
untuk partisipasi oleh semua Negara di kawasan Asia Tenggara berlangganan
tujuan-tujuannya, prinsip-prinsip dan tujuan. Ini menyatakan ASEAN sebagai mewakili
"kehendak kolektif bangsa-bangsa Asia Tenggara untuk mengikatkan diri
bersama dalam persahabatan dan kerja sama dan, melalui usaha bersama dan
pengorbanan, aman bagi masyarakat dan untuk anak cucu berkat-berkat kedamaian,
kebebasan dan kemakmuran."
Itu sementara
Thailand adalah broker rekonsiliasi di antara Indonesia, Filipina dan Malaysia
atas sengketa tertentu yang sadar pada empat negara yang saat ini untuk
kerjasama regional telah datang atau masa depan daerah akan tetap tidak
menentu. Kenang salah satu dari dua protagonis yang masih hidup dari proses
sejarah, Thanat Khoman dari Thailand:. "Pada perjamuan yang menandai
rekonsiliasi antara ketiga pihak yang berselisih, saya menyinggung gagasan
pembentukan organisasi lain untuk kerjasama regional dengan Adam Malik Malik
setuju tanpa ragu-ragu tapi meminta untuk waktu untuk berbicara dengan
pemerintah dan juga untuk menormalkan hubungan dengan Malaysia sekarang bahwa
konfrontasi telah usai. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Thailand
menyiapkan piagam draft lembaga baru Dalam beberapa bulan, semuanya sudah
siap.. Karena itu saya mengundang dua mantan anggota Asosiasi Asia Tenggara
(ASA), Malaysia dan Filipina, dan Indonesia, kunci anggota, untuk sebuah
pertemuan di Bangkok Selain itu,. Singapura dikirim S. Rajaratnam, maka Menteri
Luar Negeri, untuk melihat saya tentang bergabung dengan baru set-up Meskipun
organisasi baru direncanakan hanya terdiri dari anggota ASA ditambah Indonesia,
Singapura permintaan itu dianggap menguntungkan.. "
Dan
sehingga pada awal Agustus 1967, lima Menteri Luar Negeri selama empat hari di
isolasi relatif dari sebuah resor pantai di Bang Saen, sebuah kota pantai
kurang dari seratus kilometer tenggara Bangkok. Di sana mereka melakukan
negosiasi atas dokumen yang secara jelas informal yang mereka kemudian akan
senang dalam menggambarkan sebagai "olahraga-shirt diplomasi." Namun
itu tidak berarti proses yang mudah: setiap orang dibawa ke dalam pertimbangan
perspektif sejarah dan politik yang tidak memiliki kemiripan dengan yang salah
yang lain. Tetapi dengan goodwill dan humor yang baik, sesering yang mereka
meringkuk di meja perundingan, mereka finessed jalan melalui
perbedaan-perbedaan mereka ketika mereka berbaris tembakan mereka di lapangan
golf dan diperdagangkan wisecracks pada permainan satu sama lain, gaya
musyawarah yang akhirnya akan menjadi ASEAN menteri tradisi.
Sekarang,
dengan kerasnya negosiasi dan informalities dari Bang Saen di belakang mereka,
dengan tanda tangan mereka rapi terpasang ke Deklarasi ASEAN, juga dikenal
sebagai Deklarasi Bangkok, sudah waktunya untuk beberapa formalitas. Yang
pertama berbicara adalah Sekretaris Filipina Luar Negeri, Narciso Ramos, satu
kali wartawan dan lama legislator yang telah memberikan sebuah kesempatan untuk
menjadi Ketua Kongres Filipina untuk melayani sebagai salah satu diplomat
pertama negaranya. Dia kemudian 66 tahun dan putra satu-satunya, Presiden Fidel
V. Ramos masa depan, melayani dengan Action Group Filipina Civic di Vietnam
diperangi. Dia teringat tediousness dari negosiasi yang mendahului
penandatanganan Deklarasi yang "benar-benar dikenakan pajak niat baik,
imajinasi, kesabaran dan pengertian dari lima berpartisipasi Menteri."
Bahwa ASEAN didirikan pada semua meskipun kesulitan-kesulitan ini, katanya,
berarti bahwa fondasinya telah diletakkan kokoh. Dan dia terkesan pada para
penonton dari diplomat, pejabat dan orang-orang media yang telah menyaksikan
upacara penandatanganan yang besar rasa urgensi telah mendorong para Menteri
harus melalui semua yang kesulitan. Dia berbicara gelap dari pasukan yang
tersusun terhadap kelangsungan hidup negara-negara Asia Tenggara di masa-masa
tidak menentu dan kritis.
"Ekonomi
terfragmentasi Asia Tenggara," katanya, "(dengan) masing-masing
negara mengejar tujuan sendiri terbatas dan menghamburkan sumber daya yang
sedikit tumpang tindih dalam atau bahkan bertentangan upaya negara adik membawa
benih-benih kelemahan dalam ketidakmampuan mereka untuk pertumbuhan danmereka
mengabadikan diri ketergantungan pada, negara-negara industri maju. ASEAN, oleh
karena itu, bisa marshal potensi masih belum dimanfaatkan wilayah ini kaya
melalui tindakan lebih substansial bersatu. "
Ketika tiba
gilirannya untuk berbicara, Adam Malik, Presidium Menteri Urusan Politik dan
Menteri Luar Negeri Indonesia, mengingat bahwa sekitar setahun sebelumnya, di
Bangkok, pada akhir pembicaraan damai antara Indonesia dan Malaysia, ia
menjelajahi ide organisasi seperti ASEAN dengan mitranya Malaysia dan Thailand.
Salah satu dari "orang-orang muda yang marah" dalam perjuangan negaranya
kemerdekaan dua dekade sebelumnya, Adam Malik kemudian 50 tahun dan salah satu
dari Presidium lima dipimpin oleh Soeharto Umum yang kemudi Indonesia dari
ambang kekacauan ekonomi dan politik. Dia adalah pria titik Presidium dalam
upaya Indonesia untuk memperbaiki hubungan dengan negara tetangganya di bangun
dari kebijakan malang konfrontasi. Selama tahun lalu, katanya, para Menteri
semua bekerja bersama menuju realisasi gagasan ASEAN, "membuat
terburu-buru perlahan, dalam rangka membangun sebuah asosiasi baru kerjasama
regional."
Adam Malik
melanjutkan untuk menjelaskan visi Indonesia dari Asia Tenggara berkembang
menjadi "suatu daerah yang dapat berdiri di atas kaki sendiri, cukup kuat
untuk mempertahankan diri terhadap pengaruh negatif dari luar daerah."
Seperti visi, dia menekankan, bukan angan-angan, jika negara-negara di wilayah
secara efektif bekerja sama dengan satu sama lain, mengingat gabungan mereka
sumber daya alam dan tenaga kerja. Dia disebut perbedaan pandangan antara
negara-negara anggota, tetapi perbedaan-perbedaan, kata dia, akan diatasi
melalui maksimum itikad baik dan pengertian, iman dan realisme. Kerja keras,
kesabaran dan ketekunan, ia menambahkan, juga akan diperlukan.
Negara-negara
Asia Tenggara juga harus bersedia untuk mengambil tanggung jawab atas apa pun
yang terjadi pada mereka, menurut Tun Abdul Razak, Wakil Perdana Menteri
Malaysia, yang berbicara selanjutnya. Dalam pidatonya, ia menyihir visi ASEAN
yang akan mencakup semua negara-negara Asia Tenggara. Tun Abdul Razak kemudian
merangkap Menteri negaranya Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional. Ini
adalah saat ketika kelangsungan hidup nasional adalah dorong utama dari
hubungan Malaysia dengan negara lain dan sebagainya sebagai Menteri Pertahanan,
ia bertanggung jawab atas urusan luar negeri negaranya. Dia menekankan bahwa
negara-negara di kawasan harus mengakui bahwa kecuali jika mereka menerima
tanggung jawab bersama mereka untuk membentuk nasib mereka sendiri dan untuk
mencegah intervensi dan campur tangan eksternal, Asia Tenggara akan tetap penuh
dengan bahaya dan ketegangan. Dan kecuali jika mereka mengambil tindakan tegas
dan kolektif untuk mencegah letusan konflik intra-regional, bangsa-bangsa Asia
Tenggara akan tetap rentan terhadap manipulasi, satu terhadap yang lain.
"Kami
bangsa-bangsa dan rakyat Asia Tenggara," Tun Abdul Razak mengatakan,
"harus berkumpul dan membentuk oleh diri kita sendiri perspektif baru dan
kerangka kerja baru untuk wilayah kami Adalah penting bahwa secara individual
dan. Bersama-sama kita harus menciptakan kesadaran yang mendalam bahwa kita
tidak dapat bertahan lama sebagai masyarakat independen namun terisolasi
kecuali kita juga berpikir dan bertindak bersama-sama dan kecuali kami
membuktikan dengan perbuatan bahwa kita milik keluarga bangsa-bangsa Asia
Tenggara terikat oleh ikatan persahabatan dan niat baik dan dijiwai dengan
cita-cita kita sendiri dan aspirasi dan ditentukan untuk membentuk nasib kita
sendiri ". Dia menambahkan bahwa, "dengan pendirian ASEAN, kita telah
mengambil tegas dan langkah berani di jalan itu".
Sementara
itu, S. Rajaratnam, mantan Menteri Kebudayaan multi-budaya Singapura yang, pada
saat itu, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pertama nya, mencatat bahwa dua
dekade semangat nasionalis tidak memenuhi harapan rakyat Asia Tenggara untuk
baik standar hidup. Jika ASEAN akan berhasil, katanya, maka anggotanya harus
menikah berpikir nasional dengan pemikiran regional.
"Kita
sekarang harus berpikir pada dua tingkat," kata Rajaratnam. "Kita
harus berpikir tidak hanya kepentingan nasional kita, tetapi menempatkan mereka
terhadap kepentingan daerah: yang merupakan cara baru berpikir tentang masalah
kita Dan ini adalah dua hal yang berbeda dan kadang-kadang mereka dapat konflik
Kedua, kita juga harus menerima kenyataan, jika.. kita benar-benar serius
tentang hal itu, bahwa eksistensi daerah berarti penyesuaian yang menyakitkan
bagi mereka praktek dan berpikir di negara kita masing-masing Kita harus
membuat penyesuaian yang menyakitkan dan sulit.. Jika kita tidak akan melakukan
itu, maka regionalisme tetap utopia. "
S.
Rajaratnam mengungkapkan rasa takut, bagaimanapun, bahwa ASEAN akan
disalahpahami. "Kami tidak melawan apa pun", katanya, "tidak
melawan siapa pun". Dan di sini ia menggunakan istilah yang akan memiliki
cincin menyenangkan bahkan sampai hari ini: Balkanisasi. Di Asia Tenggara,
seperti di Eropa dan setiap bagian dari dunia, katanya, kekuatan luar memiliki
kepentingan di daerah Balkanisasi. "Kami ingin memastikan," katanya,
"seorang Tenggara yang stabil di Asia, bukan terbalkanisasi Asia Tenggara
Dan negara-negara yang tertarik, benar-benar tertarik,. Dalam stabilitas Asia
Tenggara, kemakmuran Asia Tenggara, dan lebih baik ekonomi dan sosial kondisi,
akan menyambut negara-negara kecil berkumpul untuk menyatukan sumber daya
kolektif mereka dan kebijaksanaan kolektif mereka untuk berkontribusi pada
perdamaian dunia. "
Tujuan
ASEAN, kemudian, adalah untuk menciptakan, bukan untuk menghancurkan. Ini,
Menteri Luar Negeri Thailand, Thanat Khoman, stres saat tiba gilirannya untuk
berbicara. Pada saat konflik Vietnam adalah pasukan mengamuk dan Amerika tampak
selamanya tertanam di Indocina, ia telah diramalkan penarikan akhirnya mereka
dari daerah dan telah sesuai diterapkan diri untuk menyesuaikan kebijakan luar
negeri Thailand untuk suatu realitas yang hanya akan menjadi jelas lebih dari
setengah dekade nanti. Dia harus memiliki bahwa dalam pikiran ketika, pada
kesempatan itu, ia mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara tidak punya
pilihan selain untuk menyesuaikan diri dengan keadaan darurat saat itu, untuk
bergerak ke arah kerjasama yang lebih erat dan bahkan integrasi. Menjelaskan
tujuan ASEAN, dia berbicara tentang "membangun masyarakat baru yang akan
responsif terhadap kebutuhan waktu dan efisien dilengkapi untuk membawa, untuk
kenikmatan dan materi serta kemajuan spiritual bangsa kita, kondisi stabilitas
dan kemajuan Terutama apa jutaan pria dan wanita di bagian kita di dunia
inginkan adalah. menghapus konsep lama dan usang dominasi dan penundukan masa
lalu dan menggantinya dengan semangat baru memberi dan menerima, kesetaraan dan
kemitraan. Lebih dari segalanya lain, mereka ingin menjadi tuan rumah sendiri
dan menikmati hak yang melekat untuk memutuskan nasib mereka sendiri ... "
Sementara
negara-negara Asia Tenggara mencegah upaya untuk menghalangi mereka dari
kebebasan dan kedaulatan, katanya, mereka harus terlebih dahulu membebaskan
diri dari hambatan material kebodohan, penyakit dan kelaparan. Masing-masing
negara tidak dapat mencapai itu saja, namun dengan bergabung bersama dan
bekerja sama dengan mereka yang memiliki aspirasi yang sama, tujuan menjadi
lebih mudah untuk mencapai. Kemudian Thanat Khoman menyimpulkan: "Apa yang
kami telah memutuskan hari ini hanyalah awal kecil dari apa yang kita harapkan
akan menjadi panjang dan berkesinambungan urutan prestasi yang kita sendiri,
orang-orang yang akan bergabung dengan kita nanti dan generasi yang akan
datang, dapat dibanggakan. Biarkan itu untuk Asia Tenggara, sebuah wilayah yang
berpotensi kaya, kaya dalam sejarah, dalam spiritual serta sumber daya materi
dan memang untuk benua kuno seluruh Asia, cahaya kebahagiaan dan kesejahteraan
yang akan bersinar selama jutaan tak terhitung dari kami berjuang masyarakat
Menteri
Luar Negeri Thailand menutup sesi pengukuhan Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara dengan menampilkan masing-masing rekan-rekannya dengan
kenang-kenangan. Tertulis pada kenang-kenangan disampaikan kepada Menteri Luar
Negeri Indonesia, adalah kutipan, "Sebagai penghargaan atas jasa yang
diberikan oleh Yang Mulia Adam Malik kepada organisasi ASEAN, nama yang
disarankan oleh dia."
Dan itu
adalah bagaimana ASEAN dikandung, diberi nama, dan lahir. Sudah hampir 14 bulan
sejak Thanat Khoman dibesarkan gagasan ASEAN dalam percakapan dengan
rekan-rekannya Malaysia dan Indonesia. Di sekitar tiga minggu lagi, Indonesia
akan sepenuhnya memulihkan hubungan diplomatik dengan Malaysia, dan segera
setelah itu dengan Singapura. Itu tidak berarti akhir untuk intra-ASEAN
perselisihan, karena segera Filipina dan Malaysia akan memiliki jatuh di isu
kedaulatan atas Sabah. Banyak perselisihan antara negara-negara ASEAN bertahan
sampai hari ini. Tapi semua Negara Anggota sangat berkomitmen untuk
menyelesaikan perbedaan mereka melalui cara-cara damai dan dalam semangat
saling akomodasi. Setiap sengketa akan memiliki musim yang tepat tetapi tidak
akan diizinkan untuk mendapatkan di jalan tugas di tangan. Dan pada waktu itu,
tugas penting adalah untuk meletakkan kerangka dialog regional dan kerjasama.
Deklarasi
dua halaman Bangkok tidak hanya berisi alasan untuk pembentukan ASEAN dan
tujuan spesifik. Ini merupakan modus operandi organisasi membangun
langkah-langkah kecil, sukarela, dan pengaturan informal terhadap lebih
mengikat perjanjian dan dilembagakan. Semua negara anggota pendiri dan anggota
baru telah berdiri teguh pada semangat Deklarasi Bangkok. Selama
bertahun-tahun, ASEAN telah semakin masuk ke instrumen formal dan mengikat
secara hukum beberapa, seperti Perjanjian 1976 Persahabatan dan Kerjasama di
Asia Tenggara dan Perjanjian 1995 tentang Zona Asia Tenggara Nuklir Bebas
Senjata.
Terhadap
latar belakang konflik di kemudian Indocina, para Founding Fathers memiliki
kejelian membangun komunitas dan untuk semua negara-negara Asia Tenggara. Jadi
Deklarasi Bangkok diumumkan bahwa "Asosiasi ini terbuka bagi partisipasi
pada semua Negara di kawasan Asia Tenggara berlangganan tujuan tersebut,
prinsip-prinsip dan tujuan." Outlook inklusif ASEAN telah membuka jalan
bagi pembangunan masyarakat tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di Asia
Pasifik yang lebih luas di mana beberapa lainnya antar-pemerintah organisasi
sekarang hidup berdampingan.
Logo ASEAN
asli disajikan lima berkas gandum coklat batang padi, satu untuk setiap anggota
pendiri. Di bawah berkas gandum adalah legenda "ASEAN" dengan warna
biru. Ini diatur di lapangan kuning dikelilingi oleh perbatasan biru. Brown
singkatan dari kekuatan dan stabilitas, kuning untuk kemakmuran dan biru untuk
semangat kebaikan di mana ASEAN urusan dilakukan. Ketika ASEAN merayakan ulang
tahun ke-30 pada tahun 1997, berkas-berkas pada logo meningkat sampai sepuluh -
mewakili semua sepuluh negara Asia Tenggara dan mencerminkan warna bendera
mereka semua. Dalam arti yang sangat nyata, ASEAN dan Asia Tenggara kemudian
akan menjadi satu dan sama, seperti para Founding Fathers telah dibayangkan.
Artikel ini
didasarkan pada bab pertama ASEAN pada 30, sebuah publikasi dari Asosiasi
Bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam rangka memperingati HUT ke-30 pada tanggal 8
Agustus 1997, ditulis oleh Jamil Maidan Flores dan Jun Abad.
H. MOTTO ASEAN
Semboyan ASEAN adalah"Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas".
Semboyan ASEAN adalah"Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas".
I. BENDERA ASEAN
PEDOMAN PENGGUNAAN BENDERA ASEAN
a. Bendera ASEAN adalah simbol
persatuan Negara-negara Anggota dan
dukungan bagi prinsip-prinsipdan
usaha ASEANdan merupakan sarana untuk
mempromosikan kesadaran ASEAN dan
solidaritas.
b. Bendera ASEAN merupakan, stabil damai, bersatu dan
dinamis ASEAN. Warna Bendera-biru,
merah,
putih dan
kuning-mewakili warna utama bendera dari
semua negara anggota ASEAN.
c. Biru melambangkan
perdamaian dan stabilitas. Merah menggambarkan keberanian dan
dinamisme, putih dan kuning menunjukkan kemurnian kesejahteraan.
d. Batang-batang padi di
tengah Lambang merupakan mimpi Bapak
Pendiri ASEAN untuk ASEAN
yang beranggotakan seluruh negara-negaradi
Asia Tenggara, diikat bersama dalam
persahabatan dan solidaritas.
e. Lingkaran
melambangkan kesatuanASEAN.
f. Bendera ASEAN adalah hak
cipta reserved ASEAN.
Martabat Bendera ASEAN
Bendera ASEAN harus diperlakukan dengan
hormat dan tidak dikenakan penghinaan apapun.
Penggunaan Bendera ASEAN
dengan Negara Anggota ASEAN
Negara Anggota ASEAN harus menggunakan Bendera ASEAN dengan cara yang ditentukan dalam pedoman ini yang meliputi:
Negara Anggota ASEAN harus menggunakan Bendera ASEAN dengan cara yang ditentukan dalam pedoman ini yang meliputi:
1.
Bendera ASEAN akan ditampilkan di
semua Sekretariat Nasional ASEAN.
2. BenderaASEAN akan ditampilkan secara
permanen di Misi Diplomatik dan Konsuler Negara
Anggota ASEAN bersama bendera
nasional.
3. Bendera ASEAN akan ditampilkan
oleh negara-negara anggota ASEAN di
negara ketiga yang diakui
oleh semua negara anggota ASEAN.
Bendera
ASEAN akan ditampilkan selama pertemuan ASEAN, Perayaan Hari ASEAN, upacara dan
fungsi yang diselenggarakan di negara-negara anggota.
J.
LAMBANG ASEAN
Lambang
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Lambang ASEAN
adalah lambang resmi ASEAN
yang diresmikan penggunaannya pada Juli 1997[1]
bersama dengan Bendera ASEAN. Meskipun lambang ini sudah
digunakan bertahun-tahun, panduan resmi gambar dan penggunaan lambang ini
ditetapkan pada Pertemuan ke-6 Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating
Council/ACC), di Hanoi,
8 April 2010.
BentukSepuluh batang padi yang terhimpun
terletak di tengah lingkaran merah. Di bawah batang padi ini terdapat tulisan
"asean" huruf kecil dengan jenis huruf helvetica
berwarna biru. Lingkaran merah ini dibatasi cincin putih dan biru.
Warna
lambang:
Skema
warna
|
Biru
|
Merah
|
Putih
|
Kuning
|
Pantone 286
|
Pantone Red 032
|
Pantone Process Yellow
|
||
C100-M60-Y0-K6
|
C0-M91-Y87-K0
|
C0-M0-Y0-K0
|
C0-M0-Y100-K0
|
|
34-85-158
|
227-49-49
|
255-255-255
|
248-244-0
|
Makna
perlambang
- Lambang ASEAN ini digunakan sebagai lambang resmi ASEAN.
- Lambang ASEAN melambangkan kemantapan, perdamaian, persatuan, dan dinamika ASEAN. Warna-warna lambang — biru, merah, putih dan kuning — adalah warna-warna yang digunakan dalam berbagai bendera negara-negara anggota ASEAN.
- Warna biru melambangkan perdamaian dan kemantapan, merah melambangkan keberanian dan dinamika, putih melambangkan kesucian, dan kuning melambangkan kemakmuran.
- Sepuluh batang padi yang terikat melambangkan sepuluh negara anggota ASEAN. hal ini melambangkan harapan para bapak pendiri ASEAN yang memimpikan ASEAN terdiri atas seluruh sepuluh negara-negara Asia Tenggara yang terikat dalam persahabatan dan solidaritas.
- Lingkaran melambangkan persatuan ASEAN.
- Hak cipta
Lambang ASEAN dimiliki oleh
Pedoman Penggunaan Lambang ASEAN
Lambang ASEAN akan menjadi lambang resmi
ASEAN.
1. Lambang ASEAN merupakan, stabil
damai, bersatu dan dinamis ASEAN. Warna Lambang - biru, merah, putih dan kuning
- mewakili warna utama dari puncak-puncak negara dari semua negara anggota
ASEAN.
2. Biru melambangkan perdamaian dan
stabilitas. Merah menggambarkan keberanian dan dinamisme, putih dan kuning
menunjukkan kemurnian kesejahteraan melambangkan.
3. Batang-batang padi di tengah
Lambang merupakan mimpi Bapak Pendiri ASEAN untuk ASEAN yang beranggotakan
seluruh negara-negara di Asia Tenggara, diikat bersama dalam persahabatan dan solidaritas.
4. Lingkaran melambangkan kesatuan
ASEAN.
K.
PENGGUNAAN LAMBANG ASEAN
1. Lambang ASEAN harus digunakan
dengan cara yang mempromosikan ASEAN dan tujuan dan prinsip-prinsip. Ini tidak
boleh digunakan untuk tujuan politik atau untuk kegiatan yang merugikan
martabat ASEAN.
2. Lambang ASEAN tidak boleh digunakan untuk tujuan
komersial kecuali entitas yang bersangkutan memperoleh persetujuan resmi
melalui prosedur yang diatur dalam Pasal.
a. Penggunaan Lambang ASEAN dengan
Negara Anggota ASEAN
a) Negara Anggota ASEAN didorong
untuk menggunakan Emblem ASEAN dalam fungsi resmi yang berhubungan dengan
ASEAN.
b) Emblem ASEAN harus ditempatkan
di sebelah kanan Simbol Nasional Negara Anggota ASEAN ', seperti yang terlihat
oleh penonton.
b. Penggunaan Lambang ASEAN oleh
Sekretariat ASEAN
Sekretariat ASEAN akan
menggunakan Emblem ASEAN dengan cara yang dianggap tepat oleh Sekretaris
Jenderal yang mungkin termasuk yang berikut:
a) Tampilan di gedung Sekretariat
dan kediaman Sekretaris Jenderal;
b) Gunakan dalam korespondensi resmi
sebagai kop surat;
c) Gunakan sebagai segel resmi untuk
Sekretariat ASEAN;
d) Gunakan alat tulis di resmi nya,
publikasi dan souvenir;
e) Tandai atau mengukir pada
properti milik Sekretariat ASEAN, dan
f) Tampilan pada fungsi resmi
ASEAN.
L. PERTEMUAN ASEAN
Ke dua puluh ASEAN Summit, PhnomPenh, Kamboja, 03-04April 2012
Kesembilan bela ASEAN Summit, Bali, Indonesia, 14-19 November 2011
XVIII ASEAN Summit, Jakarta, 7-8 Mei 2011
Ketujuh belas ASEAN Summit, HaNoi, 28-30 Oktober 2010
Keenambelas ASEAN Summit, HaNoi, 8-9 April 2010
Kelimabelas ASEAN Summit, Cha-Am HuaHin, Thailand, 23-25 Oktober 2009
Keempatbelas ASEAN Summit, Cha-am, Thailand, 26 Februari -1 Maret 2009
Ketigabelas ASEAN Summit, Singapura, 18-22 November 2007
Keduabelas ASEAN Summit, Cebu, Filipina, 9-15 Januari 2007
Kesebelas ASEAN Summit, KualaLumpur, 12-14 Desember 2005
Kesembilan ASEAN Summit, Bali, 7-8 Oktober 2003
Kedelapan ASEAN Summit, PhnomPenh, 4-5 November 2002
Ketujuh ASEAN Summit, Bandar SeriBegawan, 5-6 November 2001
Keempat Informal Summit, Singapura, 22-25 November 2000
Ketiga Informal Summit, Manila, 27-28 November 1999
Kedua Informal Summit, KualaLumpur, 14-16 Desember 1997
Pertama Informal Summit, Jakarta, 30 November 1996
Kelima ASEAN Summit, Bangkok, 14-15 Desember 1995
Keempat ASEAN Summit, Singapura, 27-29 Januari 1992
Ketiga ASEAN Summit, Manila, 14-15 Desember 1987
Kedua ASEAN Summit, KualaLumpur, 4-5 Agustus 1977
Pertama ASEAN Summit, Bali, 23-24 Februari 1976
Ke dua puluh ASEAN Summit, PhnomPenh, Kamboja, 03-04April 2012
Kesembilan bela ASEAN Summit, Bali, Indonesia, 14-19 November 2011
XVIII ASEAN Summit, Jakarta, 7-8 Mei 2011
Ketujuh belas ASEAN Summit, HaNoi, 28-30 Oktober 2010
Keenambelas ASEAN Summit, HaNoi, 8-9 April 2010
Kelimabelas ASEAN Summit, Cha-Am HuaHin, Thailand, 23-25 Oktober 2009
Keempatbelas ASEAN Summit, Cha-am, Thailand, 26 Februari -1 Maret 2009
Ketigabelas ASEAN Summit, Singapura, 18-22 November 2007
Keduabelas ASEAN Summit, Cebu, Filipina, 9-15 Januari 2007
Kesebelas ASEAN Summit, KualaLumpur, 12-14 Desember 2005
Kesepuluh ASEAN Summit, Vientiane, 29-30 November 2004
Kesembilan ASEAN Summit, Bali, 7-8 Oktober 2003
Kedelapan ASEAN Summit, PhnomPenh, 4-5 November 2002
Ketujuh ASEAN Summit, Bandar SeriBegawan, 5-6 November 2001
Keempat Informal Summit, Singapura, 22-25 November 2000
Ketiga Informal Summit, Manila, 27-28 November 1999
Kedua Informal Summit, KualaLumpur, 14-16 Desember 1997
Pertama Informal Summit, Jakarta, 30 November 1996
Kelima ASEAN Summit, Bangkok, 14-15 Desember 1995
Keempat ASEAN Summit, Singapura, 27-29 Januari 1992
Ketiga ASEAN Summit, Manila, 14-15 Desember 1987
Kedua ASEAN Summit, KualaLumpur, 4-5 Agustus 1977
Pertama ASEAN Summit, Bali, 23-24 Februari 1976
M.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
ASEAN
Dalam perjalanannya hingga empat dekade ASEAN belum memiliki suatu
landasan formal yang berkekuatan hukum, mengingat selama ini kerjasama ASEAN
cenderung bersifat informal dengan pendekatan musyawarah mufakat. Oleh karena
itu, disusunlah ASEAN Charter yang akan menjadi pedoman. Setelah melalui
proses panjang, pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-13 di Singapura tahun
2007, negara-negara anggota ASEAN telah menandatangani Piagam ASEAN. Wadah
kerjasama negara-negara Asia Tenggara yang berdiri sejak 8 Agustus 1967 itu
kini memiliki jati diri baru yaitu sebagai subyek hukum. ASEAN juga menjadi
institusi yang memiliki akuntabilitas dan sistem kepatuhan tertentu, dan
sebagai komunitas bersama di wilayah ekonomi, politik, keamanan, dan juga
sosial kebudayaan.
ASEAN, sebagai wadah negara-negara atau organisasi regional
kawasan Asia Tenggara telah memiliki dasar hukum bersama, yaitu melalui Piagam
ASEAN yang diberlakukan mulai dari bulan Desember 2009, ini dijadikan sebuah
tanggung jawab ASEAN untuk mematuhi peraturan dan ketentuan-ketentuan yang
telah disepakati pada KTT ASEAN.
Adanya Piagam ASEAN secara organisatoris akan membuat negara
anggota ASEAN relatif akan lebih terikat kepada berbagai kesepakatan yang telah
dibuat ASEAN. Secara teoretis, piagam itu akan semakin mempermudah kerja sama
yang dibuat ASEAN dengan mitra-mitra dialognya. Jika pada masa lalu mitra ASEAN
terkadang mengeluh bahwa kesepakatan yang telah dibuat dengan ASEAN ternyata
hanya dilaksanakan dan dipatuhi oleh beberapa negara anggota ASEAN, kini
kekhawatiran itu bisa dikurangi.
Pejabat yang pernah
menjadi Sekretariat Jenderal Sekretariat ASEAN adalah sebagai berikut :
- HR. Dharsono Indonesia (1977-1978)
- Umarjani Notowijono Indonesia (1978-1979)
- Datok Ali Bin Abdullah Malaysia (1979-1980)
- Narciso G Reyes Filipina (1980-1982)
- Chan Kai Yu Singapura (1982-1984)
- Pan Wannamethee Thailand (1984-1986)
- Roderick Yong Brunai Darusalam (1986-1989)
- Rusli Noor Indonesia (1989-1993)
- Datok Ajit Singh Malaysia (1993-1998)
- Rodolf Certeza Severio, Jr Filipina (1998-2002)
- Ong Keng Yong Singapura (2003-sekarang)
- HR. Dharsono Indonesia (1977-1978)
- Umarjani Notowijono Indonesia (1978-1979)
- Datok Ali Bin Abdullah Malaysia (1979-1980)
- Narciso G Reyes Filipina (1980-1982)
- Chan Kai Yu Singapura (1982-1984)
- Pan Wannamethee Thailand (1984-1986)
- Roderick Yong Brunai Darusalam (1986-1989)
- Rusli Noor Indonesia (1989-1993)
- Datok Ajit Singh Malaysia (1993-1998)
- Rodolf Certeza Severio, Jr Filipina (1998-2002)
- Ong Keng Yong Singapura (2003-sekarang)
Tugas dari sekretariat ASEAN pada saat ini adalah selain
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Sidang
Tahunan para Menteri Luar Negeri dan Standing Committee juga juga bertugas
menyelaraskan, memperlancar serta memonitor kemajuan pelaksanaan kegiatan ASEAN
dan bertindak sebagai badan administrative untuk membantu peningkatan
implementasi secara efektif proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan ASEAN.
Secretariat ASEAN juga berfungsi sebagai jalur komunikasi resmi antara ASEAN
dengan organisasi-organisasi regional/Internasional.
Lembaga-lembaga Asean terutama adalah Konferensi Tingkat Tinggi,
Konferensi Menteri Luar Negeri, Komite Tetap, Konferensi Menteri Ekonomi dan
konferensi-konferensi menteri lainnya, Sekretariat, komite khusus serta
lembaga-lembaga non pemerintah dan semi pemerintah. KTT adalah badan pengambil
keputusan tertinggi Asean yang bersidang sekali setiap tahun. Konferensi
Menteri Luar Negeri adalah badan penyusun kebijakan dasar Asean yang mengadakan
sidang secara bergilir setiap tahun di negara-negara anggota. Komite Tetap
terutama membahas politik luar negeri Asean dan melaksanakan program kerjasama
yang konkret.
N.
HYMNE ASEAN
“The ASEAN Way” adalah himne yang menjadi simbol Perhimpunan
Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Penciptanya adalah Payom Valaiphatchra,
dan aransemen dibuat oleh Kittikhun Sodpraset. Lagu ini terpilih melalui proses
seleksi 99 lagu dari seluruh negara anggota ASEAN oleh tim juri beranggotakan
13 orang (sepuluh orang mewakili setiap negara anggota plus tiga orang dari
Cina, Jepang, dan Australia) yang ditunjuk oleh Sekretariat Jenderal ASEAN.
Raise our flag
high, sky high
Embrace the pride in our heart
ASEAN we are bonded as one
Look’in out to the world
For peace, our goal from the very start
And prosperity to last
Embrace the pride in our heart
ASEAN we are bonded as one
Look’in out to the world
For peace, our goal from the very start
And prosperity to last
We dare to dream we care to share
Together for ASEAN
we dare to dream
we care to share for it’s the way of ASEAN
Together for ASEAN
we dare to dream
we care to share for it’s the way of ASEAN
- Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN sebagai pengambil keputusan utama, yang akan memberikan policy-guidances. KTT diselenggarakan minimal 2 kali setahun;
- Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council) yang terdiri dari para Menteri Luar Negeri ASEAN dengan tugas mengkoordinasi Dewan Komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils);
- Dewan Komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils) dengan ketiga pilar komunitas ASEAN yakni Dewan Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community Council/ APSCC), Dewan Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC), dan Dewan Komunitas Sosial-Budaya (ASEAN Socio-Cultural Community Council/ASCC).
- Badan-badan Sektoral tingkat Menteri (ASEAN Sectoral Ministerial Bodies).
- Komite Wakil Tetap (Committee of Permanent Representatives) yang terdiri dari Wakil Tetap negara ASEAN, pada tingkat Duta Besar dan berkedudukan di Jakarta.
- Sekretaris Jenderal ASEAN, yang dibantu oleh 4 (empat) orang Wakil Sekretaris Jenderal dan Sekretariat ASEAN.
- Sekretariat Nasional ASEAN yang dipimpin oleh pejabat senior untuk melakukan koordinasi internal di masing-masing negara ASEAN.
- ASEAN Human Rights Body,yang akan mendorong perlindungan dan promosi HAM di ASEAN.
- Yayasan ASEAN (ASEAN Foundation), yang akan membantu Sekjen ASEAN dalam meningkatkan pemahaman mengenai ASEAN, termasuk pembentukan identitas ASEAN.
Post a Comment for "Makalah ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara"
Post a Comment